27 April 2011

Wajibnya Mencintai dan Mengutamakan Shohabat

Seorang muslim wajib mencintai para shohabat Rosululloh dan keluarganya (ahlul bait) beserta keutamaan mereka dibandingkan dengan kaum muslimin lainnya. Para shohabat berbeda-beda dalam keutamaan dan ketinggian derajat berdasarkan siapa yang lebih dahulu masuk Islam.

Para shohabat yang paling utama adalah Khulafa ar-Rosyidin; Abu Bakar, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Tholib. Kemudian sepuluh shohabat yang mendapat kabar gembira masuk surga. Mereka –sepuluh orang sahabat- adalah empat orang dari Khulafa ar-Rasyidin, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bi Abi Waqqash, Said bin Zaid, Abu Ubaidah Amir bin al-Jarrah dan Abdurrahman bin Auf. Kemudian para shahabat yang ikut dalam Perang Badar.

Selain itu para shohabat yang mendapat kabar gembira dengan surga selain para shahabat yang sepuluh, seperti Fathimah az-Zahra beserta kedua anaknya; Hasan dan Husain, Tsabit bin Qais, Bilal bin Rabah dan yang lainnya. Kemudian para shohabat yang ikut dalam Baiatur Ridwan. Jumlah mereka sebanyak seribu empat ratus shohabat. Alloh ridho kepada mereka semua.

Etika terhadap para Shohabat Rosululloh serta keluarganya :
1. Mencintai mereka sebagaimana Alloh dan Rosululloh juga mencintai mereka, karena Alloh telah memberitahukan bahwa Dia mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٥٤)


“…Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela…” {Qs. Al-Maidah (5) : 54}.

Alloh juga memberitahukan tentang sifat-sifat mereka:

“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. ..” {Qs. Al-Fath (48) : 29}.

Rosululloh bersabda:

“(Takutlah kepada) Alloh, (takutlah kepada) Alloh dalam bersikap terhadap para shohabatku, janganlah kalian mencemarkan kehormatan mereka setelahku. Barangsiapa yang mencintai mereka, maka dengan kecintaanku, aku mencintai darinya. Barangsiapa yang membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku membencinya. Barangsiapa yang menyakiti mereka, maka ia telah menyakitiku. Barangsiapa yang menyakitiku, maka ia telah menyakiti Alloh. Dan barangsiapa yang menyakiti Alloh, maka Alloh akan segera mengambilnya (menghukumnya).” (HR. Tirmidzi (3862), hasan).


2. Beriman pada keutamaan mereka atas seluruh kaum muslimin.

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. {Qs. At-Taubah (9) : 100}.

Rosululloh telah bersabda;

“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Karena jika salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, maka amalnya tersebut tidak akan bisa menyamai infak mereka meski hanya satu mud atau setengahnya.” (HR. Abu Dawud (4658) dengan sanad hasan).


3. Mempunyai pandangan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq adalah shohabat Rosululloh yang paling utama daripada shohabat lainnya.

Sedangkan para sahabat yang memiliki keutamaan berikutnya adalah Umar bin Khoththob, kemudian Utsman bin Affan kemudian Ali bin Abi Tholib.

Rosululloh bersabda;

“Seandainya aku menjadikan teman pilihan dari umatku, maka aku akan memilih Abu Bakar. Namun, ia adalah saudara sekaligus shohabatku.” (HR. al-Bukhori (1/126))

Ucapan Ibnu Umar ,

“Kami pernah berkata, sedangkan ketika itu Rosululloh masih hidup, ‘(Shohabat terbaik) adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali. Ucapan itu disampaikan kepada Nabi Muhammad dan beliau tidak mengingkarinya.” (HR. Abu Dawud (4628))

Ali juga mengatakan,

“Orang terbaik umat ini setelah Nabi Muhammad adalah Abu Bakar , kemudian Umar bin Khoththob . Seandainya aku berkehendak, aku akan menyebut nama yang ketiga, yaitu Utsman .” (dalam kitab Kanzul Ummal (32684), (36139))


4. Menetapkan keutamaan mereka, dan mengakui kelebihan-kelebihan mereka. Seperti sabda Rosululloh tentang kelebihan-kelebihan Abu Bakar, Umar, dan Utsman terhadap gunung Uhud. Gunung Uhud yang bergetar bersama para shohabat yang berada di atasnya;

“Diamlah wahai gunung Uhud, sesungguhnya padamu ada seorang nabi, ash-Shiddiq (Abu Bakar) dan dua orang yang syahid (Umar dan Utsman).”

Sabda Rosululloh terhadap Ali :

“Tidakkah kamu ridho, posisi kamu dariku seperti posisi Harun dari Musa ”

Rosululloh bersabda:

“Fathimah merupakan tuan wanita surga.”

Sabda Rosululloh kepada Zubair bin Awwam:

“Sesungguhnya setiap nabi mempunyai hawari (penolong). Sedangkan penolongku adalah Zubair bin Awwam.”

Sabda Rosululloh tentang Hasan dan Husain:

“Ya Alloh, cintailah keduanya, karena sesungguhnya aku mencintai keduanya.”

Sabda Rosululloh kepada Abdullah bin Umar:

“Sesungguhnya Abdullah adalah seorang laki-laki yang sholeh.” (HR. Bukhori (5/31), (9/47, 51))

Sabda Rosululloh kepada Zaid bin Haritsah:

“Engkau adalah saudaraku sekaligus budak yang kami bebaskan.” (HR Bukhori (3/232), (5/29, 180))

Sabda Rosululloh kepada Ja’far bin Abi Tholib:

“Engkau menyerupaiku dalam bentuk dan akhlak.” (HR. al-Bukhori).

Sabda Rosululloh terhadap Bilal bin Rabah:

“Aku mendengar suara sandalmu di hadapanku dalam surga.”

Sabda Rosululloh tentang Salim Maula Abi Hudzaifah, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab dan Muadz bin Jabal:

“Belajarlah al-Qur’an dari empat orang; Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab dan Muadz bin Jabal.” (HR. Bukhori)

Sabda Rosululloh tentang Aisyah : “Keutamaan Aisyah dari seluruh perempuan adalah seperti keutamaan Tsarid (roti dan daging yang diremuk dan direndam dalam kuah) dari seluruh jenis makanan.” (HR Bukhori: 5419).

Sabda Rosululloh tentang golongan Anshor: “Seandainya orang-orang anshor berjalan di lembah atau bukit, maka aku akan berjalan di lembah orang-orang anshor. Dan seandainya tidak karena hijrah, tentulah aku menjadi salah seorang dari kalangan Anshor.” (HR. Bukhori).

“Tidak ada orang yang mencintai orang-orang anshor, kecuali orang mukmin. Dan tidak ada orang yang membenci orang-orang anshor, ke-cuali orang munafik. Barangsiapa yang mencintai mereka, maka Alloh mencintainya. Dan barangsiapa yang membenci mereka, maka Alloh membencinya.” (HR Bukhori).

Sabda Rosululloh tentang Sa’ad bin Muadz:

“Arsy bergetar karena kematian Sa’ad bin Muadz.” (HR. Bukhori: 3803).

Keutamaan Usaid bin Hudhair, yaitu ketika bersama salah seorang shohabat di rumah Rosululloh pada malam yang gelap gulita. Ketika keduanya keluar, tiba-tiba ada cahaya yang muncul dihadapan mereka yang menuntun mereka berjalan. Ketika keduanya berpisah, cahaya tersebut ikut terpisah menyertai masing-masing dari keduanya.” (Kisah dalam Shohih al-Bukhori: 3805).

Sabda Rosululloh kepada Ubay bin Ka’ab,

“Sesungguhnya Alloh memerintahkan kepadaku untuk membacakan ayat kepadamu: Dia tidak termasuk orang-orang kafir dari ahli kitab…” Ubay berkata, ‘Apakah Dia menyebut namaku?’ Rosululloh menjawab, ‘Ya’. Lalu Ubay menangis. (HR. Imam Ahmad (3/130).

Sabda Rosululloh tentang Khalid bin Walid:

“Dia adalah pedang dari pedang-pedang Alloh yang terhunus.” (HR. al-Bukhori)

Sabda Rosululloh tentang Hasan:

“Anakku ini adalah pemimpin. Semoga Alloh melalui Hasan dapat mendamaikan dua golongan kaum muslimin.” (HR. al-Bukhori)

Sabda Rosululloh tentang Abu Ubaidah:

“Setiap umat memiliki seorang yang terpercaya. Dan sesungguhnya orang yang terpercaya oleh kita, wahai kaum muslimin, adalah Ubu Ubaidah bin al-Jarroh.” (HR. Bukhori)


5. Menjauhkan diri dari mengungkit kesalahan mereka serta berdiam diri dari perselisihan yang terjadi antara mereka.

Demikian itu berdasarkan sabda Rosululloh:

“Janganlah kalian mencela shohabat-shohabatku…”

“Janganlah kalian mencemarkan kehormatan mereka setelahku…”

“Barangsiapa yang menyakiti mereka, maka ia telah menyakitiku. Barangsiapa yang telah menyakitiku, maka ia telah menyakiti Aloh. Dan barangsiapa yang telah menyakiti Alloh, maka tidak lama lagi Alloh akan mengambilnya (menghukumnya).”


6. Beriman pada kehormatan para istri Rosululloh dan bahwa mereka adalah para wanita yang suci dan disucikan serta mencari keridhoan mereka.

Ia memandang bahwa di antara para istri Rosululloh yang paling utama adalah Khodijah binti Khuwailid dan Aisyah binti Abu Bakar. Demikian itu berdasarkan firman Alloh :

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya dan ibu-ibu mereka…” {Qs. al-Ahzab (33) : 6}
------------------------------------------------------


Disarikan dari Kitab Minhaj al-Muslim, oleh Abu Bakar Jabir al-Jazairi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar