28 September 2013

“Sifat Shalat Nabi SAW” Bagian III


RUKU’
Saudaraku kaum muslimin, setelah selesai membaca suroh al-qur’an di dalam sholat, kemudian setelah itu, diam sebentar menarik nafas agar bisa teratur. Beliau sholallohu alaihi wasallam lalu mengangkat kedua tangan seperti yang telah dijelaskan terdahulu pada takbiratul ihram. Mengangkat tangan sambil mengucapkan takbir, “Allohu Akbar” (takbir hukumnya adalah wajib).

Lalu ruku’ sedapatnya agar persendian bisa menempati posisinya dan setiap anggota badan mengambil tempatnya. Adapun ruku’ adalah rukun.

“Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum menyempurnakan wudhunya seperti yang diperintahkan oleh Alloh,… kemudian bertakbir, bertahmid, mengagungkan Alloh, membaca ayat al-Qur’an yang dihafalnya, kemudian bertakbir, ruku’, [dengan meletakkan tangan pada lututnya] dengan tuma’ninah sehingga ruas tulang belakangnya mapan dan lurus…” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Tata Cara Ruku'
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua lututnya dengan sebaik-baiknya.

Kedua telapak tangan Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam tampak menekan kedua lututnya (seakan-akan mencengkram keduanya). Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam merenggangkan jari-jarinya seolah-olah menggenggam kedua lutut. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkannya kepada orang yang tidak benar sholatnya dalam sabdanya ”Jika engkau ruku letakkanlah kedua tanganmu di atas lututumu. Kemudian renggangkanlah jari-jarimu sampai tulang belakangmu menjadi mapan ditempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban).

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam merenggangkan kedua sikunya dari badan/ lambungnya. Ketika ruku Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam membentangkan (mensejajarkan punggung) dan meluruskan punggungnya sehingga jika kita menaruh air di punggungnya tidak akan tumpah (jika dituangkan air dari diatasnya tidak akan tumpah), Lalu, Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada orang yang tidak benar sholatnya ”Jika engkau ruku, letakkanlah tangamu pada kedua lututmu. Lalu, bentanglah punggungmu dan tekanlah tanganmu dalam rukumu.” (HR Ahmad & Abu Daud).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak membungkuk terlalu kebawah dan tidak pula mendongakkan terlalu keatas. Akan tetapi tengah-tengah di antara keduanya (horizontal).Tidak merendahkan kepala dan tidak pula mengangkatnya tapi disejajarkan dengan punggung.

Wajib Thumaninah dalam Ruku
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan thumaninah (tenang) dan memerintahkan demikian kepada orang yang tidak benar sholatnya sebagaimana yang dijelaskan diatas. Sabda Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam ”Sempurnakanlah ruku dan sujudmu. Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku benar-benar melihat kamu dari balik punggungku saat kamu ruku dan sujud.” (HR Bukhari & Muslim).

Dalam riwayat Ath-Thayalisi dan Ahmad, Abu Hurairah berkata ”Kekasihku Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarangku bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang mematuk makanan, menoleh-nolah seperti musang dan duduk sepeti kera.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda ”Pencuri yang paling jahat adalah pencurian yang mencuri dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya ”Wahai Rasulullah bagaimana yang dimaksud dengan mencuri dalam sholat itu?” Rasulullah menjawab ”Yaitu orang yang tidak sempurna ruku dan sujudnya dalam sholat.” (HR Thabrani dan Hakim).

Ketika sedang sholat, Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melirik orang yang sujud dan ruku dengan punggung tidak lurus. Usai sholat Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ”Wahai kaum muslimin, sesungguhnya tidak sah sholat seseorang yang tidak meluruskan punggungnya dalam ruku dan sujud.” (HR Ibnu Majah & Ahmad).

Menyamakan Panjangnya Rukun
Termasuk sunnah untuk menyamakan panjangnya rukun, diusahakan antara ruku’ berdiri dan sesudah ruku’, dan duduk diantara dua sujud hampir sama

Bacaan-Bacaan Ruku
Dalam ruku, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca bacaan yang beragam. Terkadang membaca sebuah bacaan dan di lain kesempatan membaca bacaan lain. Diantara bacaan Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah

1.     ”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung”) (Dibaca 3 kali) (HR. Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah). Terkadang membacanya lebih dari 3 kali (yang menunjukkan lamanya sholat Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam). Bahkan pada suatu kali dalam sholat lail Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam membacanya dengan mengulang-ulang sehingga lama ruku’nya sama dengan lama berdirinya. Padahal Beliau membaca 3 surah panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali Imran) diselingi dengan doa-doa dan istighfar.
2.     ”Sub hana rabbiyal’adhimi wabihamdih” (3x) (”Mahasuci dan Mahaagung Allah, segala puji bagiNya”) (Dibaca 3 kali) (HR Abu Daud, Daruquthni, Ahmad & Thabrani).
3.     ”Sub hanaka allahumma wabihamdika allahummagh firli” (”Mahasuci Engkau wahai Thuhan dan dengan memujiMu ampunilah aku”) Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memperbanyak doa ini dalam ruku dan sujudnya.
4.     Dan lain-lain.

Larangan Membaca al-Qur’an saat Ruku
Tidak boleh membaca Al-Qur’an saat ruku’ dan sujud. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang membaca al-Qur’an saat ruku dan sujud dalam sabdanya ”Ketahuilah sesungguhnya aku melarang bacaan al-Qur’an saat ruku. Hendalah kalian mengagungkan Tuhan Yang Mahaperkasa. Sedangkan dalam bersujud hendaknya bersungguh-sungguhlah berdoa karena doa itu tentu dikabulkan.” (HR Muslim & Abu Uwanah).

Sumber:
  1. Praktek sholat Nabi saw, Oleh: Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
  2. Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Masjid At-Taqwa Rawalumbu Bekasi Timur. Penerjemah : Amiruddin Abd. Djalil dan M.Dahri.
Sifat sholat Nabi saw, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Pustaka Media Hidayah dan Gema Risalah Press – Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar