1.
Berjalan karena ada hajat:
Dari Aisyah r.a., berkata, "Rasulullah saw. biasa
shalat (sunnah) di dalam rumah sedangkan pintunya ditutup, lalu aku datang
kemudian saya minta dibukakan pintu, lalu beliau berjalan lantas membuka pintu
untukku, kemudian kembali (lagi) ke tempat shalatnya." Dan aku mengira
bahwa pintu itu berada di arah kiblat. (Hasan: Shahih Nasa'i no: 1151, Tirmidzi
II: 56 no: 598, ‘Aunul Ma'bud III: 190 no: 910 dan Nasa'i III: 11)
2.
Menggendong anak kecil:
Dari Abu Qatadah r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah
shalat menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah saw. dan (binti) Abil
‘Ash bin Rabi'. Maka apabila Rasulullah berdiri, beliau menggendong dan apabila
beliau sujud, beliau letakkan." (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari I: 590 no:
516, Muslim I: 385 no: 543, ‘Aunul Ma'bud III: 185 no: 904, dan Nasa'i II: 45)
3.
Membunuh makhluk yang berbahaya:
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah memerintah
(kami) membunuh dua makhluk hitam ketika shalat, yaitu kalajengking dan ular.
(Shahih: Shahihul Jami'us Shaghir no: 1174 dan Shahih Ibnu Khuzaimah II: 41 no:
869)
4.
Menoleh dan berisyarat karena dianggap sangat penting
Dari Jabir r.a., berkata, "Rasulullah saw. pernah
merasa sakit, lalu kami shalat di belakangnya, sedangkan beliau dalam posisi
duduk. Kemudian menoleh kepada kami lalu melihat kami dalam keadaaan berdiri,
kemudian memberi isyarat kepada kami (agar duduk), maka kemudian kami duduk
(juga)." Shahih: Shahih Nasa'i no: 1145, Muslim 1: 309 no: 413, Nasa'i
III: 9 dan ‘Aunul Ma'bud Ii: 313 rio: 588).
5.
Meludah pada pakaian atau mengeluarkan sapu tangannya yang ada di dalam
sakunya. Ini sesuai dengan hadits Jabir yang melarang meludah ke arah Kiblat:
Dari Jabir r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
seorang di antara kamu apabila ia berdiri shalat, maka sejatinya Allah Tabaraka
wa Ta' ala berada di depannya. Maka dan itu, janganlah sekali-kali
meludah ke hadapannya dan jangan (pula) ke sebelah kanannya. Namun
hendaknya meludah ke sebelah kirinya di bawah kaki kirinya. Jika mendadak, maka
arahkanlah pada pakaiannya begini." Kemudian Rasulullah melipat
pakaiannya, sebagian di atas sebagian yang lain. (Shahih: Muslim IV:
2303
no: 3008 dan ‘Aunul Ma'bud II: 144 no: 477).
Teks
Arab hadits ini sudah termuat pada beberapa halaman sebelumnya (pent.).
6.
Menjawab salam dengan isyarat:
Dari Abdullah bin Umar r.a., bercerita: (Pada suatu hari, Rasulullah
saw. keluar pergi ke Quba dan shalat di sana. Di saat beliau shalat, datanglah
kaum Anshar, lalu mengucapkan salam kepadanya. Kemudian aku bertanya kepada
Bilal, "(wahai Bilal), bagaimana engkau melihat Rasulullah menjawab salam
mereka ketika mereka mengucapkan salam kepada beliau di saat Rasulullah saw.
shalat?" Jawabnya, "Rasulullah berbuat begini." Bilal membuka
telapak tangannya dan Ja'far bin Aun membuka telapak tangannya. Bilal
menjadikan bagian bawah telapak tangannya rnengarah ke bawah (ke lantai) dan
menjadikan punggung telapak tangannya mengarah ke atas." (Hasan Shahih:
Shahih Abu Daud no: 820 dan ‘Aunul Ma'bud III: 195 no: 915).
7.
Mengucapkan kalimat tasbih (Subhanallah) bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi
perempuan, bila terjadi sesuatu dalam shalat:
Dari Sahi bin sa'ad r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Wahai
segenap sahabat, mengapa ketika terjadi sesuatu pada kalian dalam shalat,
kalian bertepuk tangan, padahal tepuk tangan hanyalah untuk kaum perempuan.
Barangsiapa yang menjumpai suatu kejadian dalam shalatnya, maka ucapkanlah
‘SUBHANALLAAH', karena sesungguhnya tak seorangpun yang mendengarkan ucapan
‘SUBHANALLAAH' melainkan pasti menoleh." (Muttafaqun ‘alaih: Fathul
Bari III: 107 no: 1234, Muslim I: 316 no: 421 dan ‘Aunul Ma'bud III: 216 no:
928).
8.
Memberitahu imam yang bacaannya keliru:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi saw. mengerjakan suatu
shalat, lalu membaca (ayat al-Qur'an) padanya keliru. Tatkala selesai shalat
beliau bertanya kepada Ubay (bin Ka'ab), "Apakah engkau shalat berjama'ah
dengan kami?" jawabnya "Ya" Beliau bertanya (lagi),
"Gerangan apakah yang menghalangimu (untuk melarang bacaanku?) ?"
(Shahih: Shahih Abu Daud io: 803 dan ‘Aunul Ma'bud III: 175 no: 894)
9.
Meraba kaki orang yang tidur:
Dari Aisyah r.a., ia bertutur "Saya pernah
menselonjorkan kakiku di arah Kiblat Nabi saw. yang sedang shalat (malam).
Apabila beliau akan sujud, merabaku lalu kuangkat kakiku. Apabila beliau
berdiri, kuselonjorkan (lagi) kakiku." (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari
III: 80 no: 1209 dan lafadz mi baginya, dan Muslim 1: 367 no: 272/5 12
sema'na).
10.
Memukul orang yang memaksa akan lewat di hadapan orang yang sedang shalat:
Dari Abu Sa'id r.a. berkata: Aku mendengar Nabi saw.
bersabda, "Apabila seseorang diantara kamu sedang menghadap ke sesuatu
agar terlindung dan orang-orang (yang akan lewat di depannya), kemudian ada
seseorang hendak lewat di hadapannya, maka cegahlah di lehernya. jika memaksa,
maka pukullah; karena sesungguhnya ia adalah syaitan." (Shahih:
Shahihul Jami'us Shaghir no: 638, Muslim I: 326 no: 259 dan 505).
11.
Menangis:
Dari Ali, ia bertutur, "Tidak ada prajurit berkuda pada
perang badar selain al-Miqdad. Sungguh saya melihat kami; dan tiada diantara
kami melainkan semuanya tidur nyenyak kecuali Rasulullah saw. ia shalat (malam)
di bawah pohon sambil menangis hingga shubuh." (Sanadnya Shahih: al Fathur
Rabbani XXI: 36 no: 225 dan Shahih Ibnu Khuzaimah II: 52 no: 899).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar