Kepastian adalah sebuah kata yang melekat erat ketika kita berbicara tentang hari kiamat. Otak manusia seolah telah Ijma’, sepakat meyakini kepastian hari kiamat. Lantas, sejauh mana kita mengenal kiamat? Seberapa dalam hati kita faham ten-tang hari kiamat? Sudahkah kita berbekal? Ingatlah wahai saudaraku… sesuatu yang akan datang adalah dekat. Maka akan sangat bermanfaat sekali apabila kita renungkan sejenak tentang hari kiamat itu.
Saudaraku….
Akan datang suatu hari ketika Allah yang Maha Hidup mengakhiri kehidupan ini dan membinasakan seluruh makhluk hidup. Ini sebagai bukti firmannya dalam surat ar-Rahman (55) ayat 26-27:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Kemudian datanglah waktu dimana Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya, lalu menggiring mereka kehadapan-Nya dan meminta pertanggung jawaban mereka atas perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan. Pada hari itu manusia akan mengalami bencana yang sangat mengerikan dan tidak ada yang selamat dari bencana itu kecuali bagi orang yang telah mempersiapkan bekal berupa iman dan amal shaleh. Pada hari itu, manusia digiring ketempat yang tetap; surga atau neraka.
Alam yang indah nan mengagumkan, tempat kita hidup ini penuh dengan kehidupan dan makhluk-makhluk hidup beraneka ragam, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Mereka dalam gerak yang terus menerus, tidak berhenti dan akan tetap begitu sampai tiba suatu hari yang pada hari itu Allah akan membinasakan semua makhluk hidup kecuali yang dikehendaki-Nya.
Ketika tiba hari itu, di tiuplah sangkakala. Tiupan itu mengakhiri kehidupan dibumi dan dilangit.
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” {Qs. Az Zumar (39) : 68}.
itu adalah tiupan yang menakutkan dan menghancurkan. Bila seorang mendengarnya, ia tidak sempat lagi mewasiatkan sesuatu kepada keluarga dan kerabatnya.
Rasulullah saw, pernah bersabda:
“Kemudian ditiuplah sangkakala. Setiap orang yang mendengarnya pasti memiringkan dan mengangkat lehernya. Orang pertama yang mendengarnya ialah seorang lelaki yang sedang menambal kolam tempat minum untanya. Orang itupun mati, lalu matilah seluruh manusia.” (HR. Muslim).
Rasulullah saw, menceritakan kepada kita tentang cepatnya kematian manusia ketika kiamat terjadi. Beliau bersabda “Ketika kiamat benar-benar terjadi, ada dua orang yang menggelar baju (untuk diperjual belikan) tetapi tidak sempat lagi memperjual belikannya dan tidak sempat pula melipatnya, orang yang telah selesai memerah susu hewan perahannya tidak sempat lagi meminumnya, orang yang sedang menambal kolamnya tidak lagi mengisinya dengan air, orang yang telah mengangkat makanan kemulutnya tidak sem-pat lagi memakannya.” (HR.Bukhori).
Rasulullah saw, pernah berkata juga berkaitan tentang sangkakala ini:
“Kedua mata peniup sangkakala itu, sejak di amanatkan tugas itu kepadanya, terus siaga memandang kearah arsy, bagai dua bintang yang bersinar, karena khawatir ia diperintahkan saat matanya belum selesai berkedip.” (HR. Hakim dalam silsilah as Shohihah:1078).
Pada saat sekarang, ketika kiamat semakin dekat, malaikat Israfil menjadi lebih siaga lagi untuk meniup sangkakala. Rasulullah saw, bersabda: “Bagaimana aku bisa bersenang-senang sementara sang peniup sangkakala telah memasukkan mulutnya ke sangkakala, mengangkat kepala dan memasang telinga, menunggu perintah untuk meniup.”
Para sahabat bertanya, apa yang harus kami ucapkan ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Katakanlah: cukuplah bagi kami dan Dia-lah sebaik-baik pelindung. Kami bertawakal kepada Allah Rabb kami.” (HR.Tirmidzi).
Dalam hadits lain Rasulullah saw ber-sabda:
“Hari kamu yang paling utama adalah hari jum`at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, padahari itu pula peniupan sangkakala dan kehancuran alam terjadi. Maka, perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku (HR. Abu Daud dan Nasa`I, dengan sanad shahih).
Malaikat Israfil akan meniup sangkakala dua kali, yang pertama mengakibatkan kematian seluruh makhluk dan yang kedua mengakibatkan kebangkitannya.
Saudaraku….
Marilah kita renungkan bersama firman Allah berikut ini:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.” {Qs. Ali Imran (3) : 185}.
Saudaraku ….
Tetaplah berhimpun disekitar cahaya. Jangan menjauh dari pancaran cahaya Allah agar langkah kita senantiasa terarah. Jangan membuat jarak dengan cahaya petunjuk, agar jalan yang kita lalui senantiasa terang menderang.
Janganlah lepas dari ikatan manhaj, agar gerak kita senantiasa selamat, janganlah bercerai berai dan tetaplah bersatu.
Saudaraku…
Kita mohon kepada Allah, semoga Allah merubah keadaan kita menjadi lebih bermakna, mengembalikan kita kepada-Nya dengan sebaik-baiknya, menghiasi kita dengan Iman, Islam dan Ihsan, mengingatkan kita saat-saat berakhirnya dunia, menjadikan kita sebagai orang yang mempunyai persiapan, memaksimalkan waktu, usia dan kehidupan.
Maksimalkan usaha untuk mengumpulkan bekal. Dan bekal terbaik adalah taqwa. Sehingga siap ketika menghadapi “Saat-saat ditiupnya sangkakala.”
Referensi :
Saudaraku….
Akan datang suatu hari ketika Allah yang Maha Hidup mengakhiri kehidupan ini dan membinasakan seluruh makhluk hidup. Ini sebagai bukti firmannya dalam surat ar-Rahman (55) ayat 26-27:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦)وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧)
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Kemudian datanglah waktu dimana Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya, lalu menggiring mereka kehadapan-Nya dan meminta pertanggung jawaban mereka atas perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan. Pada hari itu manusia akan mengalami bencana yang sangat mengerikan dan tidak ada yang selamat dari bencana itu kecuali bagi orang yang telah mempersiapkan bekal berupa iman dan amal shaleh. Pada hari itu, manusia digiring ketempat yang tetap; surga atau neraka.
Alam yang indah nan mengagumkan, tempat kita hidup ini penuh dengan kehidupan dan makhluk-makhluk hidup beraneka ragam, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Mereka dalam gerak yang terus menerus, tidak berhenti dan akan tetap begitu sampai tiba suatu hari yang pada hari itu Allah akan membinasakan semua makhluk hidup kecuali yang dikehendaki-Nya.
Ketika tiba hari itu, di tiuplah sangkakala. Tiupan itu mengakhiri kehidupan dibumi dan dilangit.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ (٦٨)
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” {Qs. Az Zumar (39) : 68}.
itu adalah tiupan yang menakutkan dan menghancurkan. Bila seorang mendengarnya, ia tidak sempat lagi mewasiatkan sesuatu kepada keluarga dan kerabatnya.
Rasulullah saw, pernah bersabda:
“Kemudian ditiuplah sangkakala. Setiap orang yang mendengarnya pasti memiringkan dan mengangkat lehernya. Orang pertama yang mendengarnya ialah seorang lelaki yang sedang menambal kolam tempat minum untanya. Orang itupun mati, lalu matilah seluruh manusia.” (HR. Muslim).
Rasulullah saw, menceritakan kepada kita tentang cepatnya kematian manusia ketika kiamat terjadi. Beliau bersabda “Ketika kiamat benar-benar terjadi, ada dua orang yang menggelar baju (untuk diperjual belikan) tetapi tidak sempat lagi memperjual belikannya dan tidak sempat pula melipatnya, orang yang telah selesai memerah susu hewan perahannya tidak sempat lagi meminumnya, orang yang sedang menambal kolamnya tidak lagi mengisinya dengan air, orang yang telah mengangkat makanan kemulutnya tidak sem-pat lagi memakannya.” (HR.Bukhori).
Rasulullah saw, pernah berkata juga berkaitan tentang sangkakala ini:
“Kedua mata peniup sangkakala itu, sejak di amanatkan tugas itu kepadanya, terus siaga memandang kearah arsy, bagai dua bintang yang bersinar, karena khawatir ia diperintahkan saat matanya belum selesai berkedip.” (HR. Hakim dalam silsilah as Shohihah:1078).
Pada saat sekarang, ketika kiamat semakin dekat, malaikat Israfil menjadi lebih siaga lagi untuk meniup sangkakala. Rasulullah saw, bersabda: “Bagaimana aku bisa bersenang-senang sementara sang peniup sangkakala telah memasukkan mulutnya ke sangkakala, mengangkat kepala dan memasang telinga, menunggu perintah untuk meniup.”
Para sahabat bertanya, apa yang harus kami ucapkan ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Katakanlah: cukuplah bagi kami dan Dia-lah sebaik-baik pelindung. Kami bertawakal kepada Allah Rabb kami.” (HR.Tirmidzi).
Dalam hadits lain Rasulullah saw ber-sabda:
“Hari kamu yang paling utama adalah hari jum`at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, padahari itu pula peniupan sangkakala dan kehancuran alam terjadi. Maka, perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku (HR. Abu Daud dan Nasa`I, dengan sanad shahih).
Malaikat Israfil akan meniup sangkakala dua kali, yang pertama mengakibatkan kematian seluruh makhluk dan yang kedua mengakibatkan kebangkitannya.
Saudaraku….
Marilah kita renungkan bersama firman Allah berikut ini:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.” {Qs. Ali Imran (3) : 185}.
Saudaraku ….
Tetaplah berhimpun disekitar cahaya. Jangan menjauh dari pancaran cahaya Allah agar langkah kita senantiasa terarah. Jangan membuat jarak dengan cahaya petunjuk, agar jalan yang kita lalui senantiasa terang menderang.
Janganlah lepas dari ikatan manhaj, agar gerak kita senantiasa selamat, janganlah bercerai berai dan tetaplah bersatu.
Saudaraku…
Kita mohon kepada Allah, semoga Allah merubah keadaan kita menjadi lebih bermakna, mengembalikan kita kepada-Nya dengan sebaik-baiknya, menghiasi kita dengan Iman, Islam dan Ihsan, mengingatkan kita saat-saat berakhirnya dunia, menjadikan kita sebagai orang yang mempunyai persiapan, memaksimalkan waktu, usia dan kehidupan.
Maksimalkan usaha untuk mengumpulkan bekal. Dan bekal terbaik adalah taqwa. Sehingga siap ketika menghadapi “Saat-saat ditiupnya sangkakala.”
Referensi :
- Buletin Al Huda.
- Digital Quran, http://www.geocities.com/sonysugema2000/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar