Nama dan kelahirannya
Beliau bernama
Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdus Syams bin Manaf bin Qushoy
bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin Gholib. Beliau dilahirkan enam
tahun setelah tahun Gajah. beliau digelari dzun nurain (pemilik dua cahaya)
karena beliau beristrikan 2 orang putri Nabi saw yang bernama Ruqoyyah dan
setelah wafat, beliau dinikahkan dengan Ummu Kultsum. Beliau termasuk salah
satu dari sepuluh orang shahabat yang mendapat jaminan masuk surga.
Keislamannya
Utsman memeluk
Islam atas ajakan Abu Bakar sewaktu gerakan dakwah di kota Mekkah itu masih
bersifat sirriyah (rahasia). Keesokan harinya Abu Bakar berhasil lagi mengajak
Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarroh, Abdurrahman bin Auff, Abu Salma bin
Abdil Asad, Sa’ad bin Abi Waqqosh, Tholhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan
Arqam bin Abi arqam. Ia termasuk kelompok tiga puluh delapan, yaitu kelompok
yang paling pertama masuk Islam, sebelum gerakan dakwah itu bersifat terbuka.
Dia menceritakan:
“Dahulu aku adalah seorang laki-laki yang sedang mencari istri. Suatu malam
dipelataran Ka’bah, aku duduk bersama tokoh-tokoh Quraisy, lalu terdengarlah
berita bahwa Muhammad akan menikahkan putrinya Ruqoyyah dengan ‘Utbah bin Abi
Lahab, padahal Ruqoyyah adalah gadis cantik dan lembut. Berita itu membuatku
merasa menyesal seraya berkata (dalam hati): “kenapa saya tidak
mendahuluinya”. Masalah itu terus terbayang-bayang pada diriku sampai aku
pulang ke rumah. Di rumah, aku menemui bibiku, Sa’di binti Kuraiz, yang sedang
duduk. Dia dahulu terkenal sebagai tukang tenung dikaumnya. Ketika dia
melihatku, ia bersenandung sya’ir:
“Bergembiralah, tiga kali berturut-turut engkau
diberi selamat.
Kebaikan datang kepadamu dan keburukan dijaga
darimu.
Demi Alloh, engkau akan dinikahkan dengan bunga
suci.
Engkau perjaka
dan akan berjumpa dengan gadis perawan. engkau akan dicukupi oleh gadis
pembesar.
Seorang gadis dari tokoh yang terkenal.
Aku takjub dengan
sya’irnya. Akupun bertanya: “Hai
bibi, apa yang engkau ucapkan?” ia pun bersenandung:
“Hai Utsman, engkau tampan dan pandai lisan
Inilah seorang nabi yang memiliki dalil
penjelasan
diutus dengan agama yang benar
Ikutilah dan jangan tertipu dengan berhala
sesembahan.
Utsman berkata, “Hai bibi, engkau bercerita tentang sesuatu yang
banyak diceritakan di negeri kita, maka jelaskanlah kepadaku.” Dia
menjawab:
Muhammad bin Abdullah seorang Rosul dari sisi
Alloh,datang membawa sesuatu yang diturunkan oleh Alloh, dan menyeru kepada
Alloh. Lenteranya adalah benar-benar lentera (yang hakiki),agamanya
kebahagiaan, perintahnya keberhasilan.
Kata-katanya bersarang dihatiku yang menjadikan aku selalu berfikir.
Dahulu aku memiliki tempat pertemuan dengan Abu Bakar, maka aku mendatanginya
hanya bersama dengannya. Ia melihatku sedang berfikir, lalu bertanya tentang
hal yang aku pikirkan, lalu aku memberitahukannya. Dia berkata:
“Celaka engkau hai Utsman! Engkau adalah orang yang cerdas dan
berakal, (nampak jelas) engkau bisa membedakan yang haq dan yang bathil, coba
engkau pikir, buat apa berhala dan patung-patung ini, bukankah ia hanyalah
batu-batu yang tuli yang tidak bisa mendengar, dan buta tidak bisa melihat,
juga tidak bisa memberi manfaat dan mudhorotan?”
“Benar, demi Alloh Begitulah adanya”, jawab Utsman (al-Khulafaur
Rasyidun Wad Daulah al-Umawiyyah: 73)
Abu Bakar selanjutnya menjelaskan kepada Utsman tentang ajaran Islam dan
aturan-aturannya. Kemudian Abu Bakar mengajaknya untuk bertemu dengan
Rosululloh saw, tatkala dia sudah sampai dihadapan Nabi saw, beliau menawarkan
Islam kepadanya, iapun langsung mengucapkan Syahadat.
Keutamaan
Utsman bin Affan ra
Banyak pujian
Rosululloh saw kepada Utsman bin Affan yang kesemuanya menunjukkan keutamaan
beliau yang cukup mulia, diantaranya:
- Rosululloh saw bersabda:
“Barangsiapa yang menggali sumur
roumah, maka ia akan mendapatkan jannah. Lalu sumur itu digali oleh Utsman.”
(HR. Bukhori, diriwayatkan secara mu’allaq/ Fathul Bari: 7/ 65)
“Barangsiapa yang mempersiapkan
bekal tentara pasukan perang Tabuk, maka ia akan mendapatkan jannah. Lalu,
Utsman-pun memberikan bekal untuk pasukan tersebut.” (HR. Bukhori,
diriwayatkan secara mu’allaq/ Fathul Bari: 7/ 65)
- ‘Aisyah ra berkata:
Rosululloh saw berbaring
dirumahku dalam keadaan tersingkap dua pahanya atau dua betisnya. lalu, abu
Bakar meminta izin untuk menemui Beliau, beliaupun mengizinkan dengan kondisi
seperti itu, maka Abu Bakar berbicara, kemudian Umar pun meminta izin untuk
menemuinya, beliaupun mengizinkan dengan kondisi seperti itu. Umar masuk lalu
bicara. Kemudian, Utsman meminta izin untuk bertemu dengan Rosululloh saw,
beliaupun segera duduk dan merapikan pakaiannya, Utsman pun berbicara dengan
Rosululloh saw. Ketika keluar, saya (Aisyah) berkata: Abu Bakar masuk engkau
tidak menutupnya dan tidak peduli. Kemudian Umar masuk, engkau tidak menutupnya
dan tidak peduli. Kemudian masuk Utsman engkau duduk dan engkau tutup dengan
kain!” Maka beliau bersabda: “Apakah aku tidak malu kepada orang, yang Malaikat
saja malu kepadanya?” (HR. Muslim: no. 2401)
- Rosululloh saw pernah men-do’a-kan Utsman dengan sabdanya:
“semoga Malaikat mengampuni
engkau ya Utsman apa yang engkau sembunyikan dan apa yang engkau tampakkan
serta apa yang akan terjadi hingga hari kiamat”. (Khulafaun Nabi saw: 136)
Diangkat
menjadi Kholifah
Menjelang wafatnya Umar ra, Umar mengangkat dewan musyawarah yang
terdiri dari 6 orang untuk mengadakan pemilihan kholifah. Umar berkata:
“Bermusyawarahlah kalian
tentang perkara kalian. Jika dua berbanding dua, maka kembalilah bermusyawarah.
Jika empat berbanding dua, maka ambillah barisan terbanyak. Jika pendapat
sepakat tiga berbanding tiga, maka ikutilah barisan Abdurrahman bin Auf,
dengarkan dan taati!”
Ketika dalam pemilihan, Abdurrahman bin Auf berbicara empat mata dengan
Utsman, katanya: “Jika aku tidak membai’at-mu, siapa yang engkau isyaratkan
untuk aku pilih?” Utsman menjawab: “Ali” Kemudian Abdurrahman bin
Auf berbicara empat mata dengan Ali dan berkata: “Jika aku tidak
membai’atmu, siapa yang engkau isyaratkan untuk aku pilih?”, Ali menjawab:
“Utsman”. Kemudian Abdurrahman berbicara empat mata dengan Zubair bin
awwam. Dia menjawab: “Utsman dan Ali”. Sa’ad-pun ditanya: “siapa yang
engkau isyaratkan untuk aku angkat hai Sa’ad? Tentu saja engkau dan aku tidak
menginginkan jabatan tersebut.” Sa’ad menjawab: “Utsman”. Akhirnya
Abdurrahman memilih pendapat terbanyak yaitu Utsman bin Affan.
Akhirnya Utsman di-Bai’at dan disetujui oleh seluruh kaum Muslimin pada
hari senin tahun 23 H. dan menerima kekholifahannya tahun 24 H
Wafatnya
Utsman bin affan
Kebijaksanaan Utsman yang mengangkat para pejabat pemerintah dari
qobilahnya sendiri, (Bani Umayyah) telah banyak menimbulkan fitnah, sehingga
pada akhirnya menyebabkan terbunuhnya beliau di tangan para pembuat isu
(pemberontak) walaupun didukung penuh oleh para shahabat-shahabat yang lain
seperti Hasan, Husein, Ibnu Zubair dan Ibnu Umar, akan tetapi para pemberontak
tetap berhasil menembus berikade penjagaan khalifah.
Buya Hamka dalam Bukunya (Sejarah Ummat Islam), menggaris bawahi bahwa
sejatinya yang menyebabkan timbulnya fitnah adalah karakter pribadi Utsman itu
sendiri. Suatu karakter yang sejatinya tidak tercela, bahkan sangat agung dan
mulia; sifat malu yang teramat dia miliki serta kelemah-lembutan yang ia
sandang telah membawanya tidak berdaya dihadapan siapa saja yang melakukan
kesalahan terhadapnya. Sebaliknya sikap pemaaf dan pengampun lebih dominan yang
ia berikan kepada siapapun yang melakukan kesalahan. Hal yang berbeda dengan
karakter khalifah sebelumnya (karakter
yang agung dan mulia juga- red) yang tidak pernah ada kompromi terhadap segala
kesalahan. Sifat pemaaf dan lemah lembut itulah yang pada akhirnya menyebabkan
terbunuhnya beliau di tangan para pembuat isu. Setidaknya ada 4 sebab yang
membuat Utsman terbunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab:
- Banyak para tokoh yang berusaha memfitnah beliau dengan memanfaatkan beberapa kelemahan kepemimpinan beliau seperti pengangkatan pejabat yang bersifat kekerabatan (nefotisme).
- Sifat beliau yang dikenal memiliki sifat hayi (pemalu) membuat beliau selalu bersikap memaafkan terhadap tuduhan-tuduhan dan celaan-celaan yang diarahkan kepada beliau.
- Pada masa Utsman ada sedikit kemudahan masuknya pihak-pihak luar ke pusat pemerintahan, sehingga tidak lagi dapat terkontrol masuknya tokoh-tokoh yang mencari kesempatan tersebarnya fitnah.
- Mudahnya masyarakat terpengaruh oleh propaganda orang-orang yang tidak senang kepada beliau, sehingga cepat sekali menimbulkan kerusakan di tengah-tengah mereka, yang pada puncaknya berhasil membunuh Utsman sendiri.
Akhirnya beliau dibunuh oleh al
Ghofiqi dengan pedang yang dimilikinya. Hal itu terjadi pada 18 Dzulhijjah
tahun 35 H.
Padahal Ali termasuk salah seorang
tokoh besar yang membantu Utsman dalam mempertahankan hidupnya, bahkan mengirim
putranya Hasan untuk membantu Utsman dalam mempertahankan diri dari serangan
para penyebar fitnah yang sudah tidak terkendali lagi, bahkan Hasan bersumpah
untuk mengorbankan dirinya untuk menegakkan Islam dalam membela Utsman. akan
tetapi Alloh swt menentukan kematian Utsman di tangan orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Semoga alloh swt memberikan rahmat dan ampunanNya kepada
beliau.
Referensi:
1.
Tarikh al Islam: 1/ 290-292
2.
Tarikh al Imam al Islamiyah: 22-47
3.
al-Khulafaur Rasyidun Wad Daulah al-Umawiyyah:
73
4.
Khulafaun Nabi saw, Ust. abdul Mun’im al
Haasyimi
5. Sejarah
Ummat Islam, Buya Hamka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar