Dari
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh,
di antara yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian adalah nafsu yang
menyesatkan dalam perut dan kemaluanmu serta hal-hal yang dapat menyesatkan
hawa nafsu. " (HR.Ahmad).
Sebagian
orang apabila datang bulan Ramadhan, mereka bertaubat, mendirikan shalat dan
melaksanakan badah puasa. Namun jika Ramadhan lewat mereka kembali meninggalkan
shalat dan melakukan perbuatan maksiat. Mereka inilah seburuk-buruk manusia,
karena mereka tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Tidakkah
mereka tahu bahwa pemilik bulan-bulan itu adalah Satu, berbagai bentuk
kemaksiatan adalah haram di setiap waktu dan Allah Maha Mengetahui setiap
gerak-gerik mereka di mana saja dan kapan saja. Maka sebaiknya mereka
cepat-cepat bertaubat nashuha, yakni dengan meninggalkan berbagai bentuk
kemaksiatan, menyesalinya dan bertekad untuk tidak mengulanginya di masa mendatang,
sehingga taubatnya diterima Allah dan diampuni segala dosanya. Allah Ta'ala
berfirman :
"Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orangyang beriman supaya kalian
beruntung. (An-Nuur: 31).
Dan
dalam ayat yang lain Allah Ta 'ala berfirman :
"
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
" (At-Tahrim:8).
Barangsiapa
mohon ampunan kepada Allah dengan lisannya, namun hatinya tetap terpaut dengan
kemaksiatan dan bertekad untuk kembali melakukannya selepas Ramadhan, lalu dia
benar-benar melaksanakan niatnya tersebut, maka puasanya tertolak dan tidak
diterima.
1.
Pada bulan Ramadhan tidak sedikit orang yang membuat berbagai variasi pada menu
makanan dan minuman mereka. Walaupun hal itu diperbolehkan, tetapi tidak
dibenarkan israf (erlebih-lebihan) dan melampaui batas. Justeru seharusnya
adalah menyederhanakan makanan dan minuman. Allah Ta 'ala berfirman :
"Makan
dan minumlah dan janganlah kalian berbuat israf (berlebih-lebihan),
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf. "
(Al-A'raaf: 31),
Ayat
ini termasuk pangkal ilmu kedokteran. Sebagian salaf berkomentar: "Allah
mengklasifikasikan seluruh ilmu kedokteran hanya dalam setengah ayat,"
lantas membacakan ayat ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/210.)
Ayat
ini menganjurkan makan dan minum yang merupakan penopang utama bagi kelangsungan
hidup seseorang, kemudian melarang berlebih-lebihan dalam hal tersebut karena
dapat membahayakan tubuh. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Makanlah,
minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa disertai dengan
berlebih-lebihan dan kesombongan. " (HR. Abu Daud dan Ahmad, Al-Bukhari
meriwayatkannya secara mu'allaq)
Nabi
shallallahu halaihi wasallam bersabda lagi :
'Tiada
tempat yang lebih buruk, yang dipenuhi anak Adam daripada perutnya, cukuplah
bagi mereka beberapa suap yang dapat menopang tulang punggungnya (penyambung
hidupnya) jika hal itu tidak bisa dihindari maka masing-masing sepertiga bagian
untuk makanannya, minumnya dan nafasnya. " (HR. Ahmad, An-Nasaa'i, Ibnu
Majah dan At-Tfrmidzi, beliau berkomentar: Hadits ini Hasan, dan hadits ini
merupakan dasar utama bagi semua dasar ilmu kedokteran). (Lihat Al Majmu'atul
Jalilah, hlm. 452.)
Malik
bin Dinar radhiallahu'anhu berkata: "Tidak pantas bagi seorang mukmin
menjadikan perutnya sebagai tujuan utama, dan nafsu syahwat mengendalikan
dirinya."
Sufyan
Ats-Tsauri rahimahullah berkata: "Jika Anda menghendaki badan sehat dan
tidur sedikit, maka makanlah sedikit saja."
Dari
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh,
di antara yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian adalah nafsu yang
menyesatkan dalam perut dan kemaluanmu serta hal-hal yang dapat menyesatkan
hawa nafsu. " (HR.Ahmad).
Ketahuilah,
bahwa dampak teringan akibat berlebih-lebihan dalam makan dan minum adalah
banyak tidur dan malas melaksanakan shalat tarawih serta membaca Al-Qur'an,
baik di waktu malam atau di siang hari. Barangsiapa yang banyak makan dan
minumnya, maka akan banyak tidurnya sehingga tidak sedikit kerugian yang
menimpanya.
Karena
ia telah menyia-nyiakan detik-detik Ramadhan yang mulia dan sangat berharga
yang tidak dapat digantikan dengan waktu lain serta tidak ada yang menyamainya.
Ketahuilah bahwa waktumu terbatas dan detak nafasmu terkalkulasi rapi,
sedangkan dirimu nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas waktumu, dan kamu
akan diganjar atas perbuatan yang kamu lakukan di dalamnya. Maka janganlah
sekali-kali kamu menyia-nyiakannya tanpa amal perbuatan dan jangan kamu biarkan
umurmu pergi percuma, terutama pada bulan dan musim yang mulia dan agung ini.
2.
Jika diperhatikan, banyak manusia yang menghabiskan siang hari di bulan
Ramadhan hanya untuk tidur mendengkur, sementara malamnya mereka habiskan untuk
mengobrol dan bermain-main, sehingga mereka tidak merasakan puasa sedikit pun
bahkan tidak sedikit yang meninggalkan shalat berjamaah -semoga Allah
menunjukinya. Hal ini mengandung bahaya dan kerugian yang sangat besar bagi
mereka, karena Ramadhan adalah musim segala ibadah seperti melaksanakan shalat,
puasa, membaca Al-Qur'an, dzikir, berdo'a dan mohon ampunan.
Ramadhan
merupakan bilangan hari, yang berlalu dengan cepat dan menjadi saksi ketaatan
bagi orang-orang yang taat, sekaligus sebagai saksi bagi para tukang maksiat
atas semua perbuatan maksiatnya.
Seyogyanya
setiap muslim selalu memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang berguna,
janganlah memperbanyak makan di malam hari dan tidur di slang hari, jangan pula
menyia-nyiakan sedikit pun waktunya tanpa berbuat amal shalih atau mendekatkan
diri kepada Tuhannya.
Diriwayatkan
dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, bahwasanya ia berkata: "Sesungguhnya
Allah Ta'ala menjadikan bulan Ramadhan sebagai saat untuk berlomba-lomba dalam
amal kebajikan dan bersaing dalam melakukan amal shalih. Maka satu kaum
mendahului lainnya dan mereka menang, sedangkan yang lain terlambat dan mereka
pun kecewa."
Ketahuilah
bahwa siang dan malam hari itu merupakan gudang bagi manusia yang sarat dengan
simpanan amal baik atau buruknya. Kelak pada hari Kiamat akan dibuka gudang ini
untuk (diperlihatkan dan diserahkan kepada) pemiliknya. Orang-orang yang
bertakwa akan mendapati simpanan mereka berupa penghargaan dan kemuliaan,
sedangkan orang-orang pendosa yang menyia-nyiakan waktunya akan mendapatkan
kerugian dan penyesalan.
3.
Sebagian orang malah begadang sepanjang malam, yang hal tersebut hanya membawa
dampak negatif, baik berupa obrolan kosong, permainan yang tidak ada manfaatnya
ataupun keluyuran di jalanan.
Mereka
makan sahur di pertengahan malam dan tertidur sehingga tidak melaksanakan
shalat Shubuh berjamaah. Dalam hal inl banyak hal-hal yang dilarang, di
antaranya adalah:
- Begadang tanpa manfaat, padahal
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat membenci tidur sebelum shalat
Isya' dan berbicara sesudahnya, kecuali dalam hal-hal yang baik,
sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud :
"Tidak
diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang yang sedang
mengerjakan shalat atau sedang bepergian. " (HR. Ahmad, As-Suyuti
menandainya sebagai hadits hasan).
- Tersia-siakannya waktu yang amat
mahal di bulan Ramadhan dengan percuma, padahal manusia akan merugi sekali
dari setiap waktunya yang berlalu tanpa diisi dengan dzikir sedikit pun
kepada Allah.
- Mendahulukan sahur sebelum saat
yang dianjurkan dan disunnahkan yakni di akhir malam sebelum fajar.
- Dan musibah terbesar adalah ia
tertidur hingga meninggalkan shalat Shubuh tepat pada waktunya dengan
berjamaah, padahal pahalanya sebanding dengan melaksanakan shalat separuh
malam bahkan semalam suntuk, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat
Utsman radhiallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Barangsiapa mendirikan shalat Isya' dengan berjamaah;
maka ia bagaikan melaksanakan shalat separuh malam; dan barangsiapa shalat
shubuh berjamaah maka ia bagaikan shalat semalam suntuk. " (HR. Muslim).
Oleh karena itu, mereka yang selalu mengakhirkan shalat dan
bermalas-malasan dalam melaksanakannya serta menghalangi dirinya sendiri dari
keutamaan dan pahala shalat berjamaah yang agung berarti memiliki sifat-sifat
orang munafik.
Allah Ta 'ala berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan
Allah akan membalas tipuan mereka; Dan apabila mereka mendirikan shalat mereka
mendirikannya dengan malas." ( An-Nisaa': 142).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya shalat yang terberat bagi orang-orang
munafik adalah shalat Isya' dan Shubuh, jika mereka mengetahui pahalanya,
niscaya mereka mendatanginya kendatipun dengan merangkak." (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Maka sudah selayaknya -terutama di bulan Ramadhan- setiap muslim
segera tidur setelah melaksanakan shalat tarawih, dan secepatnya bangun di
akhir malam, kemudian shalat malam dan menyibukkan diri dengan dzikir, do'a,
istighfar dan taubat sebelum dan seusai sahur hingga shalat fajar.
Tetapi lebih utama lagi jika ia habiskan malam harinya
dengan membaca dan mempelajari Al-Qur'an, sebagaimana yang telah dilakukan Nabi
shallallahu a'alaihi wasallam bersama Jibril 'alaihis salam.
Allah Ta'ala memuji dan menyanjung orang-orang yang memohon
ampunan di akhir malam, sebagaimana dalam firman-Nya :
"Mereka sedikit sekali ridur di malam hari, dan di
akhir-akhir malam mereka memohon ampunan kepada Allah). "
(Adz-Dzaariyaat:17-l8).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam sewaktu
malam tinggal sepertiga bagian akhir, lantas berfirman, 'Barangsiapa berdo'a
akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon pasti Aku perkenankan. Barangsiapa
minta ampun niscaya Aku mengampuninya, hingga terbit fajar. " (HR. Muslim)
Maka sudah sepantasnya bagi setiap muslim yang selalu
berharap rahmat Tuhannya dan takut terhadap siksaNya- memanfaatkan kesempatan
penting ini, dengan berdo'a dan mohon ampun kepada Allah untuk dirinya, kedua
orang tuanya, anak-anaknya, segenap kaum muslimin dan para penguasanya. Memohon
ampun dan bertaubat kepada Allah di setiap malam bulan Ramadhan dan di setiap
saat dari umurnya yang terbatas sebelum maut menjemput, amal perbuatan terputus
dan penyesalan berkepanjangan. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan bertaubatlah kalian semua orang-orang yang beuiman
supaya kalian beruntung." (An-Nuur: 31),
Ya Allah terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat dan Maha Penyayang.