Alloh
Subhanahu Wata’alaberfirman: “Sesungguhnya Alloh telah membeli dari
orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Alloh; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan al-Quran.
Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar.” (QS. at-Taubah: 111)
'Aisyah Rodiyallahu ’Anhamerupakan istri terbaik,
wanita yang paling dicintai oleh RosulullohSallallahu ’Alaihi Wa Sallam,,,
dan puteri dari seorang lelaki yang paling dicintai oleh beliau. Jiwa dan
tangannya mulia karena kederma-wanannya. Ia seorang yang sabar,hidup bersama
Rosululloh Sallallahu ’Alaihi Wa Sallamdalam menghadapi kefakiran dan
kelaparan, sehingga seringkali ia melalui hari-harinya tanpa sedikitpun tampak
ada asap mengepul dari rumahnya, karena tidak ada sesuatu yang bisa dimasak.
Dengan kefakiran tidak sedikitpun ia gelisah, dan ketika mendapatkan rizki yang
tiba-tiba datangtak terduga, ia pun tidak sombong. Justru ia khawatir jika di
rumahnya terdapat emas, perak atau harta berharga lainnya, sehingga dengan
lekas ia menginfaqkannya.Sungguh, ia telah meneladani RosulullohSallallahu
’Alaihi Wa Sallam, panutan sekaligus suaminya dalam hal kedermawanan.
Sekali waktu,didatangkan uang seratus dirham kepada ibunda
yang dermawan ini,maka dengan segera ia membagi-bagikan semuanya dan tidak
menyisakansedikitpun di dalam rumahnya, sampai ia lupa jika saat itu sedang
berpuasa dan membutuhkan sesuatu untuk berbuka. Lalu bekas budaknya berkata: “Apakah
engkau tidak mau membeli sedikit daging dengan dirham untuk berbuka puasa?”
Ia menjawab: ”Jika engkau tadi mengingatkan saya, tentu akan kulakukan.”
Subhanalloh… Kehidupan Aisyah Rodiyallahu ’Anha penuh
dengan kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, pengabdian sepenuhnya untuk da’wah
bersama suaminya, Rosululloh Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam.Ia seorang yang
teguh dalam memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, apa yang ia
perintahkan di dalamnya mengandung kebaikan dan apa yang ia larang di dalamnya
mengandung keburukan, karena ucapan yang keluar dari lisannya merupakan ucapan
yang berasal dari lisan RosulullohSallallahu ’Alaihi Wa Sallam.
Kehidupannya pun penuh dengan kedermawanan, karena semua hartanya diinfaqkan di
jalan Alloh Subhanahu Wata’ala, menjadikan tempat berpijak sebagai ladang
amal dan pahala, karena ia menyadari bahwa harta yang ia miliki akan diminta
pertanggung jawabannya oleh AllohSubhanahu Wata’ala, sehingga di dalam
rumahnya yang sederhana tidak akan ditemukan uang satu dirham atau satu dinar
pun, kecuali segera ia infaqkan untuk da’wah fi sabilillah. Ia tidak mengira
bahwa perjuangan cukup dengan pengorbanan jiwa semata,danmengabaikan peran
harta..!! Juga tidak merasa cukup hanya berda’wah semata tanpa berinfaq..!! Ia yakin..,
bahwa sekecil apapun harta yang ia infaqkan untuk da’wah akan datang
pengembaliannya yang lebih banyak lagi hingga tak terhingga di hari yang tidak
lagi bermanfaat harta dan anak keturunan..!! Begitulah ibunda kita ini
merefleksikan sabda Rosululloh Sallallahu ’Alaihi Wa Sallamyang pernah
disampaikannya: ”Berjagalah engkau dari api neraka walaupun hanya dengan
sebiji kurma.” (HR. Ahmad)
Saudiraku..!! Sekarang.., siapa yang akan menolong dien yang
sempurna ini..?? Kapan kita akan berinfaq..?? Harta dan jiwa adalah satu paket
yang tidak dapat dipisahkan…, keduanya adalah kehidupan…, maka marilah..,
marilah berkorban dengan harta..!! Marilah berinfaq di da’wah ”Kemurnian”..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar