07 April 2011

Meyakini Bahwa Sebagian Manusia diberi Keleluasaan Untuk Keluar dari Syari’at Rasulullah. (Penjelasan Pembatal Keislaman bagian 9)

Menjamurnya kelompok - kelompok yang membawa pemahaman “nyeleneh” saat ini seakan tak asing lagi bagi kita, baik yang hanya kita dengar, maupun yang dapat kita saksikan langsung. Dan mereka tidak sungkan-sungkan mengusung pema-haman nyeleneh tersebut atas nama Islam. Kesemuanya dalam kondisi yang parah dan mengkhawatirkan, bahkan sampai ada yang parah sekali karena bisa menjerumuskan pengikutnya pada kekufuran. Akan tetapi sayangnya, justru yang parah sekali ini yang sangat menjamur, dan ini yang mesti kita waspadai.
Kesesatan yang mereka sebarkan su-dah melampaui batas kekufuran. Mereka, diantara kelompok yang parah sekali itu, adalah yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal mereka. Mere-ka, mendudukkan akal di atas wahyu mere-ka. Hujah yang sering mereka kemukakan adalah, “Muhammad adalah manusia biasa, karenanya, dia bisa salah.” Pernyataan itu kemudian mereka belokkan dengan bahasa lain; diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad. Dan mereka merusak sunnah-sunnah Nabi.
Propaganda yang gencar mereka ga-ungkan adalah konsep penyatuan agama-agama samawi, yaitu antara agama Islam, Kristen dan Yahudi.
Jelas sekali, bahwa propaganda Sema-cam ini adalah bentuk kekufuran, langkah menuju dosa dan seruan kepada pemurta-dan secara keseluruhan. Propaganda tersebut sangat bertentangan dengan dasar-dasar akidah Islamiyah, merobek kehormatan para rasul dan kehormatan risalah Ilahi, membatalkan kebenaran Al-Qur’an, membatalkan fungsi Al-Qur’an yang menghapus kitab-kitab suci sebelumnya, membatalkan fungsi Dienul Islam yang menghapus sya-riat-syariat sebelumnya dan membatalkan status Muhammad Rasulullah sebagai rasul penutup yang membawa risalah terakhir.
Yang dijadikan alasan oleh kelompok-kelompok pengusung pemahaman ini hanya lah sebatas pemahaman bahwa Yahudi dan Kristen itu adalah Ahli kitab yang menyembah
Tuhan yang sama sebagaimana yang disembah oleh Islam, yaitu Allah.
Inilah yang mereka jadikan dalil. La haula wa la quwwata illa billah. Bagaimana argumen lucu dan tak bermutu ini bisa dijadikan dalil oleh kelompok tersebut, padahal sebagian besar diantara mereka adalah orang-orang bergelar doktor jebolan luar negeri. Entah karena mungkin mereka belajar Islamnya dari negeri antah berantah, sehingga “Islamnya” pun menjadi antah berantah.
Tidak Berlakunya Syari’at Lain Setelah Rasulullah Diutus.
Yang dimaksud Ahli Kitab yang lurus dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang diterima keimanannya adalah hanya mere-ka yang beriman kepada nabi mereka dan hidup sebelum diutusnya Rasulullah. Kita tahu Muhammad Rasulullah datang untuk seluruh umat, bukan sebagaimana rasul sebelumnya yang hanya datang untuk suatu kaum tertentu, sehingga kedatangan Rasulullah menasakh (mengganti) syariat (Injil, Taurat) yang dibawa rasul sebelumnya dan menggantikan dengan syariat yang dibawanya (Al-Qur’an).
Dengan demikian, di zaman sekarang ini, hanya tinggal Ahli Kitab yang telah menyimpang, walaupun mereka beragama dengan ikhlas, dermawan, berakhlak baik, bahkan tidak kawin (menghabiskan hidup-nya hanya untuk agamanya).
“Barangsiapa yang menta`ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta`ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta`atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisaa [4]: 80).
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 31)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab [33]: 36).
Jangankan Ahli kitab, yang mengaku Islam (Muslim) pada saat dia beribadah ti-dak mengikuti contoh dari Rasulullah pun akan tertolak, meskipun dia Ikhlas.
Kalau shalat Subuh dengan sengaja 4 rakaat, atau shalat Ashar tengah malam, maka tertolak bahkan berdosa.
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalau kalian berpegang te-guh dengannya niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku selamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku.” (HR. Hakim).
“Barang siapa yang berbuat sesuatu pada urusan kami (agama ini), yang bukan berasal dari kami maka tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian juga dengan orang Kristen dan Yahudi, dia menyembah Allah dengan ikhlas, namun karena menolak syari’at yang dibawa Rasulullah, maka ditolak bahkan mereka kafir dan diperangi oleh Rasulullah. Hingga para sahabat pun melakukan ekspansi ke berbagai penjuru dunia, sampai ke Persia, Iraq, Spanyol dan Prancis. Mereka tidak hanya mempunyai misi menggantikan agama Yahudi dan Kristen saja, tetapi mengantikan semua syari’at dengan satu-satunya syari’at yang diterima di sisi Allah, yaitu Al-Islam.
Sabda Rasulullah, “Tidaklah seorang di antara umatku, baik dia seorang Yahudi maupun Nasrani, mendengar tentang aku dan tidak beriman kepadaku, maka dia pasti masuk ke neraka” (HR. Muslim).

Referensi :
1. Buletin Al-Huda edisi ke-15, 2008.
2. Majalah Gerimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar