14 April 2013

Aliran-aliran yang dinyatakan sesat oleh MUI


Jauhnya dari syariat Islam, merupakan menjadi salah satu faktor dari perpecahan umat Islam. Untuk itu, perlu-lah belajar syariat islam agar tidak tersesat. Banyak sekali pemahaman-pemahaman nyeleneh yang berfikiran bebas yang biasa disebut JIL (Jaringan Islam Liberal). Yaitu, mereka yang memahami syari’at islam dengan pemahaman yang menyimpang, tidak berdasarkan pemahaman para shohabat rosululloh saw. Berikut ini merupakan aliran-aliran yang telah menyimpang dari syari’at Islam. Diantaranya adalah sebagai berikut:


Hidup di Balik Hidup.

Aliran Hidup di Balik Hidup (HDH) ini sudah berkembang sejak tahun 1940 di Cirebon, Jawa Barat. Muhammad Kusnan adalah pendiri dari aliran ini. Namun, saat ini yang menjabat sebagai pemimpin aliran Hidup di Balik Hidup sepeninggal Kusnan adalah Mudjoni yang tinggal di Bekasi. 

Masyarakat setempat sudah merasa risih dengan pemahaman dan aktivitas kelompok Hidup di Balik Hidup ini. Menurut pengawasan masyarakat, aliran ini sesat dan menyesatkan karena ada beberapa keyakinan yang menyimpang dari ajaran Al-Qur-an dan As Sunnah. Syaifudin, selaku kepala Desa Sigong, Lemahabang, menuturkan bahwa aliran ini telah meresahkan warga dan meminta agar para alim ulama segera memprosesnya. Aliran Hidup di Balik Hidup memiliki sebuah buku panduan. Dalam buku itu diceritakan tentang cara atau praktik beribadah dan cerita tentang asal-usul aliran Hidup di Balik Hidup.

Buku itu memuat beberapa ajaran yang menyimpang dari pemahaman Islam. Disebutkan bahwa Kusnan, selaku pendiri aliran Hidup di Balik Hidup, pernah ditemui oleh dua malaikat yang membersihkan dadanya di sebuah danau. Peristiwa itu disebutkan terjadi ketika Kusnan berumur sepuluh tahun.

Bahkan, dijelaskan bahwa Kusnan pernah mengalami perjalanan ghaib menuju surga dan neraka serta menemui semua nabi sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad saw.
Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.


Amanat Keagungan Ilahi

AKI atau Amanat Keagungan Ilahi adalah aliran baru yang muncul di Desa Jatirejo, Nganjuk.
Diterangkan bahwa aliran ini telah ada sejak tiga tahun yang lalu. Sejauh pengawasan masyarakat setempat, aliran ini masih mempercayai Allah sebagai Tuhan. Namun, hal yang ganjil adalah keterbukaan aliran tersebut pada agama lain bahkan kepada yang tidak beragama sekalipun.

Mereka membuka diri dalam menerima semua agama. Dalam Prosedur Tetap (Protap) yang mereka susun, disediakan doa-doa untuk umat Islam dan Kristen.

Dari Informasi yang diperoleh, aliran ini tidak mewajibkan shalat lima waktu. Mereka juga meyakini bahwa thawaf bisa dilakukan dengan cara mengitari Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan mobil dan berpakaian putih-putih.

Menurut masyarakat setempat, para penganut aliran ini tidak begitu peduli dengan syiar-syiar Islam seperti jilbab bagi kaum perempuan. Kebanyakan perempuan dari pengikut AKI tidak mengenakan jilbab dan hanya mengenakan pakaian sebagaimana masyarakat umum.

Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.



Wahidiyah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Wahidiyah yang berkembang di Desa Sumahmadu Taraju, sesat dan menyesatkan. Salah satu ajarannya yang menjadi dasar kesesatan aliran ini adalah keyakinannya pada Ghauts Haadzaz Zaman yang bisa mencabut iman seseorang.

Fatwa ini keluar setelah dilakukan penelitian oleh Komisi Fatwa MUI Kab. Tasikmalaya. Menurut keterangan Ketua Umum MUI setempat, KH. Dudung Abdul Halim, MA, aliran Wahidiyah ini menyalahi ajaran al-Qur-an dan al-Hadits.

Mengenai ajaran Wahidiyah sendiri, mereka percaya bahwa setiap zaman selalu ada Ghauts yang membimbingnya. Dalam dunia Tasawuf, ada suatu kepercayaan tentang keberadaan Ghauts yang diangkat oleh Allah sebagai wasilah (perantara) kepada-Nya. Para waliyullah, termasuk Wali Abdal dan Quthub, senantiasa meminta kepada Allah untuk keselamatan ummat dan alam raya ini.

Memang, dalam buku-buku Wahidiyah tidak pernah ditegaskan siapakah sebenarnya Ghauts itu sendiri. Namun, menurut sebagian pengamal ajaran Wahidiyah, Mu’allif Shalawat itu sendiri yaitu Mbah Abdul Madjid yang menjadi Ghauts di zaman sekarang. Meskipun penetapan ini hanya sebatas husnudzan (berprasangka baik) saja, mereka yakin bahwa prasangka mereka memiliki dasar-dasar yang benar.

Aliran ini memiliki shalawat tersendiri yang mereka namai Shalawat Wahidiyah. Shalawat ini menjadi amalan khusus bagi para pengikut wahidiyah .

Saat ini, aliran wahidiyah memiliki struktur organisasi yang rapi. Di indonesia sendiri dikenal dengan Penyiar Shalawat Wahidiyah (PWS). Perkembangannya tidak hanya sebatas dalam negeri saja. Aliran ini berkembang juga di luar negeri.
Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.


Islam Hakekok

Aliran yang disebut dengan nama Islam Hakekok ini telah lama berkembang di sekitar Tanggerang. Penamaan Hakekok sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti hakikat. Memang, gaungnya ajaran Islam Hakekok tidak seheboh aliran-aliran sesat lainnya seperti al-Qiyadah al-Islamiyyah. Tapi, aliran ini sudah memiliki banyak pengikut terutama di kawasan Tanggerang dan sekitarnya.

MUI Kabupaten Tanggerang telah mengeluarkan fatwa sesatnya ajaran Islam Hakekok.
Sejauh data yang berhasil dihimpun, aliran ini tidak mewajibkan shalat lima waktu kepada pengikutnya. Mereka meyakini bahwa ibadah shalat cukup dilaksanakan dengan berdoa di dalam hati saja.

Demikian pula dengan ibadah Ramadhan, mereka tidak mewajibkan puasa. Bagi mereka, ibadah ini cukup dilakukan dengan niat dan berdoa di dalam hati tanpa harus menahan diri dari lapar dan dahaga.
 Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.



Al-Qur-an Suci

Maraknya kasus mahasiswa yang hilang atau pergi begitu saja tanpa sepengetahuan orang tua, disinyalir memiliki indikasi keterkaitan dengan aliran al-Qur’an Suci. Di lain tempat seperti Pekanbaru dan Medan, nama lain dari aliran al-Qur’an Suci adalah al-Haq.

MUI Pekanbaru sudah mengeluarkan fatwa bahwa aliran ini sesat dan menyesatkan. Setelah diselidiki lebih jauh, ternyata aliran ini menyebar pertama kali di Medan. Kemudian aliran tersebt disebarkan ke beberapa daerah di Jawa dan Sumatera. Sedangkan pemimpinnya saat ini berasal dari salah satu kota besar di Jawa Tengah.

Hedi Muhammad, Ketua Tim Investigasi Aliran Sesat (TIAS) mengatakan bahwa aliran al-Qur’an dan al-Haq memang memiliki prinsip ajaran yang sama. Ia menambahkan bahwa aliran ini hanya melakukan ibadah shalat sekali dalam sehari dan peralihan ibadah puasa menjadi pembayaran sejumlah uang.

Hal ini terungkap setelah diadakan penelitian lapangan dan pengakuan sejumlah korban. Saat ini, aktifitas masih difokuskan untuk mencari korban-korban yang hilang tanpa jejak, terlebih kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa.
Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.


Al-Qiyadah al-Islamiyyah

Aliran ini dinyatakan sesat karena:
1.   Menghilangkan Rukun Islam.
Aliran Al-Qiyadah al-Islamiyyah menolak rukun islam karena mereka menganggap bahwa saat ini adalah fase Makkah. Artinya, mereka meyakini bahwa shalat, puasa, zakat, dan haji belum saatnya diwajibkan.
2.   Merubah Syahadat.
Mereka telah merubah dua kalimat syahadat yang merupakan rukun pertama dalam Islam. Inilah syahadat versi mereka:
“Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna al-masiih al-maw’uud rasulullah”.
3.   Meyakini ada nabi baru setelah Rasulullah saw.
Ahmad Mushaddiq, selaku pemimpin aliran ini mengaku dirinya sebagai al-Masih al-Maw’ud sekaligus nabi baru. Hal ini dinyatakannya setelah ia bertapa dan mendapatkan wahyu di salah satu kawasan di Bogor.
Hal ini tertulis jelas dalam buku ‘Ruhul Qudus yang turun kepada al-Masih al-Maw’ud’, edisi pertama 2007, hlm. 182. Dalam buku ini tertulis:
“Aku al-Masih al-Maw’ud menjadi syahid Allah bagi kalian, orang-orang yang mengimaniku, dan aku telah menjelaskan kepada kalian tentang sunnah-Nya dan rencana-rencana-Nya di dalam hidup dan kehidupan ini sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana-Nya itu kalian dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan-Nya.”
“...Dan aku juga memerintahkan kepada katib agar mempersiapkan sebuah acara di Ummul Qura’ bagi para sahabat untuk menjadi syahid bagi kerasulan al-Masih al-Maw’ud, tetapi katib mengusulkan agar acaranya diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya, di malam yang ke tiga puluh tiga, tiga hari menjelang empat puluh hari aku ber-tahannuts (menyepi), kembali aku bermimpi, di dalam mimpi itu aku di lantik menjadi rasul Allah dengan disaksikan para sahabat.”
4. Menganggap kafir setiap orang yang tidak masuk ke dalam kelompok nya atau menolak kenabian pemimpin mereka.
5.   Menggantikan kewajiban shalat lima waktu dengan shalat malam saja.
6.  Menebus setiap dosa-dosa yang mereka lakukan dengan sejumlah uang yang dikenal dengan istilah penebusan dosa.

Aliran sesat ini telah menerbitkan bukunya yang berjudul ‘Tafsir wa Ta’wil’. Dalam buku tersebut, mereka menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sekehendak mereka. Dalam tulisan ini, kami paparkan beberapa contoh dari penyimpangan tafsir yang mereka lakukan. Di antaranya adalah:

• Menafsirkan ‘Bahtera Nabi Nuh as’ sebagai simbol dari organisasi dakwah beliau dan bukan kapal yang sesungguhnya. 

Allah swt berfirman:
“Lalu Kami wahyukan kepadanya (Nuh), ‘Buatlah bahtera dibawah pengawasan dan petunjuk Kami.” (al-Mu’minuun: 27)
mereka mengatakan bahwa kapal adalah amtsal (permisalan) dari kepemimpinan, yait sarana organisasi dakwah yang dikendalikan oleh Nuh sebagai nahkoda. Keluarga Nuh adalah orang-orang mukmin yang beserta beliau, sedangkan binatang ternak yang dimasukkan berpasang-pasangan adalah perumpamaan dari umat yang mengikuti beliau. Lautan yang dimaksud adalah bangsa Nabi Nuh yang musyrik itu. (Tafsir wa ta’wil hal.43).

• Menafsirkan para malaikat yang memikul ‘Arasy sebagai para mas’ul (penanggung jawab) yang telah tersusun dalam tujuh tingkatan struktur dan kekuasaan di bumi. (Tafsir wa ta’wil hal. 24).

• Menafsirkan as-Saaq (betis) pada surat al-Qalam ayat 42 dengan rasa takut akan azab Allah pada hari kiamat. (Tafsir wa ta’wil hal. 18).

• Mengingkari pengambilan persaksian anak cucu Adam atas ketuhanan Allah yang merupakan penafsiran dari surat al-‘Araf ayat 172.

Selain kesesatan dalam buku tafsir yang mereka terbitkan, banyak para pengikut al-Qiyadah al-Islamiyyah yang memiliki pemahaman inkarus sunnah (menolak hadits). Mereka menolak keabsahan hadits-hadist Rasulullah saw. Sebagai contoh mereka berkata, “Kitab al-Qur’anul Karim adalah sebuah kitab yang dipelihara dan dijamin keotentikannya oleh Allah swt, tidak demikian halnya dengan hadits-hadits.”

Selain itu, apa yang diajarkan oleh kelompok al-Qiyadah al-Islamiyyah ini, ternyata tidak hanya mengutip ayat-ayat al-Qur-an saja. Mereka juga mengajarkan paham-paham Kristen. Mereka banyak mengutip dan mendasarkan ajarannya pada Injil. Bahkan, mereka memahami di dalam Islam ada konsep trinitas sebagaimana dalam ajaran Kristen (!!)

Demikianlah, mereka mencampuradukkan ajaran. Banyak lagi ajaran-ajaran yang mereka tanamkan kepada para pengikutnya dengan memberikan pemahaman yang menyesatkan.

(red: Kini pemimpin mereka (Ahmad Mushaddiq) telah bertaubat, apakah ia sungguh telah bertaubat dengan waktu sesingkat itu? (Hanya Allah yang tahu, dan kita berdoa agar kita diberi petunjuk)   
  
Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.



Ajaran Nabi Perempuan

Seorang wanita asal Madiun, Rusmiyati binti Sawabi Sastrawijaya, mengaku sebagai nabi sekaligus panglima perang untuk melawan pasukan Iblis. Menurut pengakuannya, ia ditunjuk sebagai ratu adil dan juru selamat yang ditunggu-tunggu ummat manusia.

Pengakuannya ini berdasarkan mimpi-mimpi yang dianggap sebagai petunjuk atau ilmu dari langit. Mimpi-mimpi itu ia tuangkan dalam tujuh bundel naskah. MUI Kota Madiun langsung turun tangan setelah Rusmiyati melapor kepada pihak MUI untuk mendapat legitimasi atau pengakuan resmi atas ajarannya itu. Selanjutnya, MUI Kota Madiun mengeluarkan fatwa larangan penyebaran aliran Nabi Perempuan ini.
Reff: UMMATie, edisi: 06/ th. I, Januari 2008/ Dzulqo’dah 1428 H.

ajaran nabi perempuan yang belum lama ini adalah Lia Eden, yang mengaku juga titisan malaikat jibril



6 komentar:

  1. http://sholawat-wahidiyah-miladiyah.blogspot.com/2012/12/sanggahan-masalah-masalah-dari-bapak.html

    BalasHapus
  2. syariat islam telah sempurna, tidak perlu ditambah ataupun dikurangi. semua bentuk peribadatan telah dicontohkan oleh rosululloh saw.

    mohon maaf apabila diantara pembaca ada yang tersinggung dan tidak menyukai tulisan kami.

    afwan

    BalasHapus
  3. Wahidiyah Hanya Meluruskan Jalan Yang Benar :) Bukan Sesat , Mohon Yg Belum Tau Apa-Apa Tentang Shalawat Wahidiyah , Pelajari Dulu Jangan Soudjon Kamu !

    BalasHapus