11 Juli 2014

ROMADHON BULAN AL-QUR’AN



Hubungan antara Romadhon dan al-Qur’an sangat kuat, ikatannya amat erat. Sebagaimana yang kita ketahui, al-Qur’an adalah kitab Alloh l yang abadi, dengannya Alloh l mengeluarkan umat ini dari kegelapan menuju cahaya.
Ibnu Rojab al-Hambali v memberi keterangan bahwa al-Qur’an memberi syafaat kepada orang yang ia tahan dari tidur malam. Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan bangun malam dengan membacanya, ia telah memenuhi hak al-Qur’an sehingga al-Qur’an akan memberinya syafaat.
Adapun orang yang hidup bersama al-Qur’an (para pembaca dan penghafalnya), tetapi ia tidur darinya pada malam hari dan tidak mengamalkannya pada siang hari, maka al-Qur’an akan mengambil posisi bermusuhan dengannya dan akan menuntut hak-haknya yang telah ia abaikan.
Ibnu Rojab v juga membawakan sebuah hadits:
...Rosululloh n adalah manusia yang paling dermawan, sedangkan pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya, beliau menjadi lebih dermawan lagi. Adapun Jibril selalu menemui beliau setiap malam pada bulan Romadhon untuk mengajarinya al-Qur’an. Adalah Rosululloh n, ketika Jibril menemuinya, lebih dermawan dari angin yang berhembus.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Ia v berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa sunnah hukumnya jika kita mempelajari al-Qur’an di bulan Romadhon dan berkumpul untuk mengkajinya, serta memperdengarkan bacaan al-Qur’annya kepada orang yang lebih menguasai. Dalam hadits tersebut juga terdapat dalil bahwa mustahab hukumnya memperbanyak membaca al-Qur’an pada bulan Romadhon.”
Dalam hadits disebutkan bahwa mudārasah (pembelajaran al-Qur’an) antara Jibril dan Nabi n terjadi pada malam hari, hal itu menjadi dalil disunnahkannya memperbanyak bacaan al-Qur’an pada malam hari. Sebab pada malam hari segala kesibukan dunia mereda dan kehendak hati menjadi lebih terarah, sedangkan hati dan lisan juga lebih fokus untuk merenungkan al-Qur’an. Sebagaimana firman Alloh l;

‘Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.’ (QS. al-Muzzammil [73]: 6)

Rosululloh n bersabda:

(( مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ ))
“Barangsiapa yang membaca seratus ayat dalam satu malam, maka akan dicatat untuknya qiyamul-lail semalam penuh.” (HR. Ahmad, dishohihkan Albani)

(( يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً ))

“Pada hari kiamat al-Qur’an akan datang seraya berkata, ‘Wahai Robbku, hiasilah ia.’ Maka dikenakan mahkota kemuliaan kepadanya. al-Qur’an berkata lagi, ‘Wahai Robbku, tambahkanlah kepadanya.’, maka dikenakan jubah kemuliaan kepadanya. Kemudian al-Qur’an berkata lagi, ‘Wahai Robbku, ridhailah ia.’ Maka Alloh pun meridhoinya. Lalu dikatakan kepada orang itu, ‘Baca dan naiklah.’ Dan akan ditambahkan setiap kebaikan dari satu ayat yang dibaca.” (HR. at-Tirmidzi, dishohihkan al-Albani)

Demikianlah, sekiranya umat ini memahami al-Qur’an yang mereka baca, mengetahui hak-haknya dan merasakan kelezatannya serta menghidupkan malam dengannya, niscaya rasa kantuk akan terbang meninggalkan mereka disebabkan kegembiraan atas karunia Alloh l yang mereka dapat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar