03 Mei 2011

Waspada Terhadap Wasiat Bohong

Saudaraku… inilah salah satu ringkasan dari sekian banyak wasiat bohong, yang pendusta itu mengatakan bahwa wasiat ini (dikatakan) dari Rosululloh dan wasiat ini dinisbahkan kepada Syekh Ahmad Khodim al-Harom Nabawi yang pada kenyataannya beliau (syekh Ahmad) tidak mewasiatkannya:

Ini Adalah Wasiat Dari Madinah Munawwaroh Dari Syekh Ahmad Khoodim al-Harom Nabawi Asysyariif :

Pada suatu malam Jum’at aku pernah tidak tidur; membaca al-Qur’an, dan setelah membaca Asmaa’u Al-Husnaa, aku bersiap-siap untuk tidur, tiba-tiba aku melihat Rosululloh yang telah datang membawa
ayat-ayat al-Qur’an dan hukum-hukum yang mulia, kemudian Rosululloh berkata, “Wahai Syekh Ahmad!”. Aku menjawab, “Ya wahai Rosululloh, wahai orang yang termulia di antara makhluk Alloh” beliau berkata kepadaku, “Aku sangat malu atas perbuatan buruk manusia itu, sehingga aku tak bisa menghadap Robb-ku dan para Malaikat, kare-na dari Jum’ah ke Jum’ah telah meninggal dunia sekitar 160.000 orang dengan tidak memeluk agama Islam”. Kemudian beliau menyebutkan contoh-contoh dari perbuatan ma’siat itu, dan berkata, “Maka wasiat ini sebagai rahmat bagi mereka dari Alloh Maha Perkasa”, selanjutnya beliau menyebutkan sebagian tanda-tanda hari kiamat dan berkata; “Wahai Syekh Ahmad! Sebarkanlah wasiat ini kepada mereka, sebab wasiat ini dinukil dari dalam Lauhul Mahfudz, barangsiapa menulisnya dan mengirimnya dari suatu negara ke negara lain, dari satu tempat ke tempat yang lain, baginya disediakan istana dalam surga; dan barangsiapa tidak menulis dan tidak mengirimnya, maka haramlah bagi-nya syafaatku di hari kiamat nanti. Barangsiapa menulisnya sedang ia orang fakir, maka Alloh akan mengkayakannya, atau ia berhutang, maka Alloh akan melunasinya, atau ia berdosa, Alloh pasti mengampuninya serta kedua orang tuanya, berkat wasiat ini. Sedangkan barangsiapa tidak menulisnya, maka hitamlah mukanya di dunia dan akhirat dan ia akan ditimpa kesialan.”

Demi Alloh… (3X), wasiat ini adalah benar, jika aku berbohong, aku keluar dari dunia ini dengan tidak memeluk agama Islam. Barangsiapa percaya kepada wasiat ini, akan selamat dari siksaan Neraka, jika tidak percaya, kafirlah dia.”

(Nb: Foto Copy wasiat ini sebanyak
10 lembar, sebarkanlah) ---------------

Inilah salah satu dari wasiat bohong itu. Kita telah berkali-kali medengar wasiat bohong ini, hal mana telah tersebar luas di kalangan umat manusia secara terus menerus, anehnya hal ini sangat laku di kalangan umum dan laku juga di kalangan orang-orang berakal sehat. Atas dasar itu semua, kami memandang perlu untuk menjelaskan ketidakbenaran dan kebohongan wasiat itu terhadap Rosululloh , sehingga tak seorangpun dapat tertipu olehnya.

Saudaraku… pendusta ini telah mendakwahkan (dalam hal wasiat itu) berbagai hal yang jelas-jelas bohong dan bathil. Seandainya Syekh Ahmad tersebut maupun yang lebih hebat daripadanya menda’wakan, bahwasanya ia melihat Rosululloh ketika sedang tidur atau berjaga kemudian mewasiatkan seperti wasiat ini, pasti kita tahu bahwa hal itu bohong belaka atau yang mengatakan kepadanya adalah setan, bukan Rosululloh . Berdasarkan keterangan-keterangan berikut:

1. Rosululloh tidak akan dapat dilihat ketika berjaga setelah beliau wafat. Jika ia mengaku bisa melihat dengan mata kepala sendiri setelah beliau wafat sebagaimana pe-ngakuan orang-orang sufi, atau beliau menghadiri peringatan maulud atau yang lainnya, betul-betul ia berbuat salah (pembohong) dan menyeleweng, karena telah menyalahi al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama’, karena sesungguhnya mayit itu akan bangkit dari kuburnya pada hari kiamat bukan di dunia sekarang ini. (lihat QS. 23: 15-16).

2. Rosululloh tidak akan mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan yang haq, baik dimasa hidupnya maupun sesudah wafatnya.

Adapun wasiat ini jelas, benar-benar telah menyalahi syari’at Islam secara terang-terangan ditinjau dari beberapa segi, seperti berikut ini:

- Memang kadang-kadang Rosululloh dapat dilihat dalam mimpi, barangsiapa melihat wajah beliau yang mulia, berarti dia betul-betul melihatnya, karena syetan tidak dapat menyerupai wajah beliau (hadits shohih).

Yang paling penting ialah bagaimana keimanan orang yang mimpi tersebut, kejujurannya, keadilannya, hafalannya, agama-nya dan amanatnya? Apakah ia melihat wajah Rosululloh atau yang lainnya? Jika tidak demikian maka wasiat ini benar-benar harus di-tinggalkan dan tak perlu diperhatikan walaupun isinya tidak bertentangan dengan syara’ (agama), lebih-lebih lagi harus di tinggalkan jika wasiat itu mencakup kebatilan dan kebohongan terhadap Rosululloh , bahkan mencakup persyari’atan agama yang tidak diizin-kan oleh Alloh , Rosululloh bersabda:

“Barangsiapa berkata atas namaku apa yang tidak aku katakan, hendaklah ia mengambil tempatnya dari api neraka.” (HR. Ahmad - No.Hadits 6189).

Sekarang, bagaimana dengan penyampai wasiat yang tidak diketahui asal-usulnya itu, siapa yang menulis pertama kali, kita tidak tahu? Yang kita tahu bahwa wasiat itu dinisbatkan kepada seorang Syekh. Pendusta itu telah mengatakan bahwa wasiat itu dari Rosululloh sedangkan Nabi belum pernah me-ngatakannya. Bagaimana ia akan bebas dari adzab Alloh yang sangat pedih, Jika pendusta itu tidak cepat-cepat bertaubat kepada Alloh dan memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa ia telah menda’wakan kebohongan wasiat itu atas diri Rosululloh , sebab orang yang telah menyebarkan kebatilan diantara manusia tidak akan diterima tobatnya ke-cuali dengan mengumumkannya (mengadakan perbaikan dan menjelaskannya {menerangkan kebaikan}). Sehingga diketahui oleh mereka bahwa ia telah kembali kepada jalan yang lurus. (lihat QS. 2: 159-160).

Saudaraku … Alloh telah menyempurnakan Islam bagi hambaNya dan menyempurnakan ni’matnya kepada mereka dengan mengutus Nabi Muhammad . Dan wahyu yang diturunkan kepadanya adalah sempurna, beliau tidak akan dicabut nyawanya kecuali telah disempurnakan agamanya (Lihat QS.5 : 3).

- Wasiat bohong ini telah datang sebe-lumnya pada abad ke 14, tujuannya yaitu untuk mengelabui manusia dan mensyari’atkan kepada mereka agama baru, dalam wasiat tersebut tertera: “barangsiapa mengikutinya, maka baginya disediakan surga dan barangsiapa menolak syari’at itu, baginya disediakan neraka”. Dengan demikian ia hendak menjadikan wasiat ini lebih baik dari al-Qur’an, hal mana ia berbohong di dalamnya; jika se-seorang tidak menulisnya dan mengirimkan dari satu tempat ke tempat lainnya, maka diharamkan baginya syafaat Nabi pada hari Qiamat nanti. Ini merupakan pembohongan yang paling hina dan jelas sekali, betapa tidak punya malu pembohong itu, ia telah berani berbuat bohong. Karena barangsiapa menulis al-Qur’an yang mulia dan mengirimkannya dari satu Negara ke Negara lainnya atau dari suatu tempat ke tempat lainnya tidak akan dapat keutamaan seperti itu jika ia tidak mengamalkan kandungan al-Qur’an, bagaimana ia bisa memperoleh keutamaan itu jika hanya menulis dan mengirimkan wasiat bohong itu dari satu Negara ke Negara lainnya. Barangsiapa menulis al-Qur’an dan mengirimkannya dari satu Negara ke Negara lainnya, tidak diharamkan baginya syafaat Rosululloh . jika ia benar-benar mengimaninya dan mengikuti syari’atnya. Satu kebohongan dalam wasiat ini saja sudah dapat menjadi bukti atas kebatilannya, jelas kebohongan, kecerobohan, kebodohan dan jauhnya penyebar wasiat itu dari ajaran Rosululloh . Selain apa yang telah kami sebutkan tadi, masih banyak lagi hal-hal yang menunjukkan ketidak benarannya, walaupun pendusta itu bersumpah seribu kali atau lebih atas kebenarannya.

Semoga Alloh menghinakan orang-orang yang mendustakan/ menisbahkan wasiat itu kepada Nabi . dan menyiksanya sesuai de-ngan perbuatannya.

Diantara sekian banyak kebathilan dan kebohongan wasiat tersebut adalah:

  • Pertama, yaitu kandungannya berbunyi: “Karena dari Jum’ah ke Jum’ah telah mening-gal dunia sekitar 160.000 dengan tidak memeluk Islam”. Karena hal itu merupakan ilmu ghoib dan wahyu bagi Rosululloh telah putus/ berhenti setelah beliau wafat, sedangkan pada masa hidupnya beliau tidak tahu ilmu ghoib, mana mungkin bisa terjadi sepeninggal beliau?? (lihat QS. 6: 50, dan QS.27:65).
  • Kedua, perkataan yang mengatakan bahwa jika orang yang fakir, berhutang, berdosa menulis atau memperbanyak tulisan wasiat ini maka ia akan kaya, tidak berhutang, dan Alloh akan mengampuni dosanya berkat wasiat ini.
Saudaraku,..Ketiga hal diatas tidak bisa dicapai hanya menulis al-Qur’an, apalagi menulis wasiat ini yang jelas kebathilannya, tidak lain pelaku dosa ini hanyalah akan mengkaburkan manusia saja, serta menjadikan mereka selalu bergantung kepada wasiat itu, sehingga me-reka mau menulisnya dan mengelu-elukan keutamaan yang dijanjikan, dengan meninggalkan tuntunan yang telah disyari’atkan Alloh kepada hamba-hamba-Nya; ia menjadikan wasiat itu sebagai sarana mencapai kekayaan, membayar hutang, dan ampunan Alloh. Kita berlindung kepada Alloh dari kehinaan, mengikuti hawa nafsu dan syetan.
  • Ketiga, kandungannya yang berbunyi bahwa siapa yang tidak menulisnya, maka hitamlah mukanya, dan ia akan ditimpa kesialan. ini merupakan bukti atas kebatilan serta kepengecutan pendustanya. Pembawa wasiat itu adalah seorang manusia yang hidup pada abad ke 14 dan tidak diketahui identitasnya. Mana ada orang yang berakal akan menerima perkataan seperti ini. Karena telah banyak orang yang tidak menulis wasiat ini, namun mereka toh mukanya tidak hitam; di lain pihak telah banyak orang yang menulis wasiat ini, namun mereka masih juga tetap tidak bisa membayar hutangnya, dan tetap saja dalam kefakirannya. Sifat-sifat dan balasan-balasan di atas tidak pernah dibawa syari’at yang mulia bagi orang-orang yang menulis kitab al-Qur’an yaitu kitab yang paling mulia dan paling agung, bagaimana hal itu bisa dicapai oleh orang yang hanya menulis atau memfoto copy wasiat bohong itu, wasiat yang mencakup berbagai kebathilan dan dihiasi bermacam-macam kekafiran. Maha Suci Alloh, alangkah sabarnya Ia terhadap hamba yang mendustakanNya.
  • Keempat, yaitu wasiat yang berisi: “Barangsiapa yang percaya kepada wasiat ini maka akan selamat dari siksa neraka, jika tidak percaya, kafirlah dia.”
Ini juga merupakan keberanian yang luar biasa untuk berbuat bohong, dengan kebathilannya pendusta itu mengajak semua orang untuk mempercayai tipu dayanya. Ia mengira bahwasannya mereka akan selamat dari api neraka jika memang mau mempercayainya, dan barangsiapa tidak mempercayainya, maka ia telah kafir. Demi Alloh, pembohong itu tidak mengatakan sesuatu yang haq, bahkan sebaliknya, jika ada orang yang mempercayainya, maka ia pantas dianggap kafir bukan orang yang mendustakannya (tidak mempercayainya), ka-rena dakwaannya tidak berdasar dan bathil.

Maka waspadalah, jangan percaya terha-dap dakwaan dusta seperti ini. jika anda menemukan wasiat bohong seperti di atas maka segeralah anda merobeknya. Karena yang haq selalu disertai oleh cahaya (jelas) tidak kabur, carilah kebenaran (haq) disertai dalilnya, bertanyalah kepada ulama jika kamu mendapatkan kesulitan. Semoga Alloh menjaga kita dengan Islam, dan melindungi kita dari segala kejahatan syetan, fitnah-fitnah para penyesat, penyelewengan, para penyimpang dan dari tipu daya musuh-musuh Alloh.

Referensi: Waspada terhadap Bid’ah, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar