A. Definisi Sahabat
Kata sahabat mempunyai arti: persahabatan, pertalian atau pertemanan baik sebentar maupun lama. Sebagaimana firman Alloh :
“Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. {Qs. Al Ankabut (29) : 15}.
Pada ayat ini Alloh menamakan ‘Ashabus safinah’, padahal mereka berada di atas perahu hanya selama perjalanan saja, bukan dalam waktu yang lama.
Sedangkan menurut istilah:
‘Orang yang bertemu dengan nabi atau berjumpa dengannya dalam keadaan beriman dan mati tetap dalam keadaan keimanan.’
B. Keutamaan Sahabat Nabi
1. Mereka generasi yang di ridhoi oleh Alloh dan dijamin dengan surga.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lama-nya. Itulah kemenangan yang besar. {Qs. At-Taubah (9) :100}.
2. Mereka generasi terbaik sepanjang umat manusia.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. {Qs. Ali Imran (3) : 110}.
Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia. ... {Qs. Al-Baqarah (2) :143}.
3. Keimanan mereka menjadi barometer suatu keimanan.
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Alloh akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. {Qs. Al-Baqarah (2) : 137}.
C.Sikap Terhadap Para Sahabat.
1. Mencintai mereka dengan tulus dan memuji mereka dengan kebaikan.
Rosululloh bersabda tentang sahabat Anshor:
“Tidak akan mencintai mereka kecuali orang yang beriman.’’(HR.Bukhari).
2. Menjadikan mereka standar beragama baik dalam hal keyakinan, perkataan dan perbuatan.
Rosululloh bersabda:
“Hendaklah kalian berpegang teguh ter-hadap sunnahku dan sunnah khulafar rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, dan berpegang teguhlah kepadanya dan gigtlah dia de-ngan gigi geraham kalian.’’
3. Menyayangi mereka dan meminta ampun untuk mereka.
Alloh berfirman:
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang”. {Qs. Al-Hasyr (59) :10}.
4. Tidak mencelanya atau mengolok-olok mereka.
Rosululloh bersabda:
“Janganlah kalian mencela salah seorang dari sahabatku, seandainya salah seorang berinfaq dengan emas sebesar gunung uhud, niscaya hal itu tidak akan mampu menandingi derajat satu mud dari mereka tidak pula sete-ngahnya.’’ (HR.Bukhari).
Referensi :
Kata sahabat mempunyai arti: persahabatan, pertalian atau pertemanan baik sebentar maupun lama. Sebagaimana firman Alloh :
“Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. {Qs. Al Ankabut (29) : 15}.
Pada ayat ini Alloh menamakan ‘Ashabus safinah’, padahal mereka berada di atas perahu hanya selama perjalanan saja, bukan dalam waktu yang lama.
Sedangkan menurut istilah:
‘Orang yang bertemu dengan nabi atau berjumpa dengannya dalam keadaan beriman dan mati tetap dalam keadaan keimanan.’
B. Keutamaan Sahabat Nabi
1. Mereka generasi yang di ridhoi oleh Alloh dan dijamin dengan surga.
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٠٠)
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lama-nya. Itulah kemenangan yang besar. {Qs. At-Taubah (9) :100}.
2. Mereka generasi terbaik sepanjang umat manusia.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. {Qs. Ali Imran (3) : 110}.
Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia. ... {Qs. Al-Baqarah (2) :143}.
3. Keimanan mereka menjadi barometer suatu keimanan.
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Alloh akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. {Qs. Al-Baqarah (2) : 137}.
C.Sikap Terhadap Para Sahabat.
1. Mencintai mereka dengan tulus dan memuji mereka dengan kebaikan.
Rosululloh bersabda tentang sahabat Anshor:
“Tidak akan mencintai mereka kecuali orang yang beriman.’’(HR.Bukhari).
2. Menjadikan mereka standar beragama baik dalam hal keyakinan, perkataan dan perbuatan.
Rosululloh bersabda:
“Hendaklah kalian berpegang teguh ter-hadap sunnahku dan sunnah khulafar rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, dan berpegang teguhlah kepadanya dan gigtlah dia de-ngan gigi geraham kalian.’’
3. Menyayangi mereka dan meminta ampun untuk mereka.
Alloh berfirman:
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang”. {Qs. Al-Hasyr (59) :10}.
4. Tidak mencelanya atau mengolok-olok mereka.
Rosululloh bersabda:
“Janganlah kalian mencela salah seorang dari sahabatku, seandainya salah seorang berinfaq dengan emas sebesar gunung uhud, niscaya hal itu tidak akan mampu menandingi derajat satu mud dari mereka tidak pula sete-ngahnya.’’ (HR.Bukhari).
Referensi :
- Digital Quran ver3.2, http://www.geocities.com/sonysugema2000/
- ENSIKLOPEDI HADITS (Kitab 9 Imam Ha-2. dist), Lidwa Pusaka i-Software - www.lidwapusaka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar