30 Juni 2013

Ibadah Khusus di Bulan Sya’ban??


Di kalangan para Ulama, baik dahulu maupun yang sekarang berpendapat bahwa hadits-hadits yang berkenaan tentang keutamaan bulan Sya’ban dan ibadah khusus seperti sholat, puasa maupun yang lainnya di pertengahan bulan sya’ban, tidak ada yang shohih. Hadits-hadits tersebut berkisar pada derajat bathil, maudhu’ (palsu), munkar dan sangat dho’if (lemah). Para ulama menyatakan demikian.

Saudaraku, banyak kaum Muslimin khususnya di Indonesia mengadakan perayaan ritual di bulan sya’ban, ini terjadi lantaran kurang kritisnya mereka dalam menerima setiap informasi yang ada, tanpa mau riset terlebih dahulu apakah berita tersebut benar atau tidak, berasal dari rosululloh apa bukan? Para shahabat dan generasi setelahnya mengadakan ritual tersebut apa tidak? Ada hadits-nya yang shohih apa tidak?. Juga rasa hormat yang terlalu besar kepada para ustadz yang mengajarkannya, sehingga terkesan ‘kurang ajar’ bila menerapkan prinsip tabayyun (cek dan ricek). Istimewa sebagian besar para ustadz saat ini masih bertawakal kepada kitab-kitab kuning yang kurang memenuhi standart ilmu mustholah hadits, seperti kitab Durrah an-Nasihin fi al-Wa’dzu wa al-Irsyad karya Utsman bin Hasan bin Ahmad asy Syakir. Berikut ini cuplikan hadits-hadits yang terdapat di dalamnya:

1.     Keutamaan bulan sya’ban dibandingkan dengan bulan lainnya seperti keutamaan ku dibandingkan dengan para nabi lainnya.

2.      Alloh mengangkat seluruh amalan hamba pada bulan ini (sya’ban)

3. Tahukah kalian kenapa dinamakan sya’ban, para shahabat menjawab: Alloh dan RosulNya yang mengetahui, beliau bersabda: karena di dalamnya berserakan kebaikan yang banyak

4.     Datang kepadaku Jibril pada malam nishfu Sya’ban dan berkata: Ya Muhammad malam ini di bukakan pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat, bangunlah, sholatlah, dan angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke langit. Aku bertanya kepada Jibril? Malam Apa ini? Jawabnya: Ini adalah malam yang dibukakan baginya tiga ratus pintu rahmat, maka Alloh mengampuni seluruh orang yang tidak berbuat syirik kepada Alloh, kecuali: tukang sihir, dukun, orang yang bermusuhan, peminum khomr, pezina, pemakan riba, durhaka kepada kedua orang tua, pengadu domba, memutuskan silaturrahim. Maka mereka semua itu tidak diampuni sampai mereka tobat dan meninggalkannya. Kemdian Nabi saw keluar lalu sholat dan menangis dalam sujudnya sambil berdoa dst,.……

5.    Barangsiapa yang berpuasa tiga hari di awal sya’ban dan tiga hari pada pertengahannya dan tiga hari diakhirnya, Alloh akan tulis baginya ganjaran 70 Nabi, dan seperti orang yang beribadah 70 tahun, dan jika ia mati pada tahun itu matinya syahid.

6.   Barangsiapa yang memuliakan sya’ban dan bertakwa kepada Alloh dan beramal dengan taat kepadaNya, dan menahan dirinya dari maksiat, Alloh akan ampuni dosa-dosanya dan mendapatkan keamanan pada tahun itu dari bala dan penyakit

7.       Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hariraya dan malam nishfu sya’ban tidak akan mati hatinya ketika matinya hati manusia.

8.       Tidak ada malam yang lebih utama setelah alam qodar dari malam nishfu Sya’ban.

Itulah diantara beberapa hadits yang dipaparkan, Namun sayang para ustadz tidak membaca secara keseluruhan isi bab dalam kitab tersebut, karena diakhir bab itu disimpulkan bahwa perayaan upacara ritual bulan Sya’ban adalah Bid’ah yang menyesatkan. Berkata pengarang: “….Kebanyakan para ulama Hijaz mengingkari perbuatan tersebut (perayaan sya’ban) dan mereka mengatakan: Semuanya ini adalah bid’ah …… adapun berkumpul kumpul di masjid untuk sholat sunnat (khusus nishfu sya’ban) dengan berjama’ah seperti kebiasaan jaman kita maka itu dilarang.………Maka sepatutnya bagi cendikiawan untuk merubah kemungkaran ini. Wajib atasnya untuk tidak hadir di masjid sebagai bukti bahwa perbuatan tersebut adalah kemungkaran. Kesimpulannya  bahwa malam itu walaupun datang beberapa hadits tentang keutamaannya, akan tetapi tidak seorangpun yang membenarkannya karena Syari’ (perbuatan syari’at) mencela dan melarangnya. Maka dengan demikian wajib atas setiap muslim pada zaman ini untuk berhati-hati agar tidak tertipu dan condong kepada segala bid’ah dan ‘amalan baru’, serta menjaga agamanya dari bid’ah yang sudah berkembang dan menjadi tradisi, karena sesungguhnya bid’ah itu adalah racun yang membunuh.

Silahkan lihat kitab Durrah an Nashihin majlis yang ke 56 tentang keutamaan Bulan Sya’ban.

-          Sumber:
Hadits-hadits tentang bulan sya’ban , Oleh Abu Husein Muawiyah
-          Lihat sebagai rujukan: 
1.       al-Maudhu’at, Imam Ibnu Jauzi
2.       Majmu’ Fatawa , syekh Islam Ibnu Taimiyah
3.       al-amru bi ittiba’ wa an Nahyu ‘an al Ibtida, Imam Syuyuthi
4.       al-Baits ‘ala Inkar al Bida’ wa al Hawadits, imam Abu Syama’
5.       al-Manar al Munif fi ash Shahih wa adh Dha’if, Imam Ibnu al Qoyyim
6.       Maa Ja’a fi Syahri Sya’ban, al-Hafidz abu al-Khaththab bin Dihyah
7.       Fawaid al- Majmu’ah fi ahaadits al Maudhu’ah, Imam Syaukani
8.       as sunan wa al mubtada’at, Syekh Muhammad Abdussalam al Hudhari
9.       Ishlah al-Masajid min al Bida’ wa al ‘awaid, syaikh Muhammad Jamaluddin al Qosimi
10.   at Tahdzir min al-Bida’, syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
catatan: masih banyak lagi kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama lainnya yang membahas tentang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar