Makna beriman kepada Alloh
Yaitu pembenaran yang pasti akan wujud (keberadaan) Alloh swt, mengakui rububiyah, uluhiyah serta asma’ dan sifatNya.
Karena itu, beriman kepada Alloh meliputi empat perkara; yaitu, beriman kepada wujud Alloh , beriman kepada rububiyah Alloh , beriman kepada uluhiyah Alloh , dan beriman kepada asma’ dan sifat Alloh .
Saudaraku, pada edisi yang lalu (yaitu Beriman kepada Alloh Bagian 1) kita telah membahas Beriman kepada Wujud dan Rububiyah Alloh , dan kami lanjutkan pada edisi lanjutan (Beriman kepada Alloh bagian 2) yaitu beriman kepada uluhiyah Alloh . Oleh karena itu, perlu kiranya kami ulas juga lanjutannya (pada edisi kali ini), yaitu Beriman kepada Asma’ dan sifat Alloh .
Beriman kepada Asma’ {nama-nama} dan sifat Alloh
Beriman kepada asma’ dan sifat Alloh yaitu menetapkan asma’ dan sifat Alloh berdasarkan apa yang ditetapkan oleh Alloh untuk DiriNya di dalam al-Qur’an maupun sunnah RosulNya , sesuai dengan apa yang pantas bagi Alloh .
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Alloh dalam asma’ dan sifatNya. Alloh Ta’ala berfirman:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha men-dengar dan melihat”. {Qs. Asy-Syuro (42) : 11}.
Dan Alloh Maha Suci dari menyerupai salah satu makhluk [ciptaan]Nya dalam semua asma’ dan sifatNya.
Asma’ Alloh jumlahnya adalah banyak, diantaranya Ar-Rohman, Al-Bashir, Al-Aziz. Alloh berfirman:
“Yang Maha Pengasih [Pemurah] lagi Maha Penyayang”. {Qs. Al-Fatihah (1) : 3}
“ …, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. {Qs. Asy-Syuro (42) : 11}.
“dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” {Qs. Luqman (31) : 9}.
Buah Iman kepada Asma’ dan sifat Alloh
Diantara buah iman kepada Asma’ dan sifat Alloh adalah:
Yang pertama yaitu, mengenal Alloh . Barangsiapa beriman kepada asma’ dan sifat Alloh maka akan bertambah pengetahuannya tentang Alloh , sehingga –tidak diragukan lagi- akan bertambah pula keimanan me-reka kepada Alloh , dan akan bertambah kuat pula tauhidnya kepada Alloh .
Kedua, memuja-muji Alloh dengan asma’ul husnaNya (Nama-namaNya yang agung). Dan ini adalah bentuk dzikir yang pa-ling utama. Alloh berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. {Qs. Al-Ahzab (33) : 41}.
Ketiga, memohon kepada Alloh dan berdo’a kepadaNya dengan asma dan sifatNya.
Alloh berfirman:
“Hanya milik Alloh asmaa-ul husna, Maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu….” {Qs. Al-A’rof (7) : 180}.
Misalnya seseorang berdo’a dengan:
“Allohumma inniy as aluka bi annakarrozzaqu faarzuqniy…”
{“Ya Alloh, aku memohon kepadaMu, Engkaulah Yang Maha Pemberi rizki, maka berilah aku rizki…”}.
Keempat. Yaitu, kebahagiaan dan kehidupan yang baik di dunia, dan kenikmatan Surga di akhirat.
Tauhid adalah sebab diterimanya Ibadah
Sesungguhnya Ibadah yang diperintahkan Alloh itu tidak disebut ibadah kecuali dengan mentauhidkan Alloh . Karena itu, ibadah menjadi tidak sah jika disertai de-ngan syirik. Dan tidaklah seseorang itu di-sebut ‘abd (hamba) Alloh kecuali dengan merealisasikan tauhid, mengesakan Alloh semata dalam beribadah. Maka barangsiapa beribadah kepada Alloh , tetapi dia menyekutukanNya dengan yang lain, maka tidaklah ia disebut sebagai ‘abdun lillah (hamba Alloh).
Maka mentauhidkan Alloh , ikhlas ber-ibadah kepadaNya dengan tanpa menyekutukanNya dengan sesuatupun adalah syarat diterimanya ibadah di sisi Alloh . Di samping itu, ibadah tidak akan diterima kecuali sesuai dengan tuntunan syari’at dan sunnah nabi Muhammad . Karena itu, syarat diterimanya ibadah di sisi Alloh ada dua yaitu Tauhid dan berdasarkan perintah Alloh (ittiba’; mengikuti Rosul ).
Alloh berfirman:
“Bahkan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Robbnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” {Qs. Al-Baqoroh (2) : 112}.
‘Aslama wajhahu’ (menyerahkan diri) artinya merealisasikan tauhid sehingga ia memurnikan ibadah hanya kepada Alloh . Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya ia mengikuti Rosululloh .
Referensi : Kitab Tauhid
Yaitu pembenaran yang pasti akan wujud (keberadaan) Alloh swt, mengakui rububiyah, uluhiyah serta asma’ dan sifatNya.
Karena itu, beriman kepada Alloh meliputi empat perkara; yaitu, beriman kepada wujud Alloh , beriman kepada rububiyah Alloh , beriman kepada uluhiyah Alloh , dan beriman kepada asma’ dan sifat Alloh .
Saudaraku, pada edisi yang lalu (yaitu Beriman kepada Alloh Bagian 1) kita telah membahas Beriman kepada Wujud dan Rububiyah Alloh , dan kami lanjutkan pada edisi lanjutan (Beriman kepada Alloh bagian 2) yaitu beriman kepada uluhiyah Alloh . Oleh karena itu, perlu kiranya kami ulas juga lanjutannya (pada edisi kali ini), yaitu Beriman kepada Asma’ dan sifat Alloh .
Beriman kepada Asma’ {nama-nama} dan sifat Alloh
Beriman kepada asma’ dan sifat Alloh yaitu menetapkan asma’ dan sifat Alloh berdasarkan apa yang ditetapkan oleh Alloh untuk DiriNya di dalam al-Qur’an maupun sunnah RosulNya , sesuai dengan apa yang pantas bagi Alloh .
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Alloh dalam asma’ dan sifatNya. Alloh Ta’ala berfirman:
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (١١)
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha men-dengar dan melihat”. {Qs. Asy-Syuro (42) : 11}.
Dan Alloh Maha Suci dari menyerupai salah satu makhluk [ciptaan]Nya dalam semua asma’ dan sifatNya.
Asma’ Alloh jumlahnya adalah banyak, diantaranya Ar-Rohman, Al-Bashir, Al-Aziz. Alloh berfirman:
“Yang Maha Pengasih [Pemurah] lagi Maha Penyayang”. {Qs. Al-Fatihah (1) : 3}
“ …, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. {Qs. Asy-Syuro (42) : 11}.
“dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” {Qs. Luqman (31) : 9}.
Buah Iman kepada Asma’ dan sifat Alloh
Diantara buah iman kepada Asma’ dan sifat Alloh adalah:
Yang pertama yaitu, mengenal Alloh . Barangsiapa beriman kepada asma’ dan sifat Alloh maka akan bertambah pengetahuannya tentang Alloh , sehingga –tidak diragukan lagi- akan bertambah pula keimanan me-reka kepada Alloh , dan akan bertambah kuat pula tauhidnya kepada Alloh .
Kedua, memuja-muji Alloh dengan asma’ul husnaNya (Nama-namaNya yang agung). Dan ini adalah bentuk dzikir yang pa-ling utama. Alloh berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. {Qs. Al-Ahzab (33) : 41}.
Ketiga, memohon kepada Alloh dan berdo’a kepadaNya dengan asma dan sifatNya.
Alloh berfirman:
“Hanya milik Alloh asmaa-ul husna, Maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu….” {Qs. Al-A’rof (7) : 180}.
Misalnya seseorang berdo’a dengan:
“Allohumma inniy as aluka bi annakarrozzaqu faarzuqniy…”
{“Ya Alloh, aku memohon kepadaMu, Engkaulah Yang Maha Pemberi rizki, maka berilah aku rizki…”}.
Keempat. Yaitu, kebahagiaan dan kehidupan yang baik di dunia, dan kenikmatan Surga di akhirat.
Tauhid adalah sebab diterimanya Ibadah
Sesungguhnya Ibadah yang diperintahkan Alloh itu tidak disebut ibadah kecuali dengan mentauhidkan Alloh . Karena itu, ibadah menjadi tidak sah jika disertai de-ngan syirik. Dan tidaklah seseorang itu di-sebut ‘abd (hamba) Alloh kecuali dengan merealisasikan tauhid, mengesakan Alloh semata dalam beribadah. Maka barangsiapa beribadah kepada Alloh , tetapi dia menyekutukanNya dengan yang lain, maka tidaklah ia disebut sebagai ‘abdun lillah (hamba Alloh).
Maka mentauhidkan Alloh , ikhlas ber-ibadah kepadaNya dengan tanpa menyekutukanNya dengan sesuatupun adalah syarat diterimanya ibadah di sisi Alloh . Di samping itu, ibadah tidak akan diterima kecuali sesuai dengan tuntunan syari’at dan sunnah nabi Muhammad . Karena itu, syarat diterimanya ibadah di sisi Alloh ada dua yaitu Tauhid dan berdasarkan perintah Alloh (ittiba’; mengikuti Rosul ).
Alloh berfirman:
“Bahkan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Robbnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” {Qs. Al-Baqoroh (2) : 112}.
‘Aslama wajhahu’ (menyerahkan diri) artinya merealisasikan tauhid sehingga ia memurnikan ibadah hanya kepada Alloh . Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya ia mengikuti Rosululloh .
Referensi : Kitab Tauhid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar