Sebagian besar mereka yang datang ke dukun-dukun adalah orang-orang yang mencari pengobatan alternatif setelah pengobatan dokter ternyata tidak membuahkan hasil. Kemudian mereka berusaha untuk mencari pengobatan cara lain dengan harapan penyakit mereka bisa sembuh. Sebagian lagi ada yang memilih berobat ke dukun karena biayanya relatif murah sedangkan untuk berobat ke dokter (Rumah Sakit) mereka tidak mampu karena biayanya yang kelewat mahal menurut ukuran mereka.
Hukum mendatangi dukun adalah haram. Rasulullah saw sangat melarang keras umatnya mendatangi para dukun.
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun lalu membenarkan perkataannya, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Ahmad dan al- Hakim; dishahihkan oleh al- Bani].
Lantas bagaimana jalan keluarnya dalam Islam? Tentu saja sebagai pedoman yang lengkap, Islam telah siap dengan petunjuk-petunjuknya yang bersumber dari Allah SWT untuk semua urusan hidup manusia. Dalam hal pengobatan, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berobat kepada para ahlinya. Disamping itu, Islam juga mengajarkan beberapa cara pengobatan yang manjur dan mujarab seperti:
1. Minum madu. Allah SWT berfirman, yang artinya: “... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. ...” {Qs. An-Nahl (16) : 69}.
2. Mengkonsumsi jinten hitam [habbatus sauda]. Dalam haditsnya, Rasulullah ber-sabda, “Sesungguhnya dalam Habbatus sauda terdapat obat bagi segala penyakit selain kematian.” [HR. Bukhari dan Muslim].
3. Ruqyah (jampi-jampi) yang di syariatkan seperti membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas dan ayat kursi. Caranya adalah dengan membacakan surat-surat tersebut pada air lalu diminum. Termasuk sunnah Nabi SAW adalah mengumpulkan kedua belah telapak tangan lalu meniupnya kemudian membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas setelah itu mengusap kedua telapak tangan tersebut keseluruh tubuh dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Hal itu diulangi sebanyak tiga kali.
4. Berdo’a dengan sungguh-sungguh kepada Allah swt, bersandar kepadaNya, me-rendah di hadapanNya, dengan disertai taubat yang benar dan memperbanyak istighfar.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,”Ada beberapa obat yang menjadi sebab dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang hal ini tidak diketahui oleh para dokter besar sekalipun; yaitu obat-obat rohani berupa kekuatan hati orang yang sakit, bersandarnya kepada Allah, bertawakal dan berlindung kepada-Nya me-rendah dan menghinakan diri di hadapan-Nya, bersedekah, berdo’a, bertaubat, ber-istighfar, berbuat baik kepada manusia, menolong orang yang membutuhkan dan melapangkan orang yang sedang dalam kesulitan. Sesungguhnya obat-obat tersebut telah dicoba oleh beragam bangsa dan terbukti pengaruh (khasiat) nya dalam menyembuhkan penyakit.” [Zaadul Ma’aad, hlm.723].
Istikharah Sebagai Ganti Peramalan
Sebagian lagi datang ke dukun untuk meminta jasa peramalan. Diantaranya untuk menanyakan tentang cocok atau tidaknya suatu pekerjaan, meramal suatu nasib dan masa depan serta bentuk peramalan lainnya. Islam datang untuk menghapus perdukunan, peramalan serta menggantinya dengan memohon petunjuk langsung kepada Allah lewat shalat istikharah. Jadi di sunnahkan bagi orang yang ingin mengerjakan suatu urusan untuk shalat sunnah dua raka’at lalu berdo’a kepada Allah SWT dengan do’a istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Kunci-Kunci Meraih Kelapangan Rezeki Menurut Islam Sebagai Ganti Mencari Pesugihan
Sebagian yang lain memanfaatkan jasa dukun untuk mencari kekayaan seperti penglaris dagangannya, pengikat pelanggan dan seba-gainya. Padahal Islam sudah menjelaskan dengan sangat gamblang kunci-kunci meraih kelapangan rezeki, yaitu:
Sebagian yang lain memanfaatkan jasa dukun untuk mencari kekayaan seperti penglaris dagangannya, pengikat pelanggan dan seba-gainya. Padahal Islam sudah menjelaskan dengan sangat gamblang kunci-kunci meraih kelapangan rezeki, yaitu:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. “... Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangka. ...” {Qs. Ath-Thalaaq (65) : 2-3}.
Bertaqwa artinya melindungi diri dari kemurkaan Allah SWT dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Bertawakal (bersandar) hanya kepada Allah. “... dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. ...” {Qs. Ath-Thalaaq (65) : 3}.
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung-burung diberi rezeki. Mereka berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” [HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah; dishahihkan oleh al-Bani].
3. Istiqamah (tetap) diatas syariat Islam. Yakni senantiasa menaati Allah. “Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). {Qs. Al-Jin (72) :16}.
4. Bersyukur kepada Allah. “... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. {Qs. Ibrahim (14) :7}.
5. Bertaubat kepada Allah dan banyak beristighfar. Allah berfirman mengutip perkataan Nabi Nuh as kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Robb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. {Qs. Nuh (71) : 10-12}.
6. Beribadah kepada Allah dengan sepenuhnya. Rasulullah saw bersabda, ”Se-sungguhya Allah berfirman, wahai anak adam! beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku tutupi kefakiranmu. Jika tidak, niscaya aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku tutupi kefakiranmu.” [HR. Ahmad, Tirmidzi. Sohih].
7. Berinfaq dijalan Allah. Allah berfirman, yang artinya: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. {Qs. Saba’ (34) : 39}.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah manusia berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfaq, ganti (dari apa yang ia infaqkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (pada hartanya)” [HR. Bukhari].
Itulah sebagian dari kunci rezeki yang telah dijelaskan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Wallahu a`lam.
Sumber: Buletin Al-Huda, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar