04 Mei 2011

Kewajiban Muslim Terhadap Rosulnya

Segala puji bagi Alloh , yang telah mengutus Rosul-Nya Muhammad dengan petunjuk dan din yang haq, untuk memenangkannya atas segenap agama, meskipun orang-orang kafir membencinya.

Bagi setiap muslim, ada kewajiban-kewajiban prinsip terhadap Rosululloh Muhammad . Di antaranya adalah:

1. Mengimani beliau sebagai Rosul Alloh yang haq dan benar.

Alloh berfirman:

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya….” {Qs. Fath (48): 8-9}

{Lihat pula Qs. An-Nisa’ (4) : 136}.

Barangsiapa beriman kepada Alloh , tetapi tidak beriman kepada RosulNya, Muhammad dan bahwa beliau adalah penutup segenap rosul maka ia adalah kafir dan tidak ada gunanya keimanannya kepada Alloh . Karena itu, orang-orang Yahudi dan Nashroni adalah termasuk orang-orang kafir, meskipun mereka mengaku beriman kepada Alloh serta rosul-rosul terdahulu, sebab mereka tidak mengakui kerasulan Muhammad . Rosululloh bersabda;

Dari Abu Hurairah dari Rosululloh , bahwa beliau bersabda:

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani men-dengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim, No. Hadits 218).

Beriman kepada Rosul tidak dikatakan benar kecuali berdasarkan dalil –sebagaimana juga keimanan terhadap yang lain. Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran kerosulan beliau . Di antaranya adalah mu’jizat al-Qur’anul Karim, yang menantang manusia sepanjang zaman untuk bisa membuat satu surat saja semisalnya, namun segenap manusia tak mampu, yang diantara-nya memuat berita-berita ghoib dan terjadi sebagaimana yang diceritakan, juga berita-berita masa depan yang terjadi secara sempurna sebagaimana yang diberitakan.

Diantara dalil lain atas kebenaran risalahnya adalah bahwa beliau berbicara tentang tanda-tanda kekuasaan Alloh tentang la-ngit, bumi, gunung-gunung, lautan, bintang-bintang, janin, burung-burung, dan tumbuh-tumbuhan, sedang ketika turunnya al-Qur’an, tak seorangpun pada waktu itu yang mengetahuinya.

Selang ratusan tahun kemudian, ilmu pengetahuan membuktikan kebenaran apa yang diberitakan oleh Nabi tersebut, dan tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan berasal dari umat Islam, yang sumbernya yaitu wahyu Alloh . Dan tidaklah beliau mengetahuinya karena beliau adalah ummi (buta huruf)- kecuali dengan wahyu dari Sang Pencipta langit dan bumi, yang tiada suatu ilmupun tersembunyi daripadaNya.

Selain itu, masih ratusan bukti dan dalil lain dari mu’jizat beliau, seperti bisa memperbanyak makanan yang sedikit, bisa menyembuhkan penyakit dengan do’a beliau, atau usapan tangannya atau ludah beliau yang suci-mulia dan bahwa beliau selalu diberkahi dimana saja beliau berada.

2. Membenarkan Apa yang beliau beritakan.

Diantara kewajiban beriman kepada rosululloh adalah mempercayai segala apa yang diberitakannya. Semua berita dari Nabi adalah benar adanya, sebab beliau tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tetapi berdasarkan wahyu.

Rosululloh telah banyak mengabarkan berbagai keadaan –selain berita-berita dalam al-Qur’an-, baik tentang orang-orang dahulu maupun kemudian, dan semua itu wajib di-imani. Demikian pula dengan berita beliau tentang kekhususan sebagian tumbuh-tumbuhan atau lainnya. Seperti sabda beliau :

Air Zamzam (berkhasiat) sesuai dengan niat (tujuan) diminum (oleh penggunanya).’ (Ibnu Majah, No. Hadits 3053)

“Dalam habbatussauda’ (jintan hitam) terdapat obat dari segala penyakit kecuali kematian.”
Ibnu Syihab berkata; “Maksud dari kematian adalah maut sedangkan habbatus sauda’ adalah pohon syuniz.” (HR. Bukhari, No. Hadits 5256).

“Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan kemudian angkatlah, karena pada satu sayapnya penyakit dan sayap lainnya terdapat obatnya.” (HR. Bukhari, No. Hadits 3073).

Demikian pula tentang adanya pertanyaan oleh dua malaikat di kubur, adzab dan nikmat kubur, tanda-tanda hari kiamat, Dajjal, turunnya Isa bin Maryam, terbitnya matahari dari Barat, haudh (telaga), mizan (timbangan amal perbuatan), shiroth (titian) dsb.

Masih banyak lagi contoh lain dari apa yang beliau beritakan. Semuanya itu wajib diimani. Barangsiapa menolak sesuatu daripadanya setelah jelas hujjah dan keshahihan bahwa ia disabdakan oleh Rosul , berarti ia telah membatalkan keimanannya kepada Alloh dan RosulNya.

3. Menjadikan ketaatan kepada beliau sebagai bentuk keta’atan kepada Alloh swt, serta mendahulukan perintah Alloh dan perintahnya atas segenap perintah yang lain.

Alloh berfirman:

“Barangsiapa yang mentaati Rosul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Alloh...” {Qs. An-Nisa’ (4) : 80}

“...Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Amat keras hukumannya.” {Qs. al-Hasyr (59): 7}

{Lihat pula Qs. An-Nuur (24) : 63}.

Dan ayat-ayat dalam hal ini banyak sekali

4. Menahan diri dari apa yang dilarang oleh nabi .

Setiap muslim yang beriman kepada Alloh dan rosul-Nya wajib menahan diri dari apa yang dilarang oleh Alloh dan RosulNya. Ia juga harus meyakini bahwa apa yang dilarang oleh Rosululloh adalah sama haramnya dengan apa yang dilarang oleh Alloh . Sebab, beliau tidak akan mengharamkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya, juga tidak mensyari’atkan hukum sesuai keinginannya sendiri, tetapi semuanya berdasarkan wahyu dari Alloh .

Nabi telah melarang dan mengharamkan sesuatu yang kuantitasnya justru lebih banyak daripada apa yang dilarang dan diharamkan dalam al-Qur’an. Rosululloh bersabda, artinya:

“Hampir saja seorang laki-laki duduk dengan bersandar pada kursinya lalu ia menceritakan sebagian dari ucapanku seraya berkata; ‘Diantara kami dan kamu ada kitabulloh, maka apa yang kita temukan di dalamnya dari apa yang dihalalkan maka kita menghalalkannya dan apa yang kita temukan di dalamnya dari apa yang diharamkan maka kita mengharamkannya’. (Rosululloh ber-sabda:) ‘Ketahuilah, sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rosululloh sama dengan apa yang diharamkan oleh Alloh’.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Hakim, Shohih).

Diantara apa yang dilarang oleh Nabi , tetapi tidak terdapat di dalam al-Qur’an adalah diharamkannya daging keledai, binatang buas yang memiliki taring, burung yang memiliki kuku (cakar), memadu seorang perempuan dengan bibinya, diharamkannya bagi laki-laki memakai perhiasan emas, makan dibejana emas atau perak, memotong jenggot, memanjangkan pakaian (celana/ sarung) hingga dibawah mata kaki bagi laki-laki, makan-minum dengan tangan kiri, wanita berpergian sendirian tanpa mahrom, berduaan dengan wanita asing (bukan mahromnya), melamar lamaran orang lain dan seterusnya.

Tak disangsikan lagi bahwa apa yang dilarang oleh Nabi adalah larangan yang bersifat harom (kecuali ada dalil yang memalingkannya) sebagaimana larangan Alloh dalam al-Qur’an. Sebab Nabi tidak mengharamkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya, tetapi berdasarkan perintah dari Alloh swt. Demikian pula dengan sebaliknya, apa yang diwajibkan oleh Nabi dan diperintahkannya adalah suatu keharusan, sebagaimana apa yang diwajibkan oleh Alloh atas segenap hambaNya. Demikian pula dengan apa yang dijadikannya sebagai syarat, rukun atau batasan, semuanya harus dilaksanakan. Seperti tatacara sholat, nishab (batasan minimal) zakat berikut hukum-hukumnya, syarat-syarat ibadah, mua’malah dan batasan-batasannya yang terdapat di dalam as-Sunnah. Semuanya itu sama dengan syarat, rukun, dan batasan yang ada di dalam al-Qur’anul Karim.

(Abdurrahman)


Referensi :
  1. Digital Quran ver3.2, http://www.geocities.com/sonysugema2000/
  2. ENSIKLOPEDI HADITS (Kitab 9 Imam Ha-2. dist), Lidwa Pusaka i-Software - www.lidwapusaka.com
  3. Bulletin an-Nur Thn. IV/ No. 179/ Jum’at 3. II/ Dzulhijjah 1419 H.

2 komentar:

  1. Salam kenal dari saya, semoga ini ada manfaatnya buat saya...terus maju dalam memberikan informasi yang bermanfaat....

    BalasHapus