23 April 2011

Wudhu

Saudaraku... Jangan pernah kita menganggap suatu amalan yang tidak disyari’atkan atau amalan keburukan sekecil apapun, kita anggap remeh, karena sekecil apapun amal keburukan, jika kita lakukan, pasti akan memperberat timbangan amal keburukan kita. Sebaliknya, jangan pernah kita menganggap, sekecil apapun amalan yang disyari’atkan Alloh swt itu kecil atau remeh, karena sekecil apapun amalan kebaikan, jika dilakukan (tentunya dengan ikhlas dan ittiba’), pasti akan memperberat timbangan amal kebaikan kita.

Salah satunya adalah wudhu. Ternyata, dibalik amalan yang banyak dianggap remeh ini tersembunyi keagungan yang luar biasa, jika dilakukan dengan ikhlas dan mencontoh Nabi saw. Banyak amalan-amalan peribadatan yang diperintahkan untuk berwudhu terlebih dahulu, bahkan menjadi syarat sahnya ibadah yang sangat agung seperti sholat. Yang jika tidak dilakukan maka keagungan ibadah yang terkandung dalam sholat tersebut akan sirna dan tidak akan diterima.

Nah, berangkat dari sinilah maka kami me-nyajikan materi wudhu ini, mulai dari makna, pen-syari’at-annya, keutamaannya sampai bagaimana tata cara berwudhu yang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rosululloh saw. Sehingga kita bisa lebih mengetahui dan yakin akan agungnya amalan wudhu ini.

Berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat dan dapat menambah keilmuan kita semua.


A. Definisi Wudhu

Wudhu adalah pekerjaan menggunakan atau mengambil jenis air (yang suci) untuk mencuci anggota-anggota tertentu yaitu anggota badan wudhu yang disyari’atkan Alloh swt.


B. Dalil Disyariatkannya Wudhu

Dalil pensyariatan wudhu terdapat pada al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma’,


1. Dalil al-Qur’an

Firman Alloh swt

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٦)


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, …” {Qs. Al-Maidah (5) : 6}.


2. Dalil as-Sunnah

Rosululloh saw bersabda, “Alloh tidak menerima sholat salah seorang di antara kalian apabila berhadats, hingga ia berwudhu” (HR. Bukhori-Muslim).

Beliau saw juga bersabda, “Kunci pembuka sholat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir dan tahlilnya adalah salam” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dengan sanad Shohih)


3. Dalil Ijma’

Kaum muslimin telah bersepakat dalam menetapkan disyari’atkannya wudhu sejak masa Rosululloh  sampai sekarang.


C. Keutamaan Wudhu

Setiap syari’at yang Alloh swt turunkan pasti tidak ada yang namanya sia-sia, termasuk wudhu, sekalipun ringan untuk dilakukan oleh hamba-Nya ternyata memiliki keutamaan-keutamaan yang luar biasa, diantara-nya, Rosululloh saw bersabda:

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian beberapa perkara yang dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat kalian? ‘Mau ya Rosululloh’, ujar para shohabat. Beliau saw pun bersabda, (yaitu) menyempurnakan wudhu dalam keadaan sulit, memperbanyak langkah ke masjid (untuk sholat berjama’ah) dan menunggu sholat sesudah mengerjakan sholat, yang demikian itu adalah sama dengan berjaga-jaga di front (garis depan pasukan).” (HR. Muslim).

Beliau saw juga bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu, kemudian menyempurnakannya, niscaya akan keluar dosa-dosa dari tubuhnya, bahkan akan keluar pula dosa-dosa dari bawah kuku-kuku jarinya” (HR. Muslim dan yang lainnya).

Abu Huroiroh ra berkata bahwa Rosululloh saw bersabda: “Apabila seorang hamba muslim atau mu’min berwudhu’, lalu mencuci ke wajahnya, maka keluar dari wajahnya setiap kesa-lahan yang dipandang dua matanya bersama air (atau bersama tetesan air terakhir). Apabila ia mencuci kedua tangannya, niscaya keluar dari kedua tangannya setiap kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama air (atau bersama tetesan air terakhir). Apabila seorang hamba mencuci kedua kakinya, niscaya keluar setiap kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya bersama air (atau bersama tetesan air terakhir). Sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Muslim).


D. Tata Cara Wudhu Rosululloh saw

1. Berniat wudhu, (berupa tekad yang kuat/ kesungguhan) tanpa diucapkan dengan lisan. Rosululloh saw bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niat. Dan seseorang tergantung pada apa yang ia niatkan” (HR. Bukhori-Muslim).

2. Mengucapkan Bismillah. Rosululloh saw bersabda,
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak mengucapkan nama Alloh padanya” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Syaibah).

3. Membasuh kedua telapak tangan.

4. Madhmadhoh (berkumur-kumur) dan Isytinsyaq
(menghirup air ke hidung dengan sekali nafas sampai ke ujung hidung yang paling dalam) serta istintsar (menyembur air dari ujung hidung). Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan atau digabung dengan satu telapak tangan saja, sebanyak tiga kali.

5. Membasuh muka 3X. Hal ini dilakukan mulai dari ujung kepala tempat tumbuhnya rambut (ujung kening) sampai jenggot, termasuk ujung-ujung telinga dan sendi-sendi antara jenggot dan telinga.

6. Membasuh kedua tangan, kanan 3X kemudian dilanjutkan yang kiri 3X. (bukan kanan-kiri, kanan-kiri, tetapi kanan 3X, kemudian kiri 3 X). Mulai dari ujung jari ke siku, diawali dari tangan kanan lalu tangan kiri.

7. Mengusap kepala 1X. Yaitu dengan membasuh kedua tangan terlebih dahulu lalu mengusapkannya dari depan kepala hingga bagian belakangnya, lalu menjalankannya kembali ke depan. Setelah pekerjaan ini selesai, dilanjutkan dengan mengusap kedua telinga 1X dengan air sisa mengusap kepala; yaitu dengan memasukkan kedua telunjuk ke lobang telinga (bagian dalam) sedang kedua ibu jari membasuh bagian luarnya.

8. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki 3X. Mulai dari ujung jari-jari kaki hingga dua mata-kaki, diawali dari kaki kanan 3X lalu kaki kiri 3X.

9. Membaca Do’a
“Asyhadu allaailaahaillalloh wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rusuuluhu, Allohummaj’alnii minattawwabiina waj’alnii minal mutathohhiriin”


E. Hal-hal yang membatalkan Wudhu

1. Apa-apa yang keluar dari dua jalan yaitu qubul dan dubur, meliputi air kencing, tinja, madzi, wadi dan keluar angin baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.

2. Tidur nyenyak. Rosululloh  bersabda, “Mata itu ibarat pengikat dubur, maka barangsiapa yang tidur maka hendaknya ia berwudhu.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad dengan sanad Shohih).

3. Hilang akal, baik karena gila, pingsan, mabuk, ataupun karena pengaruh obat.

4. Menyentuh kemaluan secara langsung, tanpa ada pembatas atau penghalang sedikitpun.

5. Makan daging unta.

6. Murtad (keluar dari Islam).


F. Bukan Sifat Wudhu Nabi saw

Diantara sifat wudhu yang bukan berasal dari Nabi , dan banyak tersebar di masyarakat kita, diantaranya adalah:

• Pada saat niat, mereka biasa melafadzkannya ketika hendak berwudhu dengan ucapan: “Nawaitul wudhua lirofil hadatsil ashgori fardhon lillahi ta’ala” (Hadits Riwayat Siapa?, Ulama mana yang mengajarkan? tunjukkan sumbernya) Mereka beranggap bahwa niat itu harus ditampakkan, agar tidak adanya keraguan dalam amalannya, padahal justru dengan melakukan itu sesungguhnya dia telah membuka pintu keraguan dalam amalnya. Karena dia telah menyelisihi sesuatu yang sudah jelas kebenarannya: yaitu bahwa Nabi saw tidak pernah menampakkan niatnya, dan sudah kita ketahui bersama bahwa Rosululloh saw telah dijamin masuk surga, ini membuktikan bahwa amalan beliau telah diterima oleh Alloh swt.

• Pada saat membasuh kedua telapak tangan, Biasanya mereka membaca: Allohummahfadz yadaaya mimma’ashi kulliha…

• Pada saat berkumur-kumur. Pada saat berkumur biasanya yang dibaca adalah: “Allohumma ainni ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ibada-tika… Wa sabbitni bil qoulis sabit fil hayatid dunya wal akhiroh.

• Ketika menghirup air kedalam hidung, Membaca: Allohumma arihni rooihatal jannah wa anta’ ann roodin.

• Pada saat mengeluarkan air dari hidung, Membaca, Allohumma inni a’udzubika min rowaihin naar was suuiddar.

• Pada saat membasuh muka, Membaca, allohumma bayyidh wajhi binnurika yauma tabyadhu wujuhu aulyaaika…

• Pada saat membasuh tangan kanan, Membaca “Allohumma a’thini kitabi biyamiini wa haasibni hisabay yasiro.

• Pada saat membasuh tangan kiri, Membaca, “Allohumma inni a’udzubika antu’thiyani kitabi bisyimalii au min warooa zohrii.

• Pada saat mengusap rambut kepala, Membaca, “Allohumma ghosyini birohmatika wa anzil ‘alayya min barokaatika…

• Pada saat membasuh kedua telinga, Membaca Allohummaj ‘alnii minalladzina yastami’uunal qoula…

• Pada saat membasuh leher? Membaca Allohumma fukku roqbatii minan nar wa a’udzubika minas salasila wal aghlaal. Dalam gerakan wudhu tidak dikenal yang namanya membasuh leher, ini merupakan perkara yang baru (di ada-adakan).

• Pada saat membasuh kaki kanan, membaca Allohumma tsabit qodamii ‘ala shirothil mustaqim…

• Pada saat membasuh kaki kiri, Membaca: Allohumma inni a’udzubika an tazilla qodamii ‘alas shirothi finnar…

Saudaraku,… bacaan-bacaan diatas memang sekilas terlihat baik, tapi sayang kebaikan tersebut tertutupi dengan keburukannya karena hal ini tidak pernah diajarkan dan di praktekkan oleh Rosululloh saw dan para sahabatnya.

Sekiranya itu baik pasti Rosululloh saw dan para sahabatnya mempraktekkan dan mengajarkannya kepada umatnya.


Referensi : Buletin al-Huda E.50, thn.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar