Tidak bisa disangkal, bahwa manusia sering lupa dan salah. Belum lagi jika nafsu jahat tak dapat dibendung, atau bisikan setan diiyakan beitu saja. Hasilnya adalah dosa dan malapetaka. Seperti itulah manusia. Tak ada yang bersih 100 % dari dosa kecuali para Nabi.
Berdosa memang salah, tapi lebih salah lagi jika sudah berdosa tapi tak mau segera 'memutihkannya'. Mari kita mengingat kembali sabda Nabi :
"Setiap anak Adam pasti bersalah. Tapi, manusia salah yang paling baik adalah orang yang bertobat." (HR. Ahmad)
Karena itu, tak heran kalau seorang muslim berdo'a kepada Alloh :
"... Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. ...." {Qs. Al-Baqoroh (2) : 286}.
Memohon ampun atau istighfar merupakan kelaziman. Ini adalah perintah Alloh kepada hamba-Nya, sekaligus ciri utama kaum beriman. Nabi yang ma'shum saja memohon ampun kepada Alloh dalam sehari lebih dari 70 kali sebagaimana riwayat Bukhari atau 100 kali sebagaimana riwayat Muslim. Lalu, berapa banyakkah kita menyebut kata istighfar dalam sehari? Padahal kita lebih butuh kepada tobat dan istighfar.
Berdosa memang salah, tapi lebih salah lagi jika sudah berdosa tapi tak mau segera 'memutihkannya'. Mari kita mengingat kembali sabda Nabi :
"Setiap anak Adam pasti bersalah. Tapi, manusia salah yang paling baik adalah orang yang bertobat." (HR. Ahmad)
Karena itu, tak heran kalau seorang muslim berdo'a kepada Alloh :
"... Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. ...." {Qs. Al-Baqoroh (2) : 286}.
Memohon ampun atau istighfar merupakan kelaziman. Ini adalah perintah Alloh kepada hamba-Nya, sekaligus ciri utama kaum beriman. Nabi yang ma'shum saja memohon ampun kepada Alloh dalam sehari lebih dari 70 kali sebagaimana riwayat Bukhari atau 100 kali sebagaimana riwayat Muslim. Lalu, berapa banyakkah kita menyebut kata istighfar dalam sehari? Padahal kita lebih butuh kepada tobat dan istighfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar