Tiada sumber kebenaran kecuali hanya datang dari AlQuran dan Hadits, walaupun mereka orang orang yang menyembunyikan bahkan membencinya, kebenaran akan senantiasa tetap ada sampai hari kiamat.
Pembela kebenaran pun akan senantiasa selalu hadir ditengah tengah gelombang kemaksiatan dan kekufuran yang melanda masyarakat.
Manusia yang berada didalam kebenaran adalah termasuk golongan wali wali Allah Ta'ala, yang sudah ditetapkan dan menjadi pembelanya sampai agama ini tegak.
Allah Ta'ala, berfirman:
الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 147)
Diayat yang lain Allah Ta'ala berfirman,
فَذٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلٰلُ ۖ فَأَنّٰى تُصْرَفُونَ
"Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?"
(QS. Yunus 10: Ayat 32)
Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang makna ayat diatas berkata, “Maka itulah Rabbmu, yaitu yang diibadahi, yang disembah, yang dipuji, yang mendidik seluruh makhluk dengan berbagai kenikmatan-Nya. Dialah Al-Haq, maka tidak ada lagi setelah Al-Haq melainkan kesesatan. Karena Dia-lah yang bersendiri dalam mencipta, mengurusi segala sesuatu. Tidak seorang hamba pun yang merasakan satu kenikmatan melainkan berasal dari-Nya, dan tidak ada yang mendatangkan kebaikan melainkan Dia, tidak ada yang menolak kejelekan kecuali Dia. Dia memiliki Asma’ul Husna dan sifat-sifat yang Mahasempurna yang agung, penuh kemuliaan dan kesempurnaan.
Lalu mengapa kalian berpaling dari beribadah kepada yang demikian sifat-sifat-Nya (yakni berpaling dari Allah subhanahu wa ta’ala)? Lalu menyembah sesuatu yang wujudnya akan sirna, tidak mampu mendatangkan manfaat dan mudarat serta tidak pula mampu mendatangkan kematian, kehidupan, dan kebangkitan? Sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan sedikit pun dan tidak ada sekutu bagi Allah dalam hal apa pun. Tidak ada yang berhak memberi syafaat di sisi Allah ‘azza wa jalla melainkan dengan izin-Nya.
Jika demikian keadaannya, maka hendaklah seorang muslim selalu berusaha untuk mencari jalan keselamatan tersebut yang jumlahnya hanya satu. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa haditsnya. Di antaranya adalah yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
خَطَّ رَسُوْلُ اللهِ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِمُسْتَقِيْمًا. قَالَ: ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذِهِالسُّبُلُ وَلَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلاَّ عَلَيْهَا شَيْطاَنٌ يَدْعُو إِلَيْهِ. ثُمَّقَرَأَ :
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis di hadapan kami satu garis lalu berkata, “Ini adalah jalan Allah.” Lalu beliau menggaris beberapa garis di sebelah kanan dan sebelah kiri garis tadi lalu berkata, “Ini adalah jalan jalan. Di atas setiap jalan itu terdapat setan yang menyeru kepadanya.” Lalu beliau membaca firman Allah: “Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah mengikuti jalan-jalan (sesat) hingga akan terpisah kalian dari jalan-Nya[1].” (HR. al-Imam Ahmad, 1/435 dan 465, an-Nasa’i dalam al-Kubra, 6/11174, ad-Darimi no. 202, ath-Thayalisi no. 244, Sa’id binManshur, 5/935, Ibnu Hibban, 1/180/6, dan al-Hakim, 2/348,)
Allah Ta'ala, berfirman:
يَهْدِى بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوٰنَهُۥ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
"dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke jalan yang lurus."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 16)
Sehingga jalan keselamatan itu adalah jalan yang lurus dan itu cuma satu, yaitu jalan kebenaran yang hanya datang dari Allah Ta'ala, maka jika kita mencari jalan selain itu pasti jalan menuju kepada kesesatan.
Semoga Allah Ta'ala memberi hidayah kepada kita semua tentang kebenaran hakiki, dan menyelamatkan kita dari jalan kesesatan, yaitu bukan jalan kebenaran.
Wallahu a'lam
26 Desember 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar