Orang yang tidak mengkafirkan orang kafir baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi, orang-orang musyrik atau orang yang mulhid (atheis) atau selain itu dari berbagai macam kekufuran atau ia meragukan kekufuran me-reka atau ia membenarkan madzhab me-reka, maka dia telah kafir.
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin
ketika ditanya seputar “Apa-kah benar tidak boleh mengkafirkan orang-orang Yahudi dan Nashrani?”, maka beliau menjawab:
“Saya mengatakan bahwa pendapat seperti yang dikeluarkan orang ini adalah pendapat yang sesat, dan bisa jadi merupa-kan sebuah kekufuran. Hal itu karena orang-orang yahudi dan nashrani telah dikafirkan oleh Allah dalam kitab-Nya. Allah berfirman:
“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang Nashrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah [9}: 30-31)
Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang musyrik. Allah menje-laskan dalam ayat-ayat lain apa yang lebih menegaskan kekufuran mereka. Allah berfirman:
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: “Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah [5]: 19)
Allah berfirman:
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah [5]: 73)
Allah berfirman:
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. Al-Maidah [5]: 78)
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Me-reka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 6)
Ayat-ayat serta hadits-hadits dalam ma-salah ini amatlah banyak. Barangsiapa yang mengingkari kekafiran orang-orang yahudi dan nashrani yang tidak beriman kepada Muhammad dan mendustakan beliau, maka berarti ia telah mendustakan Allah, dan mendustakan Allah adalah kekufuran dan siapa yang ragu terhadap kekufuran mereka maka tidak diragukan lagi kekufurannya.
Dan SubhanAllah! Bagaimana orang ini bisa rela mengatakan bahwa tidak boleh menyatakan kekufuran orang-orang (yahudi dan nashrani) itu padahal mereka telah mengatakan bahwa Allah itu salah satu dari tiga tuhan padahal Sang Khaliq mereka Allah pun telah mengkafirkan mereka? Dan bagaimana ia tidak rela mengka-firkan mereka padahal mereka telah me-ngatakan bahwa Al-Masih adalah putra Allah. Dan mereka juga mengatakan: bahwa Allah itu terbelenggu. Dan mereka juga me-ngatakan bahwa sesungguhnya Allah itu faqir dan kamilah yang kaya!!!. Dan bagaimana ia tidak rela mengkafirkan mereka padahal Allah telah menyatakan kalimat kufur atas mereka, dan mereka sendiri telah mensifati Tuhan mereka dengan sifat-sifat yang buruk yang semuanya mengandung aib, cacian, dan hinaan???
Sesungguhnya saya mengajak orang ini untuk bertaubat kepada Allah dan membaca firman Allah :
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (Al-Qalam [68]: 9)
Dan hendaklah ia jangan mencari muka untuk tidak mengkafirkan, dan agar ia menjelaskan kepada setiap orang bahwa mereka itu adalah orang-orang yang kafir dan bahwa mereka adalah penghuni neraka. Nabi bersabda:
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di TanganNya! Tidak ada seorang pun dari umat ini [maksudnya ummat dakwah] baik ia adalah yahudi ataupun nashrani kemudian ia mati sementara ia tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya melainkan ia termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim
no. 153 dalam kitab Al-Iman Bi Risalati nabiyyina Muhammad dari hadits Abu Hurairah ).
Maka orang itu harus bertaubat kepada Tuhannya dari pendapat yang sangat berba-haya ini, dan mengumumkan (taubatnya) dengan pernyataan yang tegas bahwa me-reka adalah orang-orang kafir, dan bahwa mereka adalah penghuni Neraka dan bahwa mereka berkewajiban mengikuti sang Nabi yang Ummi, Muhammad, karena beliaulah kabar gembira (yang dibawa oleh) Isa. Dan hal itu telah diketahui oleh orang-orang yahudi dan nashrani, mereka mengetahuinya sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka. Allah berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang ber-iman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturun-kan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A`raf [7]: 157).
Keberadaan Rasulullah merupakan kabar gembira yang dibawa Isa bin Maryam. Dan Isa bin Maryam telah berkata sebagaimana yang dihikayatkan oleh Tuhannya:
“Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata:
“Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang nama-nya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti- bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.” (QS. Ash-Shaf [61]: 6).
Dan tatkala Ahmad yang dikabar-gembirakan telah datang kepada mereka dengan membawa penjelasan-penjelasan, mereka pun mengatakan bahwa itu adalah sihir yang nyata. Dan dengan hal ini kita membantah pengakuan orang-orang nashrani yang me-ngatakan bahwa sesungguhnya yang dika-bargembirakan oleh Isa adalah Isa bukanlah Muhammad, maka kita mengatakan bahwa Allah berfirman, “Maka telah datang-lah (Muhammad) kepada mereka dengan penjelasan- penjelasan.”
Dan tidak ada yang datang sesudah Isa selain Muhammad. Dan Muhammad itulah Ahmad, akan tetapi Allah mengilhamkan kepada Isa untuk menamai Muhammad dengan Ahmad, karena Ahmad adalah isim tafdhil dari Al-Hamd (pujian). Maka beliau adalah manusia yang paling banyak memuji Allah. Beliau adalah makhluk paling terpuji de-ngan sifat-sifat kesempurnaan yang patut dipuji. Maka beliau adalah manusia yang paling banyak memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan yang patut dipuji. Maka beliau adalah manusia yang paling banyak memuji Allah bila dikatakan bahwa isim tadfdhil tersebut berasal dari isim fa`il (kata yang menunjukkan pelaku suatu perbuatan--pen.), dan beliau adalah manusia yang pa-ling berhak dipuji bila dikatakan bahwa isim tafdhil tersebut dari isim maf`ul (kata yang menunjukkan objek terjadinya suatu per-buatan-pen). Sehingga beliau adalah orang senantiasa memuji dan dipuji dengan sega-la bentuk pujian yang sempurna yang ditunjukkan kata Ahmad.
Sesungguhnya saya mengatakan bahwa setiap orang yang menyangka bahwa di bumi ini ada agama yang diterima selain Dinul Islam maka ia adalah kafir tidak diragukan lagi kekufurannya, karena Allah telah me-ngatakan dalam kitab-Nya:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(QS. Ali-Imran [3]: 85).
Allah berfirman:
“.... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepa-damu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. .....” (QS. Al-Maidah [5]:3).
Berdasarkan ini dan saya mengulanginya untuk ketiga kalinya bahwa orang tersebut haruslah bertaubat kepada Allah, dan menjelaskan kepada semua manusia bahwa mereka orang-orang yahudi dan nashrani itu adalah orang-orang kafir, karena hujjah telah tegak atas mereka, dan risalah telah sampai kepada mereka akan tetapi mereka tetap kafir dan membangkang.”
-----------------------------------------------
(Dicetak ulang dari buletin Al Huda, edisi ke-9, 2008)
lihat pula:
1. Pembatal keislaman, Buletin Nurul Haq edisi ke-10, 28 syawal 1428 H.
2. Majalah Gerimis, edisi 8 thn.2, Agustus 2007.
3. Masalah-masalah penting dalam Aqidah Islam, oleh: Syaikh Muhammad Jamil Zainu (guru di Dar al hadist Al khairiyah, Makkah Al mukarrammah).
4. Hal-hal yang membatalkan keislaman, oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Ketua Umum Departemen Riset, Fatwa, Dakwah dan Bimbingan Islam), Riyadh, K.S.A.
5. Syarat-Syarat Iman, Syarat-Syarat Islam dan Pembatal-Pembatal Islam Oleh: Darul Qosim, Daar Al- Gasem, Riyadh.
6. Hal-hal yang membatalkan keislaman seseorang, divisi terjemahan kantor da’wah daerah Rawdhah, Riyadh, KSA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar