SUJUD
Turun
Bersujud dengan Mendahulukan Kedua Tangan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meletakkan kedua
tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. demikianlah
yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam serta tsabit dari
perbuatan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan beliau Shallallahu Alaihi wa
Sallam melarang untuk menyerupai cara berlututnya unta yang turun dengan kedua
lututnya yang terdapat di kaki depan.
Beliaupun memerintahkan sahabatnya melakukan hal demikian ”Apabila
seseorang dari kalian hendak bersujud, hendaknya tidak melakukannya seperti
duduknya unta. Tetapi hendaknya meletakkan tangannya sebelum meletakkan kedua
lututnya.” (HR Abu Daud dan Nasa’i).
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Sesungguhnya
kedua tangan turut bersujud sebagaimana sujudnya wajah. Apabila seseorang dari
kalian meletakkan wajahnya diatas tanah, maka hendaklah meletakkan juga kedua
tangannya. Apabila mengangkat wajahnya maka hendaknya mengangkat juga kedua
tangannya.” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad & Siraj).
Dalam bersujud Beliau meletakkan telapak tangannya,
mengembangkannya, serta mengarahkannya ke arah kiblat. Beliau meletakkan kedua
tangannya sejajar dengan kedua bahunya, dan terkadang sejajar dengan kedua
telinganya.
Dalam hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad disebutkan bahwa
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menekan hidung dan dahinya ke tanah. Beliau
berkata kepada orang yang sholatnya tidak benar ”Jika engkau bersujud maka
lakukanlah dengan menekan.”
Dalam riwayat lain disebutkan ”Bila engkau bersujud, maka
lakukanlah dengan cara menekan wajah dan kedua tanganmu sampai seluruh ruas
tulangmu kembali ke tempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah.)
Beliau bersabda, ”Tidak sah sholat seseorang yang hidungnya
tidak menyentuh tanah sebagai mana halnya dahinya.” (HR Daruquthni,
Thabrani dan Abu Na’im).
Beliau menekan kedua lututnya dan ujung kedua telapak
kakinya. Menghadapkan ujung jarinya ke arah kiblat, merapatkan tumitnya dan
menegakkan telapak kakinya.Beliau pun menyuruh berbuat demikian. Inilah tujuh
anggota yang dipergunakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bersujud,
yaitu dua telapak tangan, dua lutut, dua kaki, dahi dan hidung. Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan dua anggota terakhir (dahi dan hidung)
menjadi satu dalam sujud.
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Aku
perintahkan untuk bersujud, (dalam riwayat lain disebutkan : Kami diperintahkan
untuk bersujud dengan menggunakan 7 anggota badan) yaitu dahi, (dan menunjuk
hidungnya dengan tangan) serta kedua tangan, (Dalam lafal lain disebutkan : Dua
telapak tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki, dan kami tidak boleh
menyibak baju dan
rambut).” (HR Bukhari dan Muslim).
Beliau bersabda ”Apabila seorang hamba bersujud,
hendaklah menyertakan 7 anggota badan (wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut
dan kedua telapak tangan).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban).
Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban
disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkomentar terhadap orang
yang sholat sedangkan rambutnya diikat dari belakang, ”Orang yang sholatnya
seperti itu sama halnya dengan orang yang sholat menggelung rambunya.” Beliau
juga bersabda ”Yang demikain ini menjadi tempat duduk setan.” (HR Abu
Daud dan Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak membentangkan
kedua lengannya, akan tetapi Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengangkat
kedua lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya
dari belakang.
Apabila seekor anak domba menerobos di bawah lengannya,
tentu dengan mudah dapat melewatinya.
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melebarkan lengannya
sehingga seorang sahabatnya berkata ”Mungkin kami bisa menerobos di bawah
ketiaknya, saking lebarnya jarak antara lengan dan lambungnya dalam bersujud.” Demikian
yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah. Beliau Shallallahu Alaihi wa
Sallam memerintahkan melakukan hal itu dalam sabdanya ”Apabila engkau
bersujud, letakkanlah tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.” (HR Muslim dan
Abu Uwanah).
”Bersujudlah kamu dengan lurus dan janganlah membentangkan
kedua lenganmu seperti membentangkannya (dalam lafal lain disebutkan : Seperti
membentangkan kakinya) anjing.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan
Ahmad).
”Janganlah seseorang dari kalian membentangkan kedua
lengannya seperti anjing membentangkan kakinya.” (HR Ahmad
dan Tirmidzi).
”Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu (seperti
binatang). Tetapi tegakkanlah lengamu dan jauhkanlah dari lambungmu. Karena
bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud
denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)
Kewajiban Thumuninah dalam Sujud
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu memerintahkan
agar menyempurnakan ruku dan sujud. Orang yang tidak melakukannya
diperumpamakan seperti orang yang lapar. Ia memakan satu atau dua butir kurma
yang tidak mengenyangkan sama sekali. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda
”Orang yang demikian itu adalah pencuri yang paling buruk.”
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menyatakan tieak sah
sholat orang yang ruku dan sujudnya tidak lurus, sebagaimana yang telah
diuraikan pada bab Ruku.
Berlaku Tegak ketika Sujud
Wajib berlaku tegak ketika sujud,
yaitu tertumpu dengan seimbang pada semua anggota sujud yang terdiri dari :
Dahi termasuk hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung-ujung jari kedua
kaki.
Barangsiapa sujud seperti itu
berarti telah thuma’ninah, sedangkan thuma’ninah ketika sujud termasuk rukun
juga.
Melamakan Sujud
Kemudian, menjadikan sujud sama
panjang dengan ruku’ seperti diterangkan terdahulu. Lama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan sujud adalah hampir sama
dengan lama Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallammelakukan ruku. Bahkan lebih
lama lagi jika Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang menghadapi masalah
yang sulit sebagaimana dikatakan oleh sahabat Beliau
” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar menemui
pada waktu sholat Dhuhur atau Ashar. Ketika itu Beliau menggendong Hasan dan
Husen. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam maju lalu meletakkan
gendongannya disebelah kanannya. Kemudian bertakbir untuk melakukan sholat,
lalu sujud dalam sholatnya itu. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersujud
lama sekali.” Perawi berkata ”Aku mengangkat kepalaku diantara orang banyak.
Tapi ternyata anak kecil itu berada diatas punggung Beliau, padahal Beliau
sedang sujud. Kemudian aku kembali sujud. Ketika Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam selesai melakukan sholat, orang-orang bertanya ”Wahai
Rasulullah engkau melakukan sujud dalam sholatmu ini lama sekali sehingga kami
mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau engkau sedang menerima wahyu.” Beliau
bersabda ”Semua itu tidak terjadi tetapi cucuku ini naik diatas punggungku dan
aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya.”
Doa-doa Sujud
Dalam sujudnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
membaca beberapa zikir dan doa yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut :
1.
”Subhana
rabbiyal a’la” (”Mahasuci Robb-ku Yang Mahatinggi”), tiga kali atau lebih. Pernah dalam
sholat malam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan berulang-ulang
sehingga lama sujudnya hampir sama dengan berdirinya. Padahal dalam berdirinya
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca 3 surah yang panjang (al-Baqarah,
an-Nisaa dan Ali Imran), diselingi dengan bacaan doa dan istighfar sebagaimana
yang dijelaskan dalam sholat lail (malam, tahajjud)
2.
”Subhaana
rabbiyal a’la wabihamdih.” (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan segala puji
bagiNya”).
3.
”Subbuuhun
qudduusun rabbul malaaikati warruuhu.” (”Mahasuci dan Mahakudus, Tuhan malaikat
dan ruh).
4.
”Subhaanaka
allahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii.” (”Mahasuci Engkau, wahai
Tuhan, Tuhan kami dan dengan memujiMu wahai Tuhan, ampunilah aku”). (HR Bukhari dan Muslim). Bacaan
ini banyak Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam baca pada saat ruku dan sujudnya
sebagaimana yang diperintahkan al-Qur’an.
5.
Dan
lain-lain.
Disukai
untuk memperbanyak do’a saat sujud, karena saat itu do’a banyak dikabulkan.
Larangan Membaca Al-Qur’an ketika
Sujud
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang membaca
al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam
menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanayk doa waktu sujud sebagaimana
diterangkan dalam bab Ruku.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Seorang
hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang sujud maka
perbanyaklah doa (dalam sujud).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Baihaqi).
Sumber:
- Praktek sholat Nabi saw, Oleh: Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
- Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Masjid At-Taqwa Rawalumbu Bekasi Timur. Penerjemah : Amiruddin Abd. Djalil dan M.Dahri.
- Sifat sholat Nabi saw, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Pustaka Media Hidayah dan Gema Risalah Press – Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar