“Jauhilah iri dengki. Karena sesungguhnya iri dengki itu akan memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud).
Iri adalah dosa yang pertama kali dilakukan dilangit, yaitu irinya Iblis kepada Adam as. Juga dosa yang pertama kali dilakukan di bumi, yaitu irinya anak Adam kepada saudaranya hingga ia tega membunuhnya.
Iri adalah kesedihan yang mendalam lantaran kelebihan/ kebaikan yang dimiliki seseorang. Iri berbeda dengan munafasah (persai-ngan). Sebab persaingan adalah keinginan untuk menjadi sama dengan obyek iri hati tanpa disertai unsur untuk mencelakakannya. Sementara iri hati semuanya dikerahkan untuk mencelakakannya. Karena tujuannya adalah melenyapkan kebaikan / kelebihan yang dimiliki orang tersebut.
Sebagaimana Rosululloh saw pernah bersabda:
“Orang mu’min itu yaghbith (berkeinginan untuk sama). Sedangkan orang munafik itu yahsud (iri dengki).”
Iri memiliki 3 (tiga) pengantar.
Pertama, Kebencian. Ia sedih terhadap kelebihan yang terlihat dalam diri seseorang atau kebaikan yang mendapat pujian. Iri ini menimbulkan dendam kebencian.
Pertama, Kebencian. Ia sedih terhadap kelebihan yang terlihat dalam diri seseorang atau kebaikan yang mendapat pujian. Iri ini menimbulkan dendam kebencian.
Dua, Menampakkan kelebihan seseorang untuk melemahkannya. Ia tidak menyukai kemajuan yang dimilikinya juga kekhususannya. Iri jenis ini adakalanya Nampak seperti munafasah (persaingan). Namun sebenarnya ia berbeda. Memang ia Nampak berusaha untuk menjadi sama, tapi itu dilakukan untuk menghancurkannya.
Tiga, orang yang bakhil dengan semua kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia. Inilah tingkatan iri yang paling jahat dan parah. Sebab meskipun ia telah dikarunia Alloh swt kelebihan –-bahkan lebih banyak-- , ia tetap saja iri (tidak rela) bila Alloh swt berkenan memberikan kelebihan kepada orang lain atau orang-orang yang dikehendakiNya.
Inilah orang yang hari-harinya tersiksa dan tersibukkan dengan kelebihan-kelebihan orang lain.
Penyakit iri memang sangat berbahaya, kebaikan yang kita susun dengan jerih payah bisa lenyap begitu saja, hanya karena iri hati itu ada pada diri kita. Untuk melenyapkannya, salah satunya adalah dengan mengucapkan salam. Sebab ucapan salam bisa menumbuhkan rasa saling mencintai. Dan saling mencintai itu bisa melenyapkan iri hati. Sebagaimana sabda Rosululloh saw: “Telah merayap kepada kalian penyakit umat-umat terdahulu. Ia adalah pemangkas. Pemangkas dien (agama) dan bukan pemangkas rambut. Demi yang jiwa Muhammad berada dalam tanganNya, kalian semua tidaklah beriman, sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang apabila kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Rosululloh saw bersabda: “sebarkanlah salam diantara kalian”. (HR Muslim).
Wallohu A’lam bish-Showab.
(Disarikan dari Adabud Dunya Wad Dien, al-Mawardi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar