03 Juni 2011

Tidak Ada Ibadah Khusus di Bulan Rojab

Rojab adalah salah satu dari empat bulan haram (suci) di dalam Islam. Disebut dengan bulan Haram, karena pada bulan-bulan ini kita dilarang berperang, selain juga melakukan kedzaliman padanya lebih terlarang dibanding dengan bulan-bulan yang lainnya. Tentang hal ini Alloh berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (٣٦)


“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Alloh beserta orang-orang yang bertakwa.”.{QS.At-Taubah (9) :36}.


Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada kami ‘Abdul Wahhab telah bercerita kepada kami Ayyub dari Muhammad bin Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari Abu Bakrah dari Nabi ber-sabda: “Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rojab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban”. (HR. Bukhari–Muslim).

Inilah keutamaan Haram dari selainnya. Dan untuk bulan Rojab, tidak diketahui satu pun dalil yang menunjukkan keutamaan lain selain dari yang disebutkan. Karena itu tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan tentang keistimewaan bulan ini, tidak mengistimewakannya dengan melakukan puasa pada keseluruhannya atau pada sebagian hari-harinya, dan tidak pula dengan melakukan shalat malam serta ibadah-ibadah khusus lainnya. Bahkan seluruh hadits-hadits yang menerangkan keistimewaan bulan ini adalah lemah dan kebanyakannya adalah dusta dan palsu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam (Tabyin Al-Ajab bima Warada fi Syahri Rojab),

“Tidak satu pun hadits yang menerangkan tentang keutamaan bulan Rojab adalah benar (shahih), tidak tentang keutamaan berpuasa seluruhnya dan tidak pula sebagiannya, atau shalat pada malam-malam tertentu padanya. Dan Al-Imam Abu Ismail Al-Harawi Al-Hafidz sudah pernah mengatakan hal ini sebelum saya, kami meriwayatkan hal ini darinya dengan sanad yang shahih, begitu pula dari selain beliau…”

Dan banyak lagi nukilan dari para imam yang menegaskan hal ini. Seperti Al-Imam Abdullah bin Muhammad Al-Anshari berkata:

“Tidak satu pun hadits dari Rosululloh tentang keutamaan bulan Rojab dan berpuasa padanya yang shahih”.

Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa dan Asy-Syaikh Aba Buthain dalam Durarus Sanniyyah. Di sisi banyaknya nukilan dari para imam tersebut, tragisnya masih saja ada dari umat Islam yang mengistimewakan bulan ini dengan melakukan ibadah-ibadah yang tidak ada asal-usulnya di dalam syariat yang suci, seperti mengistimewakannya dengan berpuasa, apakah di awalnya atau keseluruhannya.

Dan umumnya umat Islam di tanah air mengistimewakan bulan ini dengan membaca dzikir-dzikir khusus seperti “istighfar bulan Rojab”, sambil mengangkat tangan membaca;


“Allohumaghfirli warhamnii watub ‘alayya”

Ya Alloh, ampunilah aku, dan kasihilah aku serta terimalah taubatku.”

Biasanya dzikir ini dibaca setelah imam salam dari shalat wajib dan diikuti oleh para jama’ah dengan serempak. Dan masih banyak lagi amalan-amalan serupa di bulan Rojab yang tidak ada asal-usulnya di dalam syariat ini. Dan semua ini merupakan ajaran baru yang tidak dikenal oleh generasi shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, padahal merekalah generasi terbaik umat ini, seperti yang terdapat dalam hadits,

“Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari ‘Abidah dari Abdullah radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka.” (HR. Bukhari - Muslim).

Maka masih adakah kedzaliman yang lebih besar dari mencampakkan hukum Alloh dan mengambil hukum manusia?!

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢١)

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Alloh yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Alloh) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih.” {QS.Asy-Syuro (42) : 21}.

Apalagi ada riwayat dari salafussholih bahwa dahulu mereka mengingkari perbuatan orang-orang yang mengistimewakan bulan ini dengan berpuasa, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari Kharsyah bin Al-Hurr, ia berkata;

“Saya menyaksikan Umar bin Khattab memukuli tangan orang-orang di bulan Rojab, sampai mereka meletakkan tangan-tangan mereka di piring-piring makannya (melarang mereka berpuasa), dan Umar berkata: “Makanlah kalian, bulan ini adalah bulan yang dahulu dimuliakan orang-orang Jahiliyah”. (Ada’u ma Wajab).

Juga ketika Abu Bakar menemui keluarganya dan melihat mereka membeli cangkir-cangkir minum, dan bersiap-siap untuk puasa, ia berkata, “Apa ini!” Mereka menjawab, “Rojab”. Abu Bakar berkata: “Apa kalian ingin menyerupakannya dengan Ramadhan? Lalu ia memecahkan cangkir-cangkir tersebut” (Majmu’ Fatawa).

(Ditulis & disampaikan oleh hamba Alloh yang lemah & penuh keterbatasan: Abu Bilal Qomaruddien).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar