بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
- Siroh Khulafa Rasyidin, LBKI.
- 101 Sahabat Rosululloh, Pustaka al-Kautsar
- Tarikh islam bagian I (Khulafaur Rasyidin), Lajnah Ilmiah LPD al-Huda
Berinfaq adalah amal yang utama dan suatu amalan mulia yang sangat dianjurkan di dalam islam. Berinfaq sendiri adalah perwujudan dari sikap dermawan, Alloh swt menjelaskan dalam ayat-Nya yang mulia, bahwa berinfaq dapat menjadikan pelakunya memiliki harta yang berlimpah dan keberuntungan yang besar, firmanNya:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (٣٩)
Katakanlah: "Sesungguhnya Robb-ku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu infaqkan (/nafkahkan), Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’: 39)
Umar bin Khoththob ra adalah salah seorang sahabat Nabi saw, beliau memiliki pribadi yang sangat dermawan. Ia senantiasa berinfaq untuk dakwah fi sabilillah. Beliau adalah sosok seorang pemimpin yang sangat peduli terhadap islam dan memang sangat memperhatikan dakwah islam! Mengorbankan segala yang dimilikinya untuk menolong Rosululloh saw.
ketika Rosululloh saw memutuskan untuk menghancurkan kekuatan militer Romawi, beliau saw memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan diri. Para sahabat dengan cepat dan bergegas mempersiapkan perbekalan mereka. Tidak hanya itu, mereka pun berlomba-lomba menafkahkan harta, mengeluarkan sodaqoh untuk perbekalan tentara kaum muslimin. Tak tanggung-tanggung, Umar ra memberikan separuh harta kekayaannya. Dalam perang tabuk ini jumlah pasukan kaum muslimin tidak kurang dari 30.000 prajurit.
Tentang kesungguhan Umar ra dan kebaikannya dalam masalah harta, Abdullah bin Umar ra berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun setelah Rosululloh saw yang begitu bersungguh-sungguh dan paling baik dalam menggunakan hartanya hingga wafat selain Umar bin al-Khoththob.” (Fathul Bari, al-Hafidz Ibn Hajar, 7/49)
Sungguh begitu besar sifat kedermawanan Umar bin Khoththob ra yang mau menginfaqkan hartanya untuk kejayaan Islam, hingga Rosululloh saw pun memberikan jaminan yang besar di akhirat. Lalu, apakah kita tidak merasa cemburu terhadap apa yang Umar bin Khoththob ra lakukan? apakah kita tidak tergugah terhadap apa-apa yang Rosululloh saw berikan kepada Umar bin Khoththob juga ada pada diri kita? Maka, jangan pernah ragu dan yakinkanlah diri kita, bahwa harta yang kita miliki tidak bermanfaat sedikitpun dan tidak kekal kecuali dengan menginfaqkannya untuk Islam, karena hanya Islamlah yang membawa kejayaan, kejayaan di dunia dan kejayaan di akhirat.
Mari...! kita renungkan firman Alloh swt:
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. as-Shoff: 10-13)
Oleh: Abu Hawa, Majalah Intisari Hasmi (hal.31), Vol. 4/ 2010
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (٤٠)وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلا مَا تُؤْمِنُونَ (٤١)
.وَلا بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ (٤٢)تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٤٣)
“Dan bukan pula perkataan tukang tenung. sedikit sekali kalian mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Robb semesta alam.” {QS. Al-Haqqoh (69) : 42-43}بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
طه (١
"Toha"“Lepaskan dia”, kata Rosululloh saw pada keduanya (yang mengapit dan memegangi Umar menuju tempat duduknya Rosululloh). kemudian Beliau memegang baju dan pegangan pedangnya, lalu menarik keras kerah bajunya dengan tarikan yang sangat kuat, seraya bersabda:
“Masuk Islam-lah hai Umar!. Ya Alloh tunjukilah dia!”
“Apakah engkau tidak mau menghentikan tindakanmu wahai Umar, hingga Alloh menurunkan kehinaan dan bencana seperti yang menimpa al Walid bin al Mughiroh? Ya Alloh, inilah Umar bin al Khoththob. Ya Alloh, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khoththob”
Umar kemudian mengucapkan syahadat:
“Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Alloh dan sesungguhnya engkau adalah Rosululloh.”
Akhirnya Umarpun masuk Islam. Semua shahabat yang ada di dalam rumah itu secara serempak bertakbir, hingga takbir mereka menggema dan bisa didengar orang yang ada di Masjidil Harom (pelosok kota Mekkah).
Tak lama kemudian Umar-pun bertanya:
“Wahai Rosululloh, bukankah kita berada dalam kebenaran?”
“Benar” jawab Rosululloh.
“Lalu kenapa kita bersembunyi dengan agama kita?”
Kemudian ia pun meminta Rosululloh saw untuk mengijinkan kaum Muslimin keluar menuju masjid. Lalu merekapun keluar secara terang-terangan pada siang itu yang langsung di pimpin oleh Rosululloh saw, (kemudian ada) Hamzah bin Abdul Muthollib, Umar bin khoththob ra sampai mereka memasuki Masjid, kaum Quraisy dibuat terkejut oleh peristiwa itu, sedangkan kaum Muslimin bersuka cita. Demikian keIslaman Umar merupakan pembuka jalan dan kemenangan bagi dakwah islam serta sebagai awal yang baru untuk berjihad menegakkan panji-panji Ilahi.
(Tarikh Umar bin al Khoththob, hal. 7, 10-11; Mukhtashor Sirat ar Rosul, hal. 102-103; Siroh an Nabawiyah Ibnu Hisyam, 1/343-346)
Referensi: