22 April 2011

KESEMPURNAAN ISLAM

Bid’ah secara bahasa artinya sesuatu yang baru yang belum ada contoh sebelumnya. Sedangkan secara istilah artinya : Apa yang diada-adakan (ditambahkan) dalam agama yang tidak disyariatkan oleh Allah SWT dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW Bid’ah yang tercela adalah dalam masalah agama, sedangkan bid’ah dalam masalah dunia seperti: beraneka ragamnya sarana transportasi, pendirian gedung-gedung sekolah, rumah sakit, pencetakan buku-buku Islam dan lain-lain, maka hal itu dibolehkan bahkan sebagiannya diperintahkan.

Sesungguhnya Allah SAW telah menyempurnakan agama ini sebelum Rasulullah SAW wafat. Dan siapa pun yang menambahkan se-suatu ke dalam agama ini berarti ia menganggap bahwa agama ini belum sempurna karena itu perlu ditambah, padahal Allah telah berfirman:

.الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا.

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” {Qs Al-Maidah (5) : 3}.

Rasulullah SAW pun telah berpesan kepada ummatnya agar menjauhi bid’ah dalam agama. Beliau bersabda dalam khutbahnya, “Sesunggguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah (al Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW , dan sejelek-jelek urusan adalah yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan itu di neraka.”

Rasulullah SAW juga mengingatkan kita semua dalam salah satu haditsnya,

“Ummatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan 72 golongan masuk neraka.” Beliau ditanya, “Ya Rasulallah, siapakah satu golongan yang selamat itu ?” Beliau SAW menjawab, “Al Jama’ah.” (HR. Ibnu Majah). Dalam riwayat yang lain beliau SAW menjawab, “Golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku.”
(HR. Tirmidzi).

Ini berarti barang siapa yang benar-benar mengikuti jejak Rasulullah SAW dan para sahabatnya
tanpa menambah atau merubah sedikitpun maka ia akan masuk dalam golongan yang selamat (Al Firqatun Naajiyah). Sedang-kan yang menyelisihi jejak beliau dan para sahabatnya maka ia akan masuk dalam golo-ngan-golongan yang celaka (Al Firoqul Haalikah).

Seorang yang melakukan suatu amalan yang bid’ah tidak akan diterima amalnya tersebut Nabi SAW bersabda,

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perkara (tuntunan-penj.) kami padanya maka ia tertolak.” (Riwayat Muslim).

Sufyan Ats Tsauri berkata,

“Tidak akan diterima suatu perkataan kecuali bila ia di-sertai amal, dan tidaklah lurus perkataan dan amal kecuali dengan niat, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila sesuai dengan sunnah.”

Abu Darda’ ra berkata,

“Sederhana dalam melaksanakan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah.”

Bid’ah berbahaya karena ia merusak kemurnian Islam dan merubah wajah agama. Karena bid’ah-bid’ah itulah agama Yahudi dan Nasrani berubah dari aslinya.

Wahai saudaraku ….. berpegang teguhlah dengan sunnah Nabi SAW dan jauhilah segala macam bid’ah agar engkau selamat dari jilatan neraka. Ingatlah bahwa petunjuk Nabi SAW itu telah sempurna dan paling utama. Seandainya diantara bid’ah itu ada yang baik niscaya telah dikerjakan oleh para sahabat Nabi SAW dan para tabi’in karena mereka adalah sebaik-baik generasi, kaum yang paling mencintai Nabi SAW dan paling bersemangat dalam melakukan amal-amal sholeh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar