07 April 2011

Tidak Ada Persaudaraan Antara Islam Dengan orang Kafir (Non Islam)

Segala puji bagi Alloh swt semata, shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad saw yang tidak ada nabi setelahnya.
Telah terbit sebuah berita pada lembaran Ukadz No. 3031 tanggal 27/8/1394 H, berkaitan dengan pelaksanaan sholat Jum’at di Masjid Qurthubah, disebutkan padanya bahwa pera-yaan tersebut dilakukan setelah mendapat persetujuan untuk membentuk jalinan persaudaraan dan kasih sayang antara anak-anak dua agama yaitu Islam dan Masehi (Nasrani).
Sebagaimana pula disebutkan dalam lembaran Ahkbar ‘Alam Islamy no. 395 yang terbit tanggal 29/8/1394 H, sebagai berikut “Tidak ragu lagi bahwa amalan ini merupakan wujud keluwesan Islam dan bahwa agama itu satu”, menunjukan bahwa tidak ada persaudaraan dan kecintaan antara Islam dan kafir, akan tetapi kecintaan dan persaudaraan itu hanya ada antara muslimin itu sendiri, dan juga tidak ada persatuan antara agama Islam dan Nasrani.
Sebab agama Islam adalah agama yang benar yang wajib bagi segenap penduduk bumi yang mukalaf untuk mengikutinya. Adapun agama Nasrani adalah agama kufur dan kesesatan berdasarkan nash Al-qur’an. Diantara dalil tersebut adalah Firman Alloh swt
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” {Qs. Al-Hujurat (49) : 10}.
Dan juga firman-Nya “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja. ...” {Al-Mumtahanah (60) :4}.
Dan firman-Nya “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Alloh telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya su-ngai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Alloh ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mere-ka itulah golongan Alloh. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Alloh itulah golongan yang beruntung.” {Al Mujaadilah (58) : 22}.
Dalam surat At Taubah (9): 71 “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. ...” dan Firman-Nya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.:” {Qs. Al Maidah (5) : 51}.
Dan firman-Nya “Sesungguhnya agama yang (diterima) di sisi Alloh adalah Islam)...” {Qs. Ali Imran (3) : 19} dan “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” {Qs. Ali Imran (3) : 85}.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Alloh itu ialah Al Masih putra Maryam...” {Qs. Al Maidah (5) : 72} dan “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Alloh salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa” {Qs. Al Maidah (5) : 73}. dan firman-Nya: “Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?, Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mere-ka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak me-ngadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” {Qs. Al Kahfi (18) : 103-105}.
Adapun sabda Nabi ? dalam hadits yang diriwayatkan Muslim “Seorang muslim itu saudara terhadap muslim lainnya maka tidak boleh mendzaliminya, merendahkannya dan tidak juga menghinakan dan mendustakannya”
Dalam ayat-ayat dan hadits ini menunjukan dalil yang jelas bahwa persaudaraan dan kasih sayang hanya terjadi diantara orang mukmin sendiri.
Adapun terhadap kaum kuffar maka wajib untuk membenci dan memusuhi mereka karena Alloh swt, dan diharamkan menjadikan pelindung dan penolong bagi mereka sampai mereka beriman kepada Alloh ? saja dan mereka meninggalkan kekafiran dan kesesatannya,
sebagaimana ditunjukan di ayat ter-akhir bahwa agama yang benar adalah Islam yang dengan agama itu Alloh swt mengutus Nabi-Nya Muhammad saw dan demikian juga para rasul yang lainnya, dan ini adalah makna sabda Nabi ? “Kami para nabi, agama kami satu“ (HR. Bukhari).
Adapun agama-agama yang lainya baik itu Yahudi, Nashrani, atau yang lainya, semuanya adalah bathil tidak ada sedikitpun kebenaran di dalamnya. Dan sungguh telah datang syariat nabi kita yang sempurna, tidak ada yang lebih sempurna darinya, karena merupakan syariat yang mencakup seluruh penduduk bumi, adapun yang selainnya (syari’at Islam pada nabi Isa as dan Musa as) maka syariatnya bersifat khusus dan telah dihapus dengan syariat Muhammad saw yang merupakan sesempurna-sempurnanya dan menyeluruhnya syariat, dan paling bermanfaat bagi seorang hamba bagi kehidupan dunia ataupun akhiratnya, sebagaimana firman Alloh swt menceritakan kepada Nabi-Nya
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang...” {Qs. Al Maidah (5) : 48}.
Alloh swt telah mewajibkan bagi segenap pribadi mukallaf di seluruh penduduk bumi untuk mengikuti agama ini dan berpegang teguh dengannya sebagaimana firman-Nya “...Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepada-nya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” {Qs. Al A’raf (7) : 157}.
Kemudian Alloh swt berfirman setelahnya “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. {Qs. Al A’raf (7) : 158}.
Dan Alloh swt mendiadakan keimanan terhadap orang yang tidak berhukum kepadanya “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima de-ngan sepenuhnya” {Qs. Al Nisa (4) : 65}.
Kemudian Alloh swt menghukumi kafir dan syiriknya Yahudi dan Nasrani karena mereka menisbatkan adanya anak bagi Alloh swt, serta mereka menjadikan pendeta-pendetanya sebagai tuhan-tuhan selain Alloh swt dengan firman-Nya : “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Alloh” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Alloh”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Alloh-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?. Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Alloh, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. Mere-ka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Alloh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alloh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. {Qs. At Taubah (9) : 30-33}.
Kalau seandainya dikatakan bahwa peraya-an ini dipandang sebagai perwujudan hubungan kerjasama antara dua agama dalam hal-hal yang memberikan manfaat bagi keduanya, niscaya hal itu adalah hal yang diutamakan (dalam Islam) dan tidak larangan padanya. Maka wajib untuk saling memberikan nasihat bagi Alloh, hamba-hamba-Nya, dan saya memandang perlu untuk diberikan perhatian dalam masalah ini karena perkaranya sangat besar yang terkandang mengacaukan segenap manusia.
Mudah-mudahan Alloh swt memberikan taufiq kepada kami dan kepada segenap muslimin untuk selalu dapat menjalin ukhuwah yang jujur dalam agama Alloh swt, saling berkasih sayang padanya dan karena-Nya. Dan mudah-mudahan Alloh swt memberikan hidayah kepada segenap manusia untuk masuk ke dalam agama Alloh swt yang dengan agama ini Alloh swt mengutus Nabi Muhammad ?, berpegang teguh dengan agama ini serta berhukum dengan nabinya, dan menolak segala perkara yang menyelisihinya, karena dengan sebab itu akan mendatangkan kebahagiaan yang abadi dan keselamatan di dunia dan akhirat, sebagaimana pula dalam syariat ini bisa menuntaskan segala problema baik di masa sekarang maupun akan datang, seseungguhnya Alloh Maha Penderma lagi Maha Mulia, shalawat dan salam semoga tercurah atas Hamba dan Utusan-Nya Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya.

Penulis : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar