06 April 2011

PERDUKUNAN

Mama loreng, memprediksikan untuk kebaikan....
Prediksi, menurut mamah loreng [56 tahun], bukanlah ramalan, ia sama seperti teori kemungkinan, dimana harus dimasukkan berbagai macam faktor untuk dapat memperoleh prediksi yang akurat. Walaupun pada hasil akhirnya nanti tentulah berpulang kepada kehendak-Nya. Tetapi manusia haruslah berikhtiar agar segala macam keinginannya tercapai. Dalam memprediksikan kehidupan seseorang. Mamah loreng lebih bersifat kepada kewaspadaan dan tuntunan, agar masa depan seseorang bisa sesuai dengan harapan-harapannya.
(Demikianlah bunyi dari salah satu sebuah iklan para normal di media masyarakat. (TV, internet, koran, dan lainnya.)

Fenomena perdukunan di negeri ini memang sudah berurat dan berakar, bahkan menjadi trend dalam masyarakat kita. Dan yang terbelit dan terperangkap dalam lingkaran syaithan ini mulai dari orang awam sampai para pejabat, rakyat jelata sampai orang berpangkat. Bahkan kalangan “terpelajar” yang mengaku “intelektual” pun menggandrungi fenome-na ini. Mereka menyebutnya dengan orang pintar, paranormal, ahli hikmah, magician, pesulap, mentalis, ilusionis, spiritualis inner power, hiper metafisik, dan sebutan mentereng lainnya namun memiliki hakikat yang sama: yaitu “dukun”. Untuk mengelabui orang-orang awam, terkadang “orang pintar” tersebut tidak ragu-ragu menyandangkan titel yang cukup menyilaukan, seperti: KH (Kyai Haji), Prof, DR, MBA, Ir, dan lain sebagainya. Padahal semua itu mereka lakukan hanyalah untuk melanggengkan bisnis mereka sebagai agen-agen dan kaki tangan syaithan dan jin.
Mereka tidak mau disebut dukun karena perkataan dukun tidak akan laku untuk dijual di kalangan masyarakat Indonesia karena imej dari perkataan tersebut sangat tidak intelektual. Oleh sebab itu banyak kalangan dukun yang memiliki tempat-tempat praktek di perhotelan dan tempat-tempat elit lainnya, mendirikan pesantren, melakukan seminar-seminar ilmiyah, dan lain-lain dengan maksud merubah pandangan masyarakat mengenai imej praktek perdukunan tersebut. Bahkan mereka tidak segan-segan meminjam ajaran agama sebagai kedok untuk mengelabui perhatian masyarakat.

Sejarah Perdukunan
Perdukunan dan sihir telah ada sejak zaman Nabi Sulaiman. Syaithan membisikkan kepada orang-orang yahudi bahwa Nabi Sulaiman as memiliki sihir. Akan tetapi Allah menepis isu tersebut dalam firmanNya,
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu ja-nganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, se-sungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS.Al Baqarah [2] : 102).
Orang-orang Yahudi terus-menerus me-ngajarkan ilmu perdukunan sampai munculnya gerakan Qabbala berasal dari bahasa Ibrani yang artinya Adat Istiadat, tetapi ia sudah bercampur baur dengan sihir dan filsafat Yahudi. Gerakan ini melahirkan banyak Kahin (dukun) di Eropa Barat dan Timur. Pendeta Qabbala biasa merangkap sebagai dukun yang biasa mengobati dengan rabaan tangan David, azimat Solomon dan sebagainya.
Budaya perdukunan terus berlanjut dari zaman ke zaman. Terkadang ramalan-ramalan dari dukun zaman dulu seolah-olah benar dan menjadi kenyataan. Sebut saja misalnya ramalan Joyo boyo, yang masih erat di benak orang-orang Jawa. Padahal semua itu berasal dari bisikan-bisikan syaithan.
Pada masa kekhilafahan Islam, di Bagdad terdapat Rumah Sakit yang cukup mewah, bersih dan teratur perawatannya. Sementara bangsa Romawi (Eropa) masih mempercayai dukun-dukun; penyakit diobati dengan jampi (yang tidak dimengerti) dan air jernih, orang buta dibawa kedukun lalu di ludahi matanya, penyakit-penyakit yang diangap ajaib masih dihubungkan dengan pengaruh hantu yang menjelma menjadi kelelawar atau serigala di waktu malam.
Berbagai macam jasa Perdukunan
Para dukun biasanya menawarkan ber-bagai solusi bagi problem yang sangat akrab dengan masyarakat, seperti:
1. Pelet, yaitu membuat seorang wanita jatuh cinta dengan seorang laki-laki atau sebaliknya.
2. Kekebalan tubuh. Mereka menawarkan jasa untuk mengisi tubuh seseorang supaya kebal dari peluru dan senjata tajam.
3. Pesugihan, yaitu membuat usaha se-seorang menjadi maju atau dagangannya menjadi laris.
4. Susuk kecantikan, kewibawaan dan menambah rasa percaya diri.
5. Mempertahankan jabatan.
6. Ruwatan, yaitu ritual khusus untuk menjaga keselamatan seseorang. Kadang-kadang ritual tersebut dimaksudkan untuk menjaga keselamatan desa.
7. Menjual barang-barang bertuah dan benda-benda keramat, seperti keris, rompi, sabuk, yang telah diisi, dan lain-lain.
8. Menceraikan pasangan suami istri.
9. Menjatuhkan usaha lawan atau membuat bangkrut dagangannya.
10. Meramal nasib seseorang dengan ramalan yang umum (tidak detail).
11. Jasa yang bersifat permusuhan terhadap orang lain, seperti santet dengan beragam model.
12. Meramal tentang cocok dan tidaknya jodoh seseorang.

Banyak juga dukun modern yang gemar nampang dilayar-layar televisi. Mereka me-ngelabui masyarakat dengan mempertunjukkan kemampuan “nyeleneh” namun dikemas asyik dan menarik. Terkadang berupa pertunjukan sulap, kekebalan tubuh, memakan potongan kaca, mampu melihat meskipun dengan mata tertutup, mampu terbang, bisa menghilang dan lain sebagainya. Penampilan memukau dan pakaian nyentrik mampu menyihir ribuan penonton. Tidak hanya anak-anak, bahkan para remaja, ibu-ibu dan orang dewasa pun tersihir. Semuanya kagum dan terpesona.
Perlu diingat, Islam tidak pernah mengajarkan ilmu menghilang, ilmu melihat masa depan, ilmu terbang dimana anda bisa keluar kota dalam beberapa detik, ilmu kebal, ilmu menagih hutang, masuk ke alam ghaib, merubah wujud menjadi makhluk yang lain, ilmu ramalan, dan ilmu kaya raya mendadak (pesugihan).
Jurus mereka paling anyar dewasa ini yaitu mengadakan pengajian atau kegiatan agama dimana pemimpinnya menyisipkan ajaran sihir dengan cara memberi janji palsu untuk mendapatkan ilmu ghaib kepada para pengikutnya. Target mereka umumnya orang-orang yang lemah iman dan awam untuk di jadikan pengikut mereka.
Ironisnya, mereka membohongi para pengikut mereka dengan alasan bahwa ilmu mereka berasal dari ilmu Allah dan bisa dimiliki atau dipelajari oleh siapa saja.
Hal ini dimaksudkan sebagai iklan komersial atau kampanye perdukunan mereka untuk mendapatkan pengikut sebanyak mungkin yang akan memuaskan kerakusan mereka terhadap materi duniawi. Anda dapat membuktikannya dengan meneliti kegiatan mereka seperti:
a. Pengajian dan ceramah keagamaan yang diikuti dngan penjualan benda-benda bertuah (jimat).
b. Dzikir bersama yang diselingi pesan-pesan khusus untuk mengkultuskan pimpinan mereka (membeli barang pribadi pimpinan tersebut, mencantumkan nama pimpinan mereka agar dishalawatkan, memberikan suatu pemikiran syirik yaitu seakan-akan para pegikutnya akan ditolong oleh pimpinan mereka dimanapun mereka berada seakan-akan mereka bukan manusia biasa dan lain-lain).
c. Pengajian yang diselingi dengan cerita-cerita tentang kesaktian seseorang, tentang ilmu ghaib yang bisa dipelajari dan dimaksudkan untuk memberikan pandangan bahwa mereka seolah mengetahui dengan benar alam ghaib.
d. Mengadakan pertarungan bela diri “jarak jauh” di atas ring, dll.

Referensi:
*Buletin Al Huda, edisi: 05 , Th I 2007, Rajab 1428 H.
*Macam-Macam Ilmu, Buletin Nurul Haq Edisi: 15 / 14 Desember 07 / 4 Dzulhijjah 1428 H
*Awas perdukunan, kartu da’wah: ke-09, eL DaSI .

2 komentar:

  1. Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

    BalasHapus
  2. ya, mari kita bersama-sama berusaha dengan sekuat tenaga kita, untuk mencurahkan tenaga, harta dan pikiran kita untuk kejayaan islam. bahkan nyawa kita sekalipun.


    syukron ya akhi atas kunjungannya....

    BalasHapus