28 April 2011

Tahun Baru Masehi Bagian dari Perayaan Natal

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦)

“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua-nya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” {Qs. Al-Isro’(17): 36}

Tahun baru masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari merupakan salah satu hari raya umat Kristiani (agama Kristen) yang paling banyak dirayakan oleh umat-umat lain di seluruh dunia. Walau umat Islam memiliki tahun barunya sendiri yang disebut tahun baru Hijriyah (catatan: umat Islam tidak boleh merayakannya), umat Konfusian merayakan tahun baru Imlek, umat Hindu Bali merayakan tahun baru saka, demikian pula dengan agama-agama dan kepercayaan lain, namun untuk tahun baru Masehi, semuanya sepertinya sepakat untuk bersama-sama merayakannya.

Di Indonesia dan juga di seluruh dunia, tiap tahun memasuki bulan Desember, seluruh pelosok kota-kota besar berbenah mempercantik diri. Bola lampu warna-warni dipasang menerangi jalan, hotel-hotel memasang lampu hias bertuliskan “Merry Christmas and Happy New Year”, toko-toko, supermarket, café, diskotik, semua tempat agaknya tak mau ketinggalan dalam moment yang satu ini. Tukang-tukang terompet mulai memenuhi tiap sudut jalan menjajakan terompet aneka bentuk dan warna. Tukang balon pun tak mau kalah.

Teve-TV pun mengemas beragam acara khusus menyambut saat pergantian tahun. Sejak sore hari, di penghujung Desember, jalan-jalan telah dipenuhi anak-anak kaula muda yang berlalu-lalang dengan terompetnya.

Kian malam suasana kian meriah,. Tepat jam 00.00, udara dipenuhi dengan hingar bingar suara terompet, klakson dan petasan. Tak jarang, di langit pun meriah bertabur cahaya kembang api. Ini terjadi dimana-mana. Sa-ngat jarang ada anak muda yang tidak peduli dengan perayaan yang satu ini. Mereka semua senang, semua bahagia.

Sungguh sangat mengkhawatirkan….


Natal dan Tahun baru dalam Agama Masehi

Perayaan tahun baru Masehi tidak bisa lepas dari perayaan Hari Natal, 25 Desember. Orang-orang Romawi setelah merayakan hari Brumalia yang berupa hari penyembahan Dewa Matahari, pada tanggal 1 Januari mera-yakan hari perpisahan dengan matahari tua dan penyambutan terhadap Matahari muda.

System penanggalan Masehi juga disebut sebagai Kalender Gregorian. Kalender Gregorian merupakan system penanggalan yang paling banyak digunakan di dunia Barat. Ka-lender Gregorian sebenarnya merupakan refisi dari kalender Julian. Ia pertama kali diusulkan oleh Doktor Aloysius Lilius, dari Napoli, Italia, dan dituruti oleh Pope Gregory XIII pada tanggal 24 Februari 1582.

Kalender ini dibuat karena sistem penanggalan kalender Julian dinilai kurang tepat, sebab permulaan musim bunga (21 Maret) semakin maju sehingga perayaan Easter yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 Masehi tidak tepat lagi.


Perbedaan dengan Kalender Julian

Satu tahun dalam Kalender Julian berlangsung selama 365.25 hari. Namun, karena rotasi bumi terhadap matahari hanya berlangsung selama 365.2422 hari, maka setiap satu millennium, kalender Julian akan berlebih 7 hingga 8 hari. Masalah ini kemudian diperbaiki dengan adanya kalender Gregorian dengan dicantumkannya hari-hari lompat di bulan-bulan tertentu.

Pada kalender Julian, setiap tahun yang boleh dibagi dengan 4 merupakan tahun lompat. Tetapi pada kalender Gregorian, ini tahun yang boleh dibagi dengan 100 hanya dianggap sebagai tahun lompat, jika tahun ini juga boleh dibagi dengan 400. Contohnya, tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun lompat. Tetapi tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun lompat. Dengan ini kalender Gregorian mempunyai 365.2425 hari setahun.

Setelah Kalender Gregorian diberlakukan, tidak semua Negara mau memakainya. Baru beberapa abad kemudian, hampir semua Ne-gara barat memakainya. Rusia misalnya, baru memakai pada tahun 1918, sehingga Revolusi Komunis Rusia yang sekarang diperingati setiap tanggal 7 November, dalam sejarah tepat disebut sebagai Revolusi Oktober. Walau demikian masih saja ada kelompok yang memakai kalender Julian. Gereja Timur atau Gereja Ortodoks Syiria misalkan.

Sejak tanggal 1 Januari 1622, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai permulaan tahun. Sebelumnya, disetiap Negara Eropa tahun barunya berbeda-beda. Sejak itu perayaan tahun baru 1 Januari dirayakan secara meriah dan menjadi bagian dari peribadatan agama Kristen.

Di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Katolik berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja, sang Dewa Laut.

Seperti halnya di Brazil, orang-orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka sa-ling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan satu lagi menghadap ke belakang).

Di Jerman, terdapat kepercayan yang menyatakan kalau mereka makan sisa hidangan pesta perayaan Tahun Baru di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh.

Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa (Christendom), tahun baru Masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen juga sering diistilahkan dengan sebutan agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Tahun Baru Masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari jelas merupakan bagian dari hari raya umat Kristen. Dengan mengikuti perayaan ini, seperti juga jika mengikuti perayaan Natal, Valentine Day, ataupun yang lainnya, dengan disadari atau tidak, diakui atau tidak, siapa-pun yang mengikutinya berarti telah me-ngakui Yesus sebagai Tuhannya.

Islam sebagai agama yang lengkap telah memiliki system penanggalanya sendiri yang disebut sebagai kalender Hijriyah, yang bermula dari peristiwa hijrah nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Tanggal 1 Muharrom adalah hari tahun barunya umat Islam. Namun walaupun demikian, umat Islam tidak boleh merayakan tahun baru Hijriyah (tidak disyariatkan untuk diperi-ngati). sebab ummat Islam hanya memiliki 2 hari raya tahunan, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.


Nama Dewa dalam Kalender Masehi atau Gregorian

Dalam system penanggalan kalender masehi atau Gregorian, satu tahun terdiri dari dua belas bulan. Kentalnya hubungan antara kalender masehi dengan kepercayaan paganisme (penyembah berhala) bangsa romawi bisa dilihat dari nama-nama bulan yang dipergunakan. Berikut daftar keduabelas nama bulan tersebut:

*Januari, merupakan bulan pertama dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa janus, dewa bermuka dua, yang satu menghadap ke depan dan yang satunya lagi menghadap ke belakang. Dewa janus juga disebut dewa pintu.

*Februari, merupakan bulan kedua dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa februus, dewa penyucian.

*Maret, merupakan bulan ketiga dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa mars, dewa perang. Pada asalnya, maret merupakan bulan pertama dalam kalender romawi, lalu pada tahun 45 SM, Julius Caesar menambahkan bulan januari dan februari di depannya sehingga menjadi bulan ke tiga.

*April, berasal dari nama Dewi aprilis, (atau latinnya; Aperire yang berarti membuka). Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga di mana kelopak kelopaknya mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, Dewi cinta orang Romawi.

* Mei, berasal dari nama Dewi kesuburan bangsa Romawi, Dewi Maia.

* Juni, berasal dari nama Dewi Juno.

* Juli, di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut bulan Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa latin, karena kalender Romawi pada awalnya menempatkan Maret sebagai bulan pertama.

* Agustus, berasal dari nama Kaisar Augustus. Pada awalnya, ketika Maret masih menjadi
bulan pertama, Agustus menjadi bulan ke enam dengan sebutan Sextilis.

*September, dalam bahasa latin yaitu septem yang berarti tujuh. (merupakan bulan ketujuh pada kalender Romawi sampai tahun 153 SM).

* November, berasal dari bahasa latin yaitu novem, artinya Sembilan.

*Desember, merupakan bulan ke dua belas atau terakhir dalam kalender masehi. Bulan ini berasal dari bahasa latin yaitu Decem, yang artinya adalah sepuluh. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

saudaraku kaum muslimin,...

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu An Nadhr berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Tsabit berkata, telah menceritakan kepada kami Hassan bin Athiyah dari Abu Munib Al Jurasyi dari Ibnu Umar ia berkata, “Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa bertasyabuh (meniru-niru) dengan suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” {HR. Abu Daud Hadits No - 3512}.


Referensi :

Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween So What?, Pustaka al-Kautsar, Rizki Ridyasmara.

-------------------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar