02 Januari 2012

Utsman bin Affan ra, 23-35 Hijriyah

 Nama dan kelahirannya

Beliau bernama Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdus Syams bin Manaf bin Qushoy bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin Gholib. Beliau dilahirkan enam tahun setelah tahun Gajah. beliau digelari dzun nurain (pemilik dua cahaya) karena beliau beristrikan 2 orang putri Nabi saw yang bernama Ruqoyyah dan setelah wafat, beliau dinikahkan dengan Ummu Kultsum. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh orang shahabat yang mendapat jaminan masuk surga.


Keislamannya

Utsman memeluk Islam atas ajakan Abu Bakar sewaktu gerakan dakwah di kota Mekkah itu masih bersifat sirriyah (rahasia). Keesokan harinya Abu Bakar berhasil lagi mengajak Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarroh, Abdurrahman bin Auff, Abu Salma bin Abdil Asad, Sa’ad bin Abi Waqqosh, Tholhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Arqam bin Abi arqam. Ia termasuk kelompok tiga puluh delapan, yaitu kelompok yang paling pertama masuk Islam, sebelum gerakan dakwah itu bersifat terbuka.

Dia menceritakan: “Dahulu aku adalah seorang laki-laki yang sedang mencari istri. Suatu malam dipelataran Ka’bah, aku duduk bersama tokoh-tokoh Quraisy, lalu terdengarlah berita bahwa Muhammad akan menikahkan putrinya Ruqoyyah dengan ‘Utbah bin Abi Lahab, padahal Ruqoyyah adalah gadis cantik dan lembut. Berita itu membuatku merasa menyesal seraya berkata (dalam hati): “kenapa saya tidak mendahuluinya”. Masalah itu terus terbayang-bayang pada diriku sampai aku pulang ke rumah. Di rumah, aku menemui bibiku, Sa’di binti Kuraiz, yang sedang duduk. Dia dahulu terkenal sebagai tukang tenung dikaumnya. Ketika dia melihatku, ia bersenandung sya’ir:

“Bergembiralah, tiga kali berturut-turut engkau diberi selamat.
Kebaikan datang kepadamu dan keburukan dijaga darimu.
Demi Alloh, engkau akan dinikahkan dengan bunga suci.
Engkau perjaka dan akan berjumpa dengan gadis perawan. engkau akan dicukupi oleh gadis pembesar.
Seorang gadis dari tokoh yang terkenal.
Aku takjub dengan sya’irnya. Akupun bertanya: “Hai  bibi, apa yang engkau ucapkan?” ia pun bersenandung:
“Hai Utsman, engkau tampan dan pandai lisan
Inilah seorang nabi yang memiliki dalil penjelasan
diutus dengan agama yang benar
Ikutilah dan jangan tertipu dengan berhala sesembahan.
Utsman berkata, “Hai bibi, engkau bercerita tentang sesuatu yang banyak diceritakan di negeri kita, maka jelaskanlah kepadaku.” Dia menjawab:

Muhammad bin Abdullah seorang Rosul dari sisi Alloh,datang membawa sesuatu yang diturunkan oleh Alloh, dan menyeru kepada Alloh. Lenteranya adalah benar-benar lentera (yang hakiki),agamanya kebahagiaan, perintahnya keberhasilan.
Kata-katanya bersarang dihatiku yang menjadikan aku selalu berfikir. Dahulu aku memiliki tempat pertemuan dengan Abu Bakar, maka aku mendatanginya hanya bersama dengannya. Ia melihatku sedang berfikir, lalu bertanya tentang hal yang aku pikirkan, lalu aku memberitahukannya. Dia berkata:
“Celaka engkau hai Utsman! Engkau adalah orang yang cerdas dan berakal, (nampak jelas) engkau bisa membedakan yang haq dan yang bathil, coba engkau pikir, buat apa berhala dan patung-patung ini, bukankah ia hanyalah batu-batu yang tuli yang tidak bisa mendengar, dan buta tidak bisa melihat, juga tidak bisa memberi manfaat dan mudhorotan?”
Benar, demi Alloh Begitulah adanya”, jawab Utsman (al-Khulafaur Rasyidun Wad Daulah al-Umawiyyah: 73)
Abu Bakar selanjutnya menjelaskan kepada Utsman tentang ajaran Islam dan aturan-aturannya. Kemudian Abu Bakar mengajaknya untuk bertemu dengan Rosululloh saw, tatkala dia sudah sampai dihadapan Nabi saw, beliau menawarkan Islam kepadanya, iapun langsung mengucapkan Syahadat.

Keutamaan Utsman bin Affan ra
Banyak pujian Rosululloh saw kepada Utsman bin Affan yang kesemuanya menunjukkan keutamaan beliau yang cukup mulia, diantaranya:
  1. Rosululloh saw bersabda:
“Barangsiapa yang menggali sumur roumah, maka ia akan mendapatkan jannah. Lalu sumur itu digali oleh Utsman.” (HR. Bukhori, diriwayatkan secara mu’allaq/ Fathul Bari: 7/ 65)
“Barangsiapa yang mempersiapkan bekal tentara pasukan perang Tabuk, maka ia akan mendapatkan jannah. Lalu, Utsman-pun memberikan bekal untuk pasukan tersebut.” (HR. Bukhori, diriwayatkan secara mu’allaq/ Fathul Bari: 7/ 65)
  1. ‘Aisyah ra berkata:
Rosululloh saw berbaring dirumahku dalam keadaan tersingkap dua pahanya atau dua betisnya. lalu, abu Bakar meminta izin untuk menemui Beliau, beliaupun mengizinkan dengan kondisi seperti itu, maka Abu Bakar berbicara, kemudian Umar pun meminta izin untuk menemuinya, beliaupun mengizinkan dengan kondisi seperti itu. Umar masuk lalu bicara. Kemudian, Utsman meminta izin untuk bertemu dengan Rosululloh saw, beliaupun segera duduk dan merapikan pakaiannya, Utsman pun berbicara dengan Rosululloh saw. Ketika keluar, saya (Aisyah) berkata: Abu Bakar masuk engkau tidak menutupnya dan tidak peduli. Kemudian Umar masuk, engkau tidak menutupnya dan tidak peduli. Kemudian masuk Utsman engkau duduk dan engkau tutup dengan kain!” Maka beliau bersabda: “Apakah aku tidak malu kepada orang, yang Malaikat saja malu kepadanya?” (HR. Muslim: no. 2401)
  1. Rosululloh saw pernah men-do’a-kan Utsman dengan sabdanya:
semoga Malaikat mengampuni engkau ya Utsman apa yang engkau sembunyikan dan apa yang engkau tampakkan serta apa yang akan terjadi hingga hari kiamat”. (Khulafaun Nabi saw: 136) 

Diangkat menjadi Kholifah
Menjelang wafatnya Umar ra, Umar mengangkat dewan musyawarah yang terdiri dari 6 orang untuk mengadakan pemilihan kholifah. Umar berkata:
 Bermusyawarahlah kalian tentang perkara kalian. Jika dua berbanding dua, maka kembalilah bermusyawarah. Jika empat berbanding dua, maka ambillah barisan terbanyak. Jika pendapat sepakat tiga berbanding tiga, maka ikutilah barisan Abdurrahman bin Auf, dengarkan dan taati!
Ketika dalam pemilihan, Abdurrahman bin Auf berbicara empat mata dengan Utsman, katanya: “Jika aku tidak membai’at-mu, siapa yang engkau isyaratkan untuk aku pilih?” Utsman menjawab: “Ali” Kemudian Abdurrahman bin Auf berbicara empat mata dengan Ali dan berkata: “Jika aku tidak membai’atmu, siapa yang engkau isyaratkan untuk aku pilih?”, Ali menjawab: “Utsman”. Kemudian Abdurrahman berbicara empat mata dengan Zubair bin awwam. Dia menjawab: “Utsman dan Ali”. Sa’ad-pun ditanya: “siapa yang engkau isyaratkan untuk aku angkat hai Sa’ad? Tentu saja engkau dan aku tidak menginginkan jabatan tersebut.” Sa’ad menjawab: “Utsman”. Akhirnya Abdurrahman memilih pendapat terbanyak yaitu Utsman bin Affan.
Akhirnya Utsman di-Bai’at dan disetujui oleh seluruh kaum Muslimin pada hari senin tahun 23 H. dan menerima kekholifahannya tahun 24 H

Wafatnya Utsman bin affan
Kebijaksanaan Utsman yang mengangkat para pejabat pemerintah dari qobilahnya sendiri, (Bani Umayyah) telah banyak menimbulkan fitnah, sehingga pada akhirnya menyebabkan terbunuhnya beliau di tangan para pembuat isu (pemberontak) walaupun didukung penuh oleh para shahabat-shahabat yang lain seperti Hasan, Husein, Ibnu Zubair dan Ibnu Umar, akan tetapi para pemberontak tetap berhasil menembus berikade penjagaan khalifah.
Buya Hamka dalam Bukunya (Sejarah Ummat Islam), menggaris bawahi bahwa sejatinya yang menyebabkan timbulnya fitnah adalah karakter pribadi Utsman itu sendiri. Suatu karakter yang sejatinya tidak tercela, bahkan sangat agung dan mulia; sifat malu yang teramat dia miliki serta kelemah-lembutan yang ia sandang telah membawanya tidak berdaya dihadapan siapa saja yang melakukan kesalahan terhadapnya. Sebaliknya sikap pemaaf dan pengampun lebih dominan yang ia berikan kepada siapapun yang melakukan kesalahan. Hal yang berbeda dengan karakter  khalifah sebelumnya (karakter yang agung dan mulia juga- red) yang tidak pernah ada kompromi terhadap segala kesalahan. Sifat pemaaf dan lemah lembut itulah yang pada akhirnya menyebabkan terbunuhnya beliau di tangan para pembuat isu. Setidaknya ada 4 sebab yang membuat Utsman terbunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab:
  1. Banyak para tokoh yang berusaha memfitnah beliau dengan memanfaatkan beberapa kelemahan kepemimpinan beliau seperti pengangkatan pejabat yang bersifat kekerabatan (nefotisme).
  2. Sifat beliau yang dikenal memiliki sifat hayi (pemalu) membuat beliau selalu bersikap memaafkan terhadap tuduhan-tuduhan dan celaan-celaan yang diarahkan kepada beliau.
  3. Pada masa Utsman ada sedikit kemudahan masuknya pihak-pihak luar ke pusat pemerintahan, sehingga tidak lagi dapat terkontrol masuknya tokoh-tokoh yang mencari kesempatan tersebarnya fitnah.
  4. Mudahnya masyarakat terpengaruh oleh propaganda orang-orang yang tidak senang kepada beliau, sehingga cepat sekali menimbulkan kerusakan di tengah-tengah mereka, yang pada puncaknya berhasil membunuh Utsman sendiri.
Akhirnya beliau dibunuh oleh al Ghofiqi dengan pedang yang dimilikinya. Hal itu terjadi pada 18 Dzulhijjah tahun 35 H.
Padahal Ali termasuk salah seorang tokoh besar yang membantu Utsman dalam mempertahankan hidupnya, bahkan mengirim putranya Hasan untuk membantu Utsman dalam mempertahankan diri dari serangan para penyebar fitnah yang sudah tidak terkendali lagi, bahkan Hasan bersumpah untuk mengorbankan dirinya untuk menegakkan Islam dalam membela Utsman. akan tetapi Alloh swt menentukan kematian Utsman di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Semoga alloh swt memberikan rahmat dan ampunanNya kepada beliau.

Referensi:
1.       Tarikh al Islam: 1/ 290-292
2.       Tarikh al Imam al Islamiyah: 22-47
3.       al-Khulafaur Rasyidun Wad Daulah al-Umawiyyah: 73
4.       Khulafaun Nabi saw, Ust. abdul Mun’im al Haasyimi
5.       Sejarah Ummat Islam, Buya Hamka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar