Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin ditanya, “Sebagian pemuda membid’ahkan
Syaikh Sayyid Quthub dan melarang untuk membaca kitab-kitabnya. Mereka juga
mengucapkan perkataan yang sama terhadap Hasan al-Banna dan menuduh sebagian
ulama sebagai Khawarij. Alasan ucapan mereka ini adalah untuk menjelaskan
kesalahan kepada umat manusia. Padahal hingga sekarang, mereka ini baru
menuntut ilmu. Saya mengharap jawaban dari Anda agar lenyap keraguan pada kami
dan orang-orang selain kami agar perkara ini tidak menjadi kebiasaan umum!”
Beliau
menjawab, “Segala puji hanya milik Alloh semata. Wa ba’du. Tidak boleh
membid’ahkan dan memfasikkan kaum Muslimin berdasarkan sabda Nabi saw,
“Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya, ‘Hai musuh Alloh’ padahal
kenyataannya tidak demikian, maka ucapan itu akan kembali kepadanya.” Siapa
yang mengkafirkan seorang muslim, maka
tuduhan itu akan menimpa salah satu di antara keduanya.” Ada seseorang yang melewati orang lain yang
berbuat dosa. Lalu dia mengatakan, ‘Demi Alloh! Alloh tidak akan mengampunimu’.
Alloh berfirman, ‘Siapa orangnya yang bersumpah bahwa Aku tidak mengampuni
Fulan? Sesungguhnya Aku mengampuninya dan Aku hapus amal perbuatanmu.’.”
Saya katakan
bahwa sesungguhnya Sayyid Quthub dan Hasan al-Banna termasuk ulama kaum
Muslimin dan termasuk juga pembela dakwah. Dengan perantara keduanya, Alloh swt
telah menolong dan memberikan hidayah banyak orang dengan dakwah keduanya.
Tidak dapat diingkari, mereka memiliki usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena
hal itulah Syaikh Abdul Aziz bin Bazz memintakan grasi untuk Sayyid Quthub
ketika ditetapkan hukuman mati atasnya. Akan tetapi, permintaan grasi itu tidak
dikabulkan oleh presiden Jamal Abdun Nashir –semoga Alloh memberikan apa yang
berhak dia terima-. Ketika keduanya terbunuh, masing-masing dari keduanya
dinyatakan sebagai syahid karena dibunuh secara zhalim. Orang-orangpun bersaksi
atas kejadian itu. Tanpa dapat diingkari, berita kejadian itu disebarkan dalam
berbagai tulisan dan buku. Para ulama pun
kemudian menyambut kitab-kitab keduanya. Alloh telah memberikan manfaat melalui
kedua tokoh itu. Sejak lebih dari dua puluh tahun, tidak seorang pun menuduh
negatif terhadap keduanya. Banyak para ulama salaf juga mengalami kejadian
seperti seperti yang menimpa Sayyid Quthub dan Hasn al-Banna. Di antara mereka
adalah an-Nawawi, as-Suyuthi, Ibnul Jauzi, Ibnu Athiyyah, al-Khithabi,
al-Qisthalani, dan masih banyak yang lainnya.
Saya telah
membaca buku yang ditulis oleh Syaikh Rabi’ al-Madkhali dalam membantah Sayyid
Quthub. Saya lihat, dia (Syaikh Rabi’) membuat judul-judul yang sebenarnya
tidak ada pada Sayyid Quthub. Lalu, Syaikh Bakar Abu Zaid hafizhulloh membantah
buku tersebut. Demikian juga, Syaikh Rabi’ menyerang Syaikh Aburrahman
(Abdulkhaliq) dan menuduh perkataannya banyak kesalahan yang menyesatkan,
padahal tanpa dapat diingkari keduanya cukup lama bersahabat.
Ditarjamahkan dari: Http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar