26 Februari 2014

Palestina..., Sejarah dibangunnya Masjidil Aqso



Masjidil Aqsho merupakan tempat kedua yang disinggahi oleh Rosululloh saw dalam perjalanannya menuju shidrotul muntaha. Peristiwa ini kita kenal dengan Isro’ Mi’roj       (QS. al-Isro ayat 1). Dalam Shohih Bukhori dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw dalam perjalanan tersebut mengendarai al Buroq. Masjidil Aqsho memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah sabda Nabi Muhammad saw,
 “Janganlah bersengaja melakukan perjalanan (dalam rangka ibadah) kecuali ke tiga masjid: masjidku ini (masjid Nabawi), masjidil Harom dan Masjidil Aqsho.”
(HR. Bukhori dan Muslim)

Masjidil Aqsho dibangun pertama kali yaitu didirikan oleh Nabi Ibrahim as. Ahli sejarah agama berpendapat bahwa Masjidil Aqsho yang didirikan nabi Sulaiman as itu (yang disebut Haikal Sulaiman oleh orang Yahudi-red) merupakan turunan dari Masjidil Aqsho yang didirikan oleh Nabi Ibrahim as, empat puluh tahun setelah pendirian Masjidil Harom. Masjidil Aqsho pertama, yang didirikan nabi Ibrohim as itu hancur dimakan usia karena ditinggalkan oleh keluarga nabi Ya’kub as yang hijrah ke Mesir.

Di Yerusalem, Nabi Sulaiman as membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan nabi mereka tersebut dan mereka mengkhianati Allah.

Kemudian, Sepeninggal Nabi Sulaiman as, kerajaan Bani Isroil pecah menjadi dua:
Pertama, Kerajaan Yudea yang beribukota di Yerusalem, diangkatnya Rahbeam sebagai raja karena dianggap pewaris pusaka bani Isroil. Kerajaan Yudeya ini didukung oleh bangsa Yahudi dan Bangsa Benyamin

Kedua, kerajaan Israil yang beribukota di Samariya dan didukung oleh sepuluh suku isroil

Pada tahun 722 SM, kerajaan Yudeya direbut raja Tiglat Filasar dari Assiria, sebagian pemimpinnya dijadikan budak belian dan dibuang ke Assiria.

Pada tahun 606 SM, kerajaan Yudea direbut Raja Nebukadnezar dari Babilonia. Haikal Sulaiman dihancurkan dan orang-orang Yahudi dibuang ke Babilonia sampai tahun 539 SM. Orang-orang Yahudi mencoba untuk memberontak tetapi mereka dapat ditumpas dengan kejamnya.

Pada tahun 536 SM Sirus kaisar Persia membolehkan orang-orang Yahudi pindah ke Palestina kembali. Pada tahun 338 SM, orang-orang Yahudi dibawah imam besar mendirikan kerajaan Isroil bersatu yang meliputi bekas kerajaan Isroil dan Yudea.

Pada tahun 334 SM seluruh wilayah Palestina harus tunduk pada kekuasaan Raja Iskandar dari Masedonia. Sepeninggal Raja Masedonia, kerajaan Mesir merebut palestina dan menjadikannya propinsi Mesir.

Pada tahun 199 SM, kerajaan Assiria merebut Palestina dari tangan kerajaan Mesir, timbullah penderitaan baru dari bangsa Yahudi, banyak bangsa Yahudi dijadikan budak belian.

Pada tahun 142 SM, bangsa Yahudi menghimpun kekuatan, memberontak dan berhasil mendirikan kerajaan Yudea baru. Kerajaan Yudea baru tidak berlangsung lama, karena sifat dan watak bangsa Yahudi yang tamak ingin berusaha merebut kerajaan lain, sehingga akhirnya hancur sampai tahun 135 SM mereka tetap dibawah pengaruh dan kekuasaan negara asing silih berganti. Aqidah dan upacara keagamaannya kian rusak karena pengaruh penjajah.

Setelah bangsa Yahudi merasa aman maka pada tahun 72 SM mereka berusaha berdiri kembali dan mendirikan Haikal Sulaiman yang sudah porak poranda.

Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa as (Jesus dalam lisan romawi) datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur’an, mereka itu yang: “telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur’an, 5:78). Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.

Pada tahun 63 SM, Haikal Sulaiman dihancurkan pasukan Romawi. Seluruh daerah Palestina, Siria sampai sebagian wilayah Iraq dijadikan wilayah Romawi. Karena imam-imam Yahudi dapat mengambil hati penguasa Romawi, pemerintah Romawipun akhirnya membantu pendirian Haikal Sulaiman, sehingga haikal sulaiman dapat berdiri kembali tetapi konon banyak mengadopsi gaya kuil Grik dan Romawi.

Pada tahun 70 M gerakan-gerakan Yahudi menghimpun kekuatan untuk melepaskan wilayah palestina dari kerajaan Romawi. Pasukan Romawi cepat memadamkan pemberontakan itu dengan kejam, Haikal Sulaiman dihancurkan dan yang tertinggal hanya sebagian puing dindingnya. Kini puing dinding tersebut mereka sebut al-Makba, ‘Dinding Ratap Tangis’. Bangsa Yahudi terpencar berserakan, sebagian ke Afrika Utara sebagian pula masuk ke Yastrib dan Khaibar. Mereka kelak menurunkan suku Yahudi, bani Qainuqa, Bani Quraidhah, bani an-Nadhir, Yahudi Taima’ dan Yahudi Wadi al Qura. Diantara mereka terdapat keturunan Nabi Harun a.

Yahudi kembali murtad, karena kesombongannya ia mengingkari atas kenabian Isa dan mengingkari kenabian Muhammad saw, dan menuhankan ezra (uzair) sebagai anak Alloh. Kemudian beribadah kepada yahweh/yehovah. Menjadikan elohim (tuhan-tuhan yang banyak) sebagai sesembahan yang banyak, dalam bahasa yunani dengan sebutan Kurios (Elohim, lord, ilh, abb) dengan sifat dan nama yang mereka buat sendiri.

Orang Yahudi adalah ahli kitab yang bertauhid. Ini adalah pada asalnya. Namun, mereka lebih cenderung pada politisme dan oportunistis. Hal itu mengakibatkan banyaknya para nabi di tengah mereka untuk mengembalikan mereka kepada Tauhid yang benar setiap kali mengalami penyelewengan dalam memahami Tuhan, maka diutuslah nabi.

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qur’an, 48:26)

Daerah Palestina tetap menjadi wilayah Romawi sampai tahun 638 M, pada tahun itulah Patriah Sopranius menyerahkan Yerusalem dan sekitarnya kepada Khalifah Umar. Dengan kerelaan sendiri, sebagian besar penduduk Palestina masuk Islam. Yaitu agama yang hanif, agama moyang mereka yaitu Adam as, agama Nabi ibrohim as, Agama Nabi Sulaiman as, Agama Nabi Musa as dan Harun as, Agama Nabi Isa as serta agama Para Nabi dan Rosul lainnya. Palestina tetap dalam kekuasaan Islam sampai tahun 1917 M. Pada masa itu Palestina masih dalam wilayah Turki Usmani.

Dan kini, Palestina dijajah kembali oleh Yahudi dan sekutu-sekutunya. Oleh kaum yang banyak sekali membunuh para nabi dan Rosul. Lalu siapakah yang Teroris? Mujahidin-kah yang sedang mempertahankan wilayahnya? Atau orang-orang Kuffar yang diberi tumpangan tempat tinggal namun ia semena-mena, ingin mengusir pemiliknya? 

lihatlah gambar berikut, yaitu yang berada di: www.islamway.com/gaza/gallery

Gambar tersebut merupakan sebagian dari banyaknya kekejaman dan perlakuan BIADAB Zionisme Yahudi terhadap kaum muslimin.

Saudaraku, sudah dikhabarkan oleh Rosululloh s, bahwa Perang di Palestina tidak akan berakhir sampai Kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi. Hingga orang-orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, sehingga batu dan pohon itu berkata: “hai Muslim, hai hamba Alloh!! dibelakangku ada Yahudi, bunuhlah Dia!” kecuali Pohon Gorqod karena pohon itu adalah pohon Yahudi.

Umat Islam tidak boleh takut dengan datangnya kematian. Sebab, kehidupan yang sesungguhnya adalah Kehidupan Akherat yaitu Surga bagi orang-orang yang beriman, atau Neraka untuk orang-orang Kafir.

Sehingga Tujuan Kita yang Utama yaitu Menjadikan Bumi Alloh ini menjadi Bumi yang di Sinari Oleh Cahaya Islam. Yaitu Menjadikan Seluruh Umat Manusia menjadi Hamba Alloh Saja, dengan meninggalkan Peribadahan-peribadahan kepada selain Alloh.

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa (Tunggal). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas)

Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar. Pokok permasalahan ini akan dibahas secara lebih rinci dalam bab tentang Zionisme di dalam www.tragedipalestina.com/yudaisme.html.

Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrohim, tanpa memandang rasnya. walaupun para nabi dan rosul, semua berasal dari RUMPUN Arab, keturunan nabi Ibrohim, dan berujung kepada nabi Adam as

Al-Qur’an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrohim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:

Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur’an, 3:68)

Oleh karena itu, Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Alloh untuk kaum muslimin. dan harus kita pertahankan

- Kabut2 Fremasonry melanda dunia islam, Yayasan Islam al-Huda, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar