04 Mei 2011

Hakikat Godaan Jin dan Setan (bagian 1)

Jin adalah makhluk Alloh yang mempunyai kemampuan mengubah diri dengan berbagai bentuk. Mereka makan, minum, kawin dan beranak pinak. Ia Membisikkan dan menggoda manusia. Ia dapat melihat manusia. Sebaliknya, manusia tidak dapat melihat wujud jin yang sesungguhnya.

Diantara mereka ada yang beriman, juga ada yang kafir {QS. Al-Jin (72): 11 dan 14}. Sedangkan Golongan yang kafir adalah setan.

“Dan sesungguhnya diantara kami ada yang saleh dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” {QS. Al-Jin (72) : 11}.

“dan sesungguhnya diantara kami ada yang taat dan ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”. {QS. Al-Jin (72) : 14}.

Mereka takut pada manusia. Kita lebih mulia daripada jin. Mereka makhluk lemah. Suka mencari rahasia langit (hal ghoib), tetapi mere-ka diusir dengan panah api {QS. Al-Jinn: 8-9}.

“dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita - beritanya). Tetapi sekarang, barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). {QS. Al-Jinn: 8-9}.


Apakah Jin itu?

Jin menurut bahasa berarti: sesuatu yang tersembunyi dan halus. Sedangkan Setan ialah: setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Dia dinamakan Jin dise-babkan tersembunyinya dari mata (panda-ngan). Jin diciptakan dari api yang sangat panas {QS. Al-Hijr (15): 27}.

Saudaraku,.. ada sekelompok jaringan buatan yahudi (yaitu JIL) yang mengatakan bahwa jin itu diciptakan dari api sehingga dengan demikian tidak berpengaruh di dalam api neraka. Ini adalah pemahaman yang keliru.

Sebab, walaupun jin diciptakan dari api yang sangat panas, dia tidaklah berbentuk api dan dia (jin) tidak panas seperti api. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:

“Sekiranya kalian melihatku memegang Iblis dengan tanganku, dan sungguh aku masih mencekik lehernya hingga aku merasakan di-ngin air liurnya mengalir antara dua jariku ini; ibu jari dan telunjuk. Dan kalau bukan karena doa saudaraku Sulaiman, sungguh ia masih akan tetap dalam keadaan terikat hingga datang waktu subuh pada tiang masjid, sehingga anak-anak kecil di Madinah ini dapat mempermainkannya. Maka, barangsiapa di antara kalian dapat shalat tanpa ada seorang pun yang lewat di depannya hendaklah ia lakukan.” (HR. Ahmad, No. Hadits 11354).

Sama halnya dengan manusia, Nabi Adam diciptakan dari (saripati) tanah yaitu pada penciptaan manusia yang pertama. Apakah kita tidak merasakan sakit apabila dilempari dengan sebuah batu?


Berubah Bentuk

Bentuk Jin yang sesungguhnya tidak diketahui. Barangsiapa yang mengetahui wujud jin, maka ia dusta. Jin mempunyai kemampuan mengubah diri dengan berbagai bentuk, namun tidak mampu menyerupai rupa Rosululloh. Setan pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama; ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi di Makkah. Kedua; pada perang Badr (tahun 2 Hijriah), lihat {QS. Al-Anfal (8): 48}.

Jin beranak pinak dan berkembang biak (lihat QS. Al-Kahfi (18): 50}.


Tempat-tempat Jin

Jin mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia. Tinggal di rumah bersama manusia, tidur di ranjang yang tidak ditiduri. Tempat yang pa-ling disenangi adalah WC. Sebab, WC tempat kotor dan tempat manusia membuka aurat.

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya...” {QS. Al-A’rof (7): 27}

Ketika kita masuk kedalam WC, agar aurat kita terhalang dari pandangan jin, hendaknya kita membaca doa berikut:

(bismika, allohumma inni audzubika minal khubutsi wal khobaits)

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Bukhari, No. Hadits 139).

Setan suka berdiam di kubur dan tempat sampah. Oleh karena itu kuburan menjadi tempat meditasi bagi tukang sihir. Kita tidak diperbolehkan melakukan suatu ritual peribadatan di pemakaman ataupun di WC, se-perti melakukan tho’waf/mengelilingi kubur (karena kita hanya diperbolehkan thowaf di Baitulloh/Ka’bah), sholat di kuburan (kecuali sholat jenazah), membaca al-Qur’an, meminta pertolongan kepada Alloh melalui perantara mayit (hal ini merupakan suatu kesyirikan), apalagi meminta pertolongan kepada mayit di kubur. (Karena hal ini tidak dicontohkan oleh Rosul dan dilarang untuk dikerjakan. Sedangkan Rosululloh telah mengajarkan kepada kita, adab atau tata cara ber-ziaroh kubur yang benar).

Nabi melarang kita tidur menyerupai setan. Setan tidur diatas perutnya (tengkurap) dan telanjang. Tidur telanjang menarik setan untuk mempermainkan aurat manusia dan menyebabkan penyakit.


Qorin

Setiap manusia disertai setan yang selalu menggodanya. Alloh berfirman:

“Yang menyertai dia (Qorin) berkata (pula): “Ya Robb Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dia-lah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh”. {QS. Qof (50) : 27}.

Telah menceritakan kepada kami Harun, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahab, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Shakhr dari Abi Qusaith, dia telah menceritakan bahwa ‘Urwah bin Az-Zubair, ia menceritakan bahwa Aisyah, istri Nabi telah menceritakan kepadanya; Pada suatu malam Rosululloh pergi dari sisinya, lalu (Aisyah) berkata;
“Saya pun merasa cemburu kepadanya.”, (Aisyah) Berkata; “Lalu Rosululloh datang dan beliau melihat apa yang saya perbuat, maka beliau bersabda: “Kenapa kamu merasa cemburu wahai Aisyah!”, (Aisyah) Berkata; “Maka saya berkata; ‘Kenapa orang sepertiku tidak cemburu terhadap orang seperti engkau?”, maka Rosululloh bersabda: “Apakah kamu telah dikuasai setan kamu?” (Aisyah) berkata; “Wahai Rosululloh ! Apakah bersamaku setan?” Rosululloh bersabda: “Ya.” Saya (Aisyah) bertanya; “Adakah setiap manusia mempunyai se-tan? Rosululloh bersabda: “Ya.” Saya (Aisyah) berkata; “Bersamamu juga wahai Rosululloh ? Rosululloh bersabda: “Ya, hanya Tuhanku telah menolongku untuk melumpuhkannya sehingga
saya selamat.” (HR. Ahmad, No. Hadits 23701).

Setan makan bersama manusia yang tak berdoa ketika mau makan. Setan makan dengan tangan kiri, sendirian dan dengan jari-nya. Rosululloh melarang makan dengan tangan kiri. Beliau menyuruh kita makan bersama-sama, mencuci tangan dan mulut sebelum dan sesudah makan.

“Sesungguhnya setan itu adalah perasa dan penjilat, karena itu berhati-hati dan jagalah diri kalian darinya. Siapa yang bermalam sementara di tangannya masih terdapat bau lemak daging, sehingga ia tertimpa sesuatu, maka janganlah ia mencela siapa pun kecuali dirinya sendiri.” (HR. Tirmidzi, No. Hadits 1782).

Rosululloh menyuruh kita mematikan lampu, menutup pintu, jendela, tempat-tempat penyimpanan air dan makanan dengan rapat sebelum tidur. Jika manusia tidur dan membaca doa sebelumnya, setan menjauhinya. Alloh menjaga orang yang sebelum tidur membaca doa. Jika manusia tidur tanpa berdoa, setan mengikat kepala-nya dengan tiga ikatan, jika ia bangun dan mengingat Alloh , terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu terlepas lagi satu ikatan lainnya dan jika ia sholat terlepaslah ikatan yang terakhir.

Alloh akan menghisab (memperhitungkan amal) bangsa jin pada hari kiamat. Jin yang baik (shalih) masuk Surga.

Alloh berfirman:

“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” {QS. Ar-Rohman (55) : 56}.

Golongan jin menikahi bidadari-bidadari dari bangsa jin. Golongan jin yang ahli maksiat
masuk Neraka.

Alloh berfirman:

“… dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia, ...” {QS. Fushshilat (41) : 25}.

Bersambung ………


Referensi:
Dr. Jaudah Muhammad ‘Awad, diterjemah ringkas oleh Asri Ibnu Tsani, dalam bulletin an-Nur Th. V, No. 210/ Jum’at I/ Sya’ban 1420 H. dengan tambahan dari buku pemurnian akidah, oleh Abu Bakar al-Jazairi, pustaka Amani Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar