28 September 2013

“Sifat Shalat Nabi SAW” Bagian V


SUJUD

Turun Bersujud dengan Mendahulukan Kedua Tangan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meletakkan kedua tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. demikianlah yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam serta tsabit dari perbuatan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang untuk menyerupai cara berlututnya unta yang turun dengan kedua lututnya yang terdapat di kaki depan.

Beliaupun memerintahkan sahabatnya melakukan hal demikian ”Apabila seseorang dari kalian hendak bersujud, hendaknya tidak melakukannya seperti duduknya unta. Tetapi hendaknya meletakkan tangannya sebelum meletakkan kedua lututnya.” (HR Abu Daud dan Nasa’i).

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Sesungguhnya kedua tangan turut bersujud sebagaimana sujudnya wajah. Apabila seseorang dari kalian meletakkan wajahnya diatas tanah, maka hendaklah meletakkan juga kedua tangannya. Apabila mengangkat wajahnya maka hendaknya mengangkat juga kedua tangannya.” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad & Siraj).

Dalam bersujud Beliau meletakkan telapak tangannya, mengembangkannya, serta mengarahkannya ke arah kiblat. Beliau meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, dan terkadang sejajar dengan kedua telinganya.

Dalam hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menekan hidung dan dahinya ke tanah. Beliau berkata kepada orang yang sholatnya tidak benar ”Jika engkau bersujud maka lakukanlah dengan menekan.”

Dalam riwayat lain disebutkan ”Bila engkau bersujud, maka lakukanlah dengan cara menekan wajah dan kedua tanganmu sampai seluruh ruas tulangmu kembali ke tempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah.)

Beliau bersabda, ”Tidak sah sholat seseorang yang hidungnya tidak menyentuh tanah sebagai mana halnya dahinya.” (HR Daruquthni, Thabrani dan Abu Na’im).

Beliau menekan kedua lututnya dan ujung kedua telapak kakinya. Menghadapkan ujung jarinya ke arah kiblat, merapatkan tumitnya dan menegakkan telapak kakinya.Beliau pun menyuruh berbuat demikian. Inilah tujuh anggota yang dipergunakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bersujud, yaitu dua telapak tangan, dua lutut, dua kaki, dahi dan hidung. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan dua anggota terakhir (dahi dan hidung) menjadi satu dalam sujud.

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Aku perintahkan untuk bersujud, (dalam riwayat lain disebutkan : Kami diperintahkan untuk bersujud dengan menggunakan 7 anggota badan) yaitu dahi, (dan menunjuk hidungnya dengan tangan) serta kedua tangan, (Dalam lafal lain disebutkan : Dua telapak tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki, dan kami tidak boleh menyibak baju dan rambut).” (HR Bukhari dan Muslim).

Beliau bersabda ”Apabila seorang hamba bersujud, hendaklah menyertakan 7 anggota badan (wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak tangan).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban).

Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkomentar terhadap orang yang sholat sedangkan rambutnya diikat dari belakang, ”Orang yang sholatnya seperti itu sama halnya dengan orang yang sholat menggelung rambunya.” Beliau juga bersabda ”Yang demikain ini menjadi tempat duduk setan.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak membentangkan kedua lengannya, akan tetapi Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengangkat kedua lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya dari belakang.

Apabila seekor anak domba menerobos di bawah lengannya, tentu dengan mudah dapat melewatinya.

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melebarkan lengannya sehingga seorang sahabatnya berkata ”Mungkin kami bisa menerobos di bawah ketiaknya, saking lebarnya jarak antara lengan dan lambungnya dalam bersujud.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan melakukan hal itu dalam sabdanya ”Apabila engkau bersujud, letakkanlah tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.” (HR Muslim dan Abu Uwanah).

”Bersujudlah kamu dengan lurus dan janganlah membentangkan kedua lenganmu seperti membentangkannya (dalam lafal lain disebutkan : Seperti membentangkan kakinya) anjing.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

”Janganlah seseorang dari kalian membentangkan kedua lengannya seperti anjing membentangkan kakinya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
”Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu (seperti binatang). Tetapi tegakkanlah lengamu dan jauhkanlah dari lambungmu. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)

Kewajiban Thumuninah dalam Sujud
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu memerintahkan agar menyempurnakan ruku dan sujud. Orang yang tidak melakukannya diperumpamakan seperti orang yang lapar. Ia memakan satu atau dua butir kurma yang tidak mengenyangkan sama sekali. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Orang yang demikian itu adalah pencuri yang paling buruk.”

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menyatakan tieak sah sholat orang yang ruku dan sujudnya tidak lurus, sebagaimana yang telah diuraikan pada bab Ruku.


Berlaku Tegak ketika Sujud
Wajib berlaku tegak ketika sujud, yaitu tertumpu dengan seimbang pada semua anggota sujud yang terdiri dari : Dahi termasuk hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung-ujung jari kedua kaki.

Barangsiapa sujud seperti itu berarti telah thuma’ninah, sedangkan thuma’ninah ketika sujud termasuk rukun juga.

Melamakan Sujud
Kemudian, menjadikan sujud sama panjang dengan ruku’ seperti diterangkan terdahulu. Lama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan sujud adalah hampir sama dengan lama Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallammelakukan ruku. Bahkan lebih lama lagi jika Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang menghadapi masalah yang sulit sebagaimana dikatakan oleh sahabat Beliau
” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar menemui pada waktu sholat Dhuhur atau Ashar. Ketika itu Beliau menggendong Hasan dan Husen. Rasulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam maju lalu meletakkan gendongannya disebelah kanannya. Kemudian bertakbir untuk melakukan sholat, lalu sujud dalam sholatnya itu. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersujud lama sekali.” Perawi berkata ”Aku mengangkat kepalaku diantara orang banyak. Tapi ternyata anak kecil itu berada diatas punggung Beliau, padahal Beliau sedang sujud. Kemudian aku kembali sujud. Ketika Rasulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam selesai melakukan sholat, orang-orang bertanya ”Wahai Rasulullah engkau melakukan sujud dalam sholatmu ini lama sekali sehingga kami mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau engkau sedang menerima wahyu.” Beliau bersabda ”Semua itu tidak terjadi tetapi cucuku ini naik diatas punggungku dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya.”

Doa-doa Sujud
Dalam sujudnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca beberapa zikir dan doa yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut :
1.     ”Subhana rabbiyal a’la” (”Mahasuci Robb-ku Yang Mahatinggi”), tiga kali atau lebih. Pernah dalam sholat malam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan berulang-ulang sehingga lama sujudnya hampir sama dengan berdirinya. Padahal dalam berdirinya Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca 3 surah yang panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali Imran), diselingi dengan bacaan doa dan istighfar sebagaimana yang dijelaskan dalam sholat lail (malam, tahajjud)
2.     ”Subhaana rabbiyal a’la wabihamdih.” (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya”).
3.     ”Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati warruuhu.” (”Mahasuci dan Mahakudus, Tuhan malaikat dan ruh).
4.     ”Subhaanaka allahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii.” (”Mahasuci Engkau, wahai Tuhan, Tuhan kami dan dengan memujiMu wahai Tuhan, ampunilah aku”). (HR Bukhari dan Muslim). Bacaan ini banyak Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam baca pada saat ruku dan sujudnya sebagaimana yang diperintahkan al-Qur’an.
5.     Dan lain-lain.
Disukai untuk memperbanyak do’a saat sujud, karena saat itu do’a banyak dikabulkan.

Larangan Membaca Al-Qur’an ketika Sujud
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang membaca al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanayk doa waktu sujud sebagaimana diterangkan dalam bab Ruku.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang sujud maka perbanyaklah doa (dalam sujud).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Baihaqi).

Sumber:
  1. Praktek sholat Nabi saw, Oleh: Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
  2. Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Masjid At-Taqwa Rawalumbu Bekasi Timur. Penerjemah : Amiruddin Abd. Djalil dan M.Dahri.
  3. Sifat sholat Nabi saw, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Pustaka Media Hidayah dan Gema Risalah Press – Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar