28 September 2013

“Sifat Shalat Nabi SAW” Bagian VII


Tasyahud Akhir dan Duduk Tawarruk
Kemudian duduk untuk tasyahud akhir, keduanya adalah wajib. Melakukan pada tasyahud akhir apa yang dilakukan pada tasyahud awal. Cara duduk di sini dengan cara tawaruk yaitu meletakkan pangkal paha kiri ke tanah dan mengeluarkan kedua kaki dari satu arah dan menjadikan kaki kiri ke bawah betis/ pergelangan kaki kanan. Dengan Menegakkan kaki kanan, Kadang-kadang boleh juga dijulurkan. Menutup lutut kiri dengan tangan kiri yang bertumpu padanya.


KEWAJIBAN SHALAWAT ATAS NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM DAN BERLINDUNG DARI EMPAT PERKARA

Wajib pada tasyahud akhir bershalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana lafadz-lafadznya yang telah kami sebutkan pada tasyahud awal.

Kemudian berlindung kepada Allah dari empat perkara, dan mengucapkan : “Allahumma inii a’uwdzubika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min tsarri fitnatil masyihid dajjal”.

“Artinya : Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam dan dari siksa kubur, dan dari fitnah orang yang hidup dan orang yang mati serta dari keburukan fitnah masih ad-dajjal”.

BERDO’A SEBELUM SALAM
Kemudian berdo’a untuk dirinya dengan do’a yang nampak baginya dari do’a-do’a tsabit dalam kitab dan sunnah, dan do’a ini sangat banyak dan baik. Apabila dia tidak menghafal satu pun dari do’a-do’a tersebut maka diperbolehkan berdo’a dengan apa yang mudah baginya dan bermanfaat bagi agama dan dunianya.

SALAM DAN MACAM-MACAMNYA
Memberi salam ke arah kanan sampai terlihat putih pipinya yang kanan, hal ini adalah rukun. Dan ke arah kiri sampai terlihat putih pipinya yang kiri. (demikian pula salam pada shalat jenazah). Imam mengeraskan suaranya ketika salam kecuali pada shalat jenazah.

Macam-macam cara salam.
  • Pertama mengucapkan “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu” ke arah kanan dan mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullah” ke arah kiri.
  • Kedua : Seperti di atas tanpa (Wabarakatuh).
  • Ketiga mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullahi” ke arah kanan dan “Assalamu’alaikum” ke arah kiri.
  • Keempat : Memberi salam dengan satu kali ke depan dengan sedikit miring ke arah kanan.


QunuT
Tidak disyari’atkan Membaca qunut pada saat sholat shubuh, (sebab qunut yang diperbolehkan hanyalah qunut pada saat sholat witir dan qunut nazilah yang dilakukan selama sebulan)

Qunut Nazilah dan Tempatnya

Qunut maksudnya memanjangkan do’a. Disunatkan untuk qunut dan berdo’a untuk kaum muslimin karena adanya satu musibah yang menimpa mereka. Tempatnya adalah setelah mengucapkan : “Rabbana lakal hamdu”

Tidak ada do’a qunut yang ditetapkan, tetapi cukup berdo’a dengan do’a yang sesuai dengan musibah yang sedang terjadi. Mengangkat kedua tangan ketika berdo’a. Mengeraskan do’a tersebut apabila sebagai imam. Dan orang yang dibelakangnya mengaminkannya. Apabila telah selesai membaca do’a qunut lalu bertakbir untuk sujud.

Qunut Witir, Tempat dan Lafazhnya
Adapun qunut di shalat witir disyari’atkan untuk dilakukan sewaktu-waktu. Tempatnya sebelum ruku’, hal ini berbeda dengan qunut nazilah.

Mengucapkan do’a berikut : “Allahummah dinii fiiman hadayit, wa ‘aafiinii fiiman ‘aafayit, watawallanii fiiman tawallayit, wa baariklii fiimaa a’thayit, wa qinii syarra maaqadhayit, fainnaka taqdhii walaa yuqdhaa ‘alayika wainnahu laayadzillu maw waalayit walaa ya’izzu man ‘aadayit, tabaarakta rabbanaa wata’alayit laa manjaa minka illaa ilayika”

“Artinya : Ya Allah tunjukilah aku pada orang yang engkau tunjuki dan berilah aku afiat pada orang yang Engkau beri afiat. Serahkanlah aku pada orang yang berwali kepada-Mu, berilah aku berkah pada apa yang Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan yang Engkau tetapkan, karena Engkau menetapkan, dan tidak ada yang menetapkan untukku. Dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang berwali kepada-Mu, dan tidak akan mulia orang yang memusuhi-Mu, Engkau penuh berkah, Wahai Rabb kami dan kedudukan-Mu sangat tinggi, tidak ada tempat berlindung kecuali kepada-Mu”.

Do’a ini termasuk do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diperbolehkan karena tsabit dari para shahabat radiyallahu anhum.
Kemudian ruku’ dan bersujud dua kali seperti yang diterangkan terdahulu.

Saudaraku seagama. Inilah yang terjangkau bagiku dalam meringkas sifat shalat nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai satu usaha untuk mendekatkannya kepadamu sehingga engkau mendapatkan satu kejelasan, tergambar dalam benakmu, seakan-akan engkau melihatnya dengan kedua belah matamu. Apabila engkau melaksanakan shalatmu sebagaimana yang aku sifatkan kepadamu tentang shalat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka aku mengharapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menerima shalatmu, karena engkau telah melaksanakan satu perbuatan yang sesuai dengan perkataan nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

“Artinya : Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”.

Setelah itu satu hal jangan engkau lupakan, agar engkau menghadirkan hatimu dan khusyu’ ketika melakukan shalat, karena itu tujuan utama berdirinya sang hamba di hadapan Allah Subahanahu wa Ta’ala, dan sesuai dengan kemampuan yang ada padamu dari apa yang aku sifatkan tentang kekhusu’an serta mengikuti cara shalat nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sehingga engkau mendapatkan hasil diharapkan sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan firman-Nya.

“Artinya : Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar”.

Akhirnya. Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menerima shalat kita dan amal kita secara keseluruhan, dan menyimpan pahala shalat kita sampai kita bertemu dengan-Nya. “Di hari tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak kecuali yang datang dengan hati yang suci”. Dan segala puji bagi Allah Robb semesta alam.

Sumber:
  1. Praktek sholat Nabi saw, Oleh: Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
  2. Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Masjid At-Taqwa Rawalumbu Bekasi Timur. Penerjemah : Amiruddin Abd. Djalil dan M.Dahri.
  3. Sifat sholat Nabi saw, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Pustaka Media Hidayah dan Gema Risalah Press – Bandung
http://abuannisa.wordpress.com/2007/07/25/ringkasan-sifat-shalat-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar