Di kalangan
para Ulama, baik dahulu maupun yang sekarang berpendapat bahwa hadits-hadits
yang berkenaan tentang keutamaan bulan Sya’ban dan ibadah khusus seperti
sholat, puasa maupun yang lainnya di pertengahan bulan sya’ban, tidak ada yang
shohih. Hadits-hadits tersebut berkisar pada derajat bathil, maudhu’ (palsu),
munkar dan sangat dho’if (lemah). Para ulama menyatakan demikian.
Saudaraku,
banyak kaum Muslimin khususnya di Indonesia mengadakan perayaan ritual di bulan
sya’ban, ini terjadi lantaran kurang kritisnya mereka dalam menerima setiap
informasi yang ada, tanpa mau riset terlebih dahulu apakah berita tersebut
benar atau tidak, berasal dari rosululloh apa bukan? Para shahabat dan generasi
setelahnya mengadakan ritual tersebut apa tidak? Ada hadits-nya yang shohih apa
tidak?. Juga rasa hormat yang terlalu besar kepada para ustadz yang
mengajarkannya, sehingga terkesan ‘kurang ajar’ bila menerapkan prinsip
tabayyun (cek dan ricek). Istimewa sebagian besar para ustadz saat ini masih
bertawakal kepada kitab-kitab kuning yang kurang memenuhi standart ilmu
mustholah hadits, seperti kitab Durrah an-Nasihin fi al-Wa’dzu wa al-Irsyad
karya Utsman bin Hasan bin Ahmad asy Syakir. Berikut ini cuplikan hadits-hadits
yang terdapat di dalamnya:
1. Keutamaan bulan sya’ban dibandingkan dengan
bulan lainnya seperti keutamaan ku dibandingkan dengan para nabi lainnya.
2. Alloh mengangkat seluruh amalan hamba pada bulan
ini (sya’ban)
3. Tahukah kalian kenapa dinamakan sya’ban, para
shahabat menjawab: Alloh dan RosulNya yang mengetahui, beliau bersabda: karena
di dalamnya berserakan kebaikan yang banyak
4. Datang kepadaku Jibril pada malam nishfu Sya’ban
dan berkata: Ya Muhammad malam ini di bukakan pintu-pintu langit dan
pintu-pintu rahmat, bangunlah, sholatlah, dan angkatlah kepala dan kedua
tanganmu ke langit. Aku bertanya kepada Jibril? Malam Apa ini? Jawabnya: Ini
adalah malam yang dibukakan baginya tiga ratus pintu rahmat, maka Alloh
mengampuni seluruh orang yang tidak berbuat syirik kepada Alloh, kecuali:
tukang sihir, dukun, orang yang bermusuhan, peminum khomr, pezina, pemakan
riba, durhaka kepada kedua orang tua, pengadu domba, memutuskan silaturrahim.
Maka mereka semua itu tidak diampuni sampai mereka tobat dan meninggalkannya.
Kemdian Nabi saw keluar lalu sholat dan menangis dalam sujudnya sambil berdoa
dst,.……
5. Barangsiapa yang berpuasa tiga hari di awal
sya’ban dan tiga hari pada pertengahannya dan tiga hari diakhirnya, Alloh akan
tulis baginya ganjaran 70 Nabi, dan seperti orang yang beribadah 70 tahun, dan
jika ia mati pada tahun itu matinya syahid.
6. Barangsiapa yang memuliakan sya’ban dan bertakwa
kepada Alloh dan beramal dengan taat kepadaNya, dan menahan dirinya dari
maksiat, Alloh akan ampuni dosa-dosanya dan mendapatkan keamanan pada tahun itu
dari bala dan penyakit
7.
Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hariraya
dan malam nishfu sya’ban tidak akan mati hatinya ketika matinya hati manusia.
8.
Tidak ada malam yang lebih utama setelah alam
qodar dari malam nishfu Sya’ban.
Itulah
diantara beberapa hadits yang dipaparkan, Namun sayang para ustadz tidak
membaca secara keseluruhan isi bab dalam kitab tersebut, karena diakhir bab itu
disimpulkan bahwa perayaan upacara
ritual bulan Sya’ban adalah Bid’ah yang menyesatkan. Berkata pengarang:
“….Kebanyakan para ulama Hijaz mengingkari perbuatan tersebut (perayaan
sya’ban) dan mereka mengatakan: Semuanya ini adalah bid’ah …… adapun berkumpul
kumpul di masjid untuk sholat sunnat (khusus nishfu sya’ban) dengan berjama’ah
seperti kebiasaan jaman kita maka itu dilarang.………Maka sepatutnya bagi
cendikiawan untuk merubah kemungkaran ini. Wajib atasnya untuk tidak hadir di
masjid sebagai bukti bahwa perbuatan tersebut adalah kemungkaran. Kesimpulannya bahwa malam itu walaupun datang beberapa
hadits tentang keutamaannya, akan tetapi tidak seorangpun yang membenarkannya
karena Syari’ (perbuatan syari’at) mencela dan melarangnya. Maka dengan
demikian wajib atas setiap muslim pada zaman ini untuk berhati-hati agar tidak
tertipu dan condong kepada segala bid’ah dan ‘amalan baru’, serta menjaga
agamanya dari bid’ah yang sudah berkembang dan menjadi tradisi, karena
sesungguhnya bid’ah itu adalah racun yang membunuh.
Silahkan lihat
kitab Durrah an Nashihin majlis yang
ke 56 tentang keutamaan Bulan Sya’ban.
-
Sumber:
Hadits-hadits tentang bulan sya’ban
, Oleh Abu Husein Muawiyah
-
Lihat sebagai rujukan:
1. al-Maudhu’at,
Imam Ibnu Jauzi
2. Majmu’
Fatawa , syekh Islam Ibnu Taimiyah
3. al-amru
bi ittiba’ wa an Nahyu ‘an al Ibtida, Imam Syuyuthi
4. al-Baits
‘ala Inkar al Bida’ wa al Hawadits, imam Abu Syama’
5. al-Manar
al Munif fi ash Shahih wa adh Dha’if, Imam Ibnu al Qoyyim
6. Maa
Ja’a fi Syahri Sya’ban, al-Hafidz abu al-Khaththab bin Dihyah
7. Fawaid
al- Majmu’ah fi ahaadits al Maudhu’ah, Imam Syaukani
8. as
sunan wa al mubtada’at, Syekh Muhammad Abdussalam al Hudhari
9. Ishlah
al-Masajid min al Bida’ wa al ‘awaid, syaikh Muhammad Jamaluddin al Qosimi
10. at
Tahdzir min al-Bida’, syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
catatan: masih
banyak lagi kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama lainnya yang membahas
tentang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar